Tiga tuju

1K 78 2
                                    

Terimakasih sudah mampir dalam hidupku~



























New York, kota indah yang tidak pernah tidur dan hari ini Sasuke sudah ada disana. Ia mengeratkan jaketnya berjalan keluar dari bandara karena disini sudah masuk musim dingin.

Brruggh.. Tak sengaja Sasuke menumbur seseorang karena sibuk mengecek hotel yang sudah ia pesan via online.

"Sorry." Sasuke membungkuk meminta maaf.

"Sasu."

"Papa?"

"Ah.. Kebetulan banget kamu ada disini, Saki__

Drttt.. Drttt.. Ucapan Kizashi terpotong karena mendapat telepon.

"Bentar ya Sasu, ada telepon." Sasuke mengangguk.

"Halo Ma?"

"Papa sudah sampai?"

"Sudah Ma."

"Papa mau dijemput ke bandara?"

"Tidak usah Ma, Papa nanti naik taxi saja, ini juga sudah malam."

"Yasudah kalau gitu Mama tunggu di rumah Pa. Jangan mampir kemana-mana lho."

"Haha.. Iya Ma."

Sambungan telepon pun terputus.

"Oh iya kamu ada perlu apa disini Sas?"

Sasuke tersenyum penuh arti "Itu Pa, aku mau___

"Paman!" Teriak seseorang.

"Eh.. Gaara."

"Tadi Sakura bilang suruh jemput paman di bandara."

"Astaga, harusnya gak perlu. Pasti kamu masih capek baru pulang kerja langsung kesini."

"Ah.. Engak kok__

Krrukkkrrukk suara dari perut Gaara.

Kizashi menaikkan kedua alisnya, "Enggak apa tuh?"

Gaara menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Sedikit lah, tadi lupa makan malam soalnya."

"Yasudah ayo kita cari makan dulu. Sasu mau ikut tidak?"

Sasuke menggeleng, "Tidak Pa, mau langsung ke hotel aja."

"Oh.. Baiklah, Papa duluan ya."

"Permisi." Pamit Gaara, Sasuke tersenyum kecil.

***

Malam semakin larut dan angin malam kian kecang bertiup. Sasuke menatap dari jendela kamar hotelnya cahaya lampu yang menghiasi kota. Begitu terang dan indah.

Malam ini terasa sangat panjang untuknya, tak berkesudahan. Rasanya ingin ia tarik mentari agar hari cepat berganti. Tak sabar rasanya menyabut esok pagi. Memulai perjalanannya dalam memperjuangkan cinta yang selama ini ia sia-siakan. Benar kata orang penyesalan selalu datang di akhir.

Memikirkan esok pagi, sebenarnya ada sedikit terbesit rasa takut dihati Sasuke. Bagaimana jika ia terlambat untuk memulai semuanya, bahkan untuk memulai pencariannya saja Sasuke tidak tahu harus memulai dari mana.

Memikirkan itu membuat semangat Sasuke ciut kembali. Ia mendesah panjang, bagaimana cara memulai perjuangan ini.

"Papa!" Pekiknya tiba-tiba.

FriendZone (SasuSaku Version) *END*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang