Chapter 36

2.1K 316 53
                                    

Voter ke berapa nih???Dipantau bang jeykey sama neng ochi, jangan lupa voment nihh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Voter ke berapa nih???
Dipantau bang jeykey sama neng ochi, jangan lupa voment nihh


.
.
.
.

Suara tangis bayi berumur enam bulan itu menggema ke seluruh ruangan. Tangisannya terdengar pilu dalam gendongan sang nenek. Claire berusaha menenangkan tangisan cucunya itu dengan berbagai cara tapi tidak satupun yang berhasil membuat si kecil tenang.

Rose hanya mampu berdiri diambang pintu, bukan tanpa alasan, Soobin selalu menangis keras ketika ia berusaha mendekatinya. Dua netranya bergetar, ia tidak bisa melakukan apapun untuk putranya. Sudah dua minggu sejak ia pulang dari rumah sakit, si kecil tampak enggan didekati.

Enam bulan bayi kecil itu tumbuh tanpa ada Rose disisinya membuat si bayi terbiasa tanpa ada sang ibu. Soobin hanya mengunjunginya sebanyak tiga kali saat dirumah sakit, ibunya dan mertuanya yang melarang, bukan tanpa alasan karna bagaimanapun rumah sakit adalah sumber penyakit dan itu tidak baik bagi bayi kecil itu.

Enam bulan bukan waktu yang sebentar, si kecil sudah terbiasa tanpanya dan itu membuat Rose berkecil hati. Rose merasa hubungannya dengan sang anak menjadi asing, sangat asing.

Gesekan sepatu yang beradu dengan lantai membuat Rose menoleh. Itu suaminya, baru saja pulang dari premier film terbarunya dengan Jisoo. Sempatkan ciuman kecil didahi sang istri, Jungkook tersenyum, "Aku pulang, sayang."

Jungkook gesit memasuki kamar sang putra, praktis tangisan Soobin berhenti, "Jagoan, tunggu sebentar bisa? Daddy bersih-bersih dulu ya, nak." Ujar Jungkook cepat memasuki kamar mandi yang ada dikamar sang putra.

Tiga menit setelahnya, Jungkook keluar dengan kaus putih juga celana pendek selutut. Tangan besar dengan beberapa tatto itu segera mengambil sang putra dari gendongan ibu mertuanya, "Mommy istirahatlah, terimakasih sudah menjaga Soobin."

Claire hanya menggeleng pelan, "Jangan begitu, sayang. Soobin juga cucu Mommy."

Jungkook mengangguk dengan senyuman, fokusnya kembali pada sang putra yang tampak rakus meminum susu dari botolnya.

Claire memutuskan keluar meninggalkan ayah dan anak itu. Tersenyum menenangkan sang putri dan ia ajak menuju kamarnya guna beristirahat. Sang ibu membantu Rose bersandar di headboard, memasang selimut hingga batas perut, Claire duduk disamping sang putri.

"Mommy.. Soobin.."

Dipeluknya si bungsu, usapan lembut pada punggung sang putri, "Sst... pelan-pelan ya, sayang."

Rose menumpahkan air matanya dalam pelukan sang ibu, "Ada jarak yang begitu jauh antara kami, Mom. Jarak itu sangat jauh, bahkan ketika aku berada di ambang pintu dia menangis kencang.

Mommy, apakah selamanya akan begitu? Apakah jarak antara aku dengan putraku tidak bisa hilang?"

Melihat putrinya yang menangis sesenggukkan berhasil membuat Claire meneteskan air matanya, "Sayang, hei.. Dengarkan Mommy, teruslah berusaha, pelan-pelan nak. Jangan menyerah, bagaimanapun juga kau ibunya, kau yang melahirkannya bertaruh nyawa. Sejauh apapun jaraknya, tidak ada yang bisa memisahkan kalian. Tidak ada, sayang."

Son from the FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang