Sakura menggeret kopernya setelah mendengar informasi jika pesawatnya akan segera terbang.
Dia memang berencana pergi liburan untuk merilekskan kembali fisik, batin, serta jiwanya. Dia butuh waktu untuk sendiri saat ini.
***
"Apaan sih Sas, aku cuma pergi liburan ke New York."
"Kenapa tidak bilang aku, Mana kau perginya hanya sendirian."
"Kau sedang sibuk dan aku gak mau ganggu."
"Kapan aku pernah sibuk. Argghh.. Apapun itu alasannya kau gak boleh seperti ini. Sekarang cepat kirim posisimu ada dimana dan di hotel apa kau menginap, kirim ke aku dan tunggu aku disana. Tetap dikamar dan jangan keluar sampai aku datang."
"Yak! Sasu__
Protes Sakura terpotong karena sambungan telepon mereka diputus sepihak oleh Sasuke.
"Astaga, Sasu kamu mau kemana?" Tanya Mikoto kaget melihat Sasuke yang turun dengan membawa koper.
"Aku mau nyusul Saki, Mi."
"Kamu berlebihan ih."
"Gak ada yang berlebihan Mi. Saki itu wanita dan gak baik pergi jauh-jauh hanya sendirian. Dia tidur sendirian di kamarnya aja masih takut apa lagi ini di negara orang yang bahkan gak pernah dia datangi."
"Iya deh, tapi Saki baru sampai Sayang, besok aja nyusulnya?"
"Justru itu Mi, pasti nanti malam Saki gak bisa tidur. Kasian kalo dia nahan ngantuk sampai pagi."
"Terserah kamu deh." Pasrah Mikoto.
"Mi, aku berangkat." Pamitnya mencium pipi Mikoto.
"Hati-hati, kalau udah sampai jangan lupa kabarin."
Sasuke mengangguk, kemudian ia menghampiri Ino yang sedang mencuci piring didapur. Ia memegang lengan Ino "Sayang ak__
"Ish.." Decak Ino menghempaskan tangan Sasuke.
Ino balik badan menatap Sasuke penuh amarah. Meskipun ruangan makan dan dapur dibatasi oleh dinding tapi samar-samar Ino masih bisa mendengar perbincangan Sasuke dan Mikoto tadi.
"Apa!" Bentaknya
"Aku mau izin__
"Kalo aku gak ngizinin gimana?"
"Sayang aku harus pergi, Saki sendirian disana."
"Ya kenapa kalo sendirian, kan dia juga yang milih pergi sendirian."
"Tapi kan kamu tau sendiri dia gimana orangnya, ceroboh. Kalau terjadi sesuatu gimana? Apa lagi dia penakut."
"Ya kalau begitu terus kapan dia mandirinya, kalian semua itu terlalu memanjakan dia. lihat sekarang, dia gak bisa apa-apa, terlalu manja dan selalu menyusahkan orang."
Sasuke menatap Ino dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Sakura gak pernah minta untuk diperhatikan tapi kami yang selalu memberi dia perhatian. Dia gak pernah minta bantuan tapi kami selalu memberikannya. Dia juga gak pernah minta apapun tapi kami yang selalu memberi semua yang kami punya."
"Jadi siapa yang disusahkan dan yang menyusahkan?" Tanya Sasuke.
"Sasuke, aku itu tunangan kamu loh." Pekik Ino.
"Ya karena itu aku minta izin ke kamu. Atau kamu ikut juga? Ayo, jatah libur kita masih ada."
"Ga tertarik."
"Sayang, maaf tapi aku akan tetap pergi. Akan ku usahakan pulang cepat aku cuma mau mastiin Sakura aman apa enggak." Pamit Sasuke mencium kening Ino dan berlalu pergi.
***
kurang lebih 14 jam pesawat yang ditumpangi Sasuke mengudara. Rasa bosan berjam-jam didalam pesawat akhirnya terbayar dengan melihat wajah damai Sakura yang sedang tertidur.
Ia meletakkan kopernya dan menghampiri ranjang Sakura.
Disingkirkannya helaian rambut yang menutupi wajah Sakura. Sungguh rasa lelahnya sudah menguap entah kemana. Puas menatap wajah Sakura, kini rasa kantuk mulai menyerangnya. Ia pun berbaring disebelah Saku dan ikut menyusul ke alam mimpi.
KAMU SEDANG MEMBACA
FriendZone (SasuSaku Version) *END*
Fiksi PenggemarCinta pertama atau persahabatan yang telah lama?