Chapter 30

3.7K 578 69
                                    

Two years later

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Two years later..

Jin menginjakkan kakinya di airport Suvarbhumi, Bangkok. Pakaian serba hitam dan juga tertutup itu ia kenakan agar tak ada seorang pun yang mengetahui dirinya. Jin menghembuskan napasnya pelan, ia menarik kopernya. Melakukan perjalanan jauh tanpa adanya penjagaan satu pun adalah sebuah tindakan paling nekat yang Jin lakukan, terlebih ia adalah musisi global yang para penggemarnya tersebar di seluruh penjuru dunia.

Sebenarnya, ini bukan pertama kalinya ia pergi ke Bangkok tanpa adanya penjagaan. Dua tahun yang lalu, sebelum dirinya melakukan wamil ia sudah pernah ke Bangkok meminta restu pada kedua orang tua Athaya. Yang ia dapatkan adalah penolakan mentah-mentah. Satu tahun setelahnya ketika ia mendapat cuti libur wajib militer, Jin langsung menuju Bangkok saat itu juga. Menemui kedua orang tua Athaya dan yang ia dapatkan sama seperti sebelumnya, penolakan keras dari ayah juga ibu sang wanita.

Enam bulan yang lalu, ketika ia menyelesaikan wajib militernya bersama keenam membernya yang lain, ia tidak sempat ke Bangkok karena jadwal mereka yang meluap begitu mudahnya. Prestasi yang mereka torehkan untuk Korea Selatan membuat mereka bisa menyelesaikan lebih cepat wajib militer yang mereka jalani, tidak lama hanya satu tahun tiga bulan.

Jin terus menarik kopernya hingga netra itu menangkap sosok wanita cantik yang berdiri di depannya. Wanita itu berpakaian casual, hanya mengenakan jeans biru juga oversize tshirt putih yang di masukkan, tak lupa topi berwarna senada yang menutupi kepalanya.

Sang wanita berjalan mendekat dan berdiri tepat di depan Jin, "Apa kabar?" tanyanya pelan.

Jin tersenyum kecil dibalik maskernya, ia menarik sang wanita ke dalam pelukannya erat, "Aku baik, bagaimana denganmu?"

Athaya mengangguk pelan, "Aku juga."

Pelukan keduanya terlepas, mereka kembali berjalan menuju mobil sang wanita. Jin tidak terkejut ketika wanita di sampingnya membawa mobil Mercendes Benz keluaran terbaru. Sebelumnya ia sudah pernah menaiki Tesla milik sang wanita.

Mereka masuk ke dalam mobil dengan Athaya yang mengemudi. Sang wanita melirik ke arah sang pria, "Ingin ke apartement?"

Jin menggeleng pelan, "Bolehkah aku langsung bertemu kedua orang tuamu?"

Athaya mengangguk pelan, "Ya, tentu saja." ucapnya pelan.

Dua netra itu memanas, Athaya memutuskan menepikan mobilnya dan berhenti. Dua tangan itu ia gunakan untuk menutup wajahnya dan menangis sejadi-jadinya. Jin yang melihat pun panik, ia membawa Athaya pada pelukannya lembut. Mendekap sang wanita dengan penuh kasih sayang sembari membisikkan kalimat-kalimat penenang.

"Kumohon, jangan menangis.. Bagiku ini sangat menyakitkan Athaya.."

Athaya menggeleng pelan, tangisannya semakin bertambah deras ketika mendengar kalimat yang Jin ucapkan. Ia merasa begitu di perjuangkan oleh seorang pria dan itu adalah Kim Seokjin. Beberapa kali ia menjalin hubungan dengan pria, hanya Jin yang mampu membuatnya merasa paling istimewa.

Son from the FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang