Chapter 14

5.2K 727 64
                                    

Tangan cantik itu tak henti-hentinya mengusap dahi bocah lelaki yang saat ini tertidur dalam dekapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tangan cantik itu tak henti-hentinya mengusap dahi bocah lelaki yang saat ini tertidur dalam dekapannya. Kristal bening itu mulai berjatuhan ketika mengingat kembali cerita bocah kecil itu beberapa saat yang lalu.

Netranya bergerak ke sekitar, Jungkook memutuskan pergi keluar sebentar. Rose bisa merasa bahwa pria tampan itu juga sama terguncangnya ketika mendengar cerita Soobin.

Bagaimana tidak merasa terguncang, ketika mengetahui bahwa kapan kalian akan pergi meninggalkan dunia ini. Meninggalkan buah hati seorang diri di dunia yang begitu besarnya.

Merasa tangisannya semakin menjadi, Rose berlari ke arah balkon dan menumpahkan seluruh air matanya. Dibawah langit malam yang begitu indah, wanita itu malah memilih menangis.

Tangannya semakin mengeratkan pegangannya pada kaca pembatas. Menghiraukan bagaimana jika kaca itu bisa melukai telapak tangannya.

Rose tersentak ketika merasa sebuah jaket tersampir dengan apiknya pada bahunya. Aroma maskulin yang menenangkan, Rose sangat hapal aroma ini.

"Disini sangat dingin."

Rose menolehkan kepalanya ke arah samping setelah mendengar suara itu. Pemuda tampan dengan senyum gigi kelinci sedang berdiri di sampingnya, namun sang pemuda malah dibuat terkejut ketika melihat air mata yang mengalir pada wanita yang ada di hadapannya.

Rose masih memandang Jungkook dengan air mata yang bahkan saat ini bertambah deras.

Pemuda tampan itu merentangkan kedua tangannya lebar-lebar. Memberi isyarat pada wanita di hadapannya. Maka, wanita cantik itu langsung menubrukkan tubuhnya pada sang pemuda. Kedua tangannya melingkar erat pada tubuh pemuda itu.

Tak jauh berbeda, sang pemuda memeluk wanita itu sangat erat. Tangan besarnya melingkar sempurna di pinggang ramping wanita itu.

"Hiks.. Jungkook-ah, apa kita akan meninggalkan Soobin?" Rose bertanya pelan, suara wanita itu teredam pada dada bidang milik Jungkook.

"Tidak, itu tidak akan terjadi."

"Tap-tapi kita akan tiada dan meninggalkan Soobin sendirian."

"Siapa yang akan merawatnya Jungkook-ah?"

"Soobin juga bilang waktunya disini tidak banyak, dia akan kembali ke masa depan, cepat atau lambat."

"Hiks.. hiks... bisakah kita ikut dengannya Jungkook?"

"Ayo kita ikut dengannya ke masa depan Jungkook."

Jungkook semakin mengeratkan pelukannya ketika mendengar racauan menyayat hati. Pemuda itu bahkan ikut menangis tanpa suara.

"Aku tidak akan membiarkannya sendirian disana, aku akan ikut dengannya hiks..hiks.."

"Sst... hei tidak bisa seperti itu." ucap Jungkook.

Son from the FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang