Chapter 33

3.3K 513 84
                                    

Jangan lupa vote dulu ya, jangan buka komen dulu, okayyy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote dulu ya, jangan buka komen dulu, okayyy.. terimakasih.


...

Jungkook bisa merasakan dunianya terasa runtuh ketika ucapan Dokter baru saja mengatakan tentang kondisi Rose, istrinya. Membuat Jungkook hanya dapat terdiam mendudukan tubuhnya di depan ruang operasi dengan kepala tertunduk dan juga tangan yang meremat jemarinya satu sama lain menyembunyikan kepanikannya.

Rematan kuat dengan air mata yang tak kunjung berhenti turun itu menjadi saksi bagaimana hancurnya hati Jungkook karena mengetahui bahwa Rose mengalami pendarahan hebat dan membuatnya mengalami koma.

Hatinya terasa kebas dan juga tubuhnya yang terasa goyah dapat ia rasakan dengan jelas saat memikirkan segala kemungkinan yang ada.

Jungkook mendongak ketika suara isak tangis sang ibu mertua memenuhi pendengarannya. Ia kembali menundukkan kepalanya, menyakitkan.

Elusan lembut pada bahunya membuat ia mendongak. Ia meraih tangan itu dan menggenggamnya erat.

"Rose wanita yang kuat." ujar sang ibu.

Jungkook mengangguk, "Ya, eomma. Dia sangat kuat." ucapnya dengan nada bergetar.

Jungkook melepaskan tangan sang ibu dan beranjak dari duduknya. Sang ibu yang hendak mengikuti Jungkook terhenti ketika sang suami menarik pelan bahunya, "Dia butuh waktu sendiri." ujar Appa Jeon pelan.

Maka disinilah Jungkook sekarang, disebuah ruang khusus menatap inkubator didepannya. Menatap bayi merah yang tubuhnya terpasang kabel. Tangan itu gemetar ketika ia menempelkannya pada inkubator tersebut. Menyakitkan. Rasanya menyakitkan melihat dua orang yang paling ia sayangi sedang berjuang sedangkan ia tak bisa berbuat apa-apa hingga tubuh tegap itu luruh ke lantai jatuh terduduk dengan tangisan pilunya.

"Ungh.."

Jungkook mendongak ketika ia mendengar lenguhan pelan tersebut. Dengan cepat ia berdiri menatap ke arah sang bayi yang tanpa ia duga putranya membuka matanya. Jungkook menghapus kasar air matanya, tangan besar itu sengaja ia tempelkan pada inkubator sang bayi. Jungkook tersenyum ketika putranya mengangkat tangannya dan seperti berusaha menyentuh tangan besarnya.

"Baby hei.. Daddy disini, nak." ucapnya lembut.

"Sudah bangun ya dari tidurnya." lanjutnya terkekeh pelan.

"Maaf ya, Daddy belum bisa membawa baby pada Mommy. Tapi jangan sedih ya nak, Daddy yakin sebentar lagi Mommy akan bangun dan menggendong baby, kita akan berkumpul bersama."

"Putra Daddy tampan sekali."

"Jeon Soobin.."

"Namamu Jeon Soobin putra dari Jeon Jungkook. Semoga kelak kau akan menjadi anak yang pemberani, semoga semua impianmu tercapai, semoga kebahagiaan selalu menyertaimu, nak."

Son from the FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang