13 - NIGHT RIDE

621 26 0
                                    

EITSSS...!!! SEBELUM LANJUT KE PART SELANJUTNYA, KALIAN BOLEH VOTE DAN COMMENT DULU YA GUYS! MAKASIH.

***

"Gimana Ga, orang tua lo aman?" Ujar laki-laki bernama Ravish.

"Ya.. seperti biasa, cuma berani ngebacot sama bi minah aja. Gue dateng juga mereka udah cabut kerja lagi," jelasnya.

"Sabar ye bro," ujar Eric menguatkan Arga.

"Santai."

***

Langkah kaki perempuan bernama Aleka menghampiri keempat temannya, yang saling duduk berdekatan, "Makan dimana nih?".

"Di kelas aja kali ya, gak mood banget gue ke katin," jawab Andiena.

"Iya, di sini aja," kata Abhita menambahkan.

"Oke."

Saat pulang sekolah kemarin, mereka memang berencana membawa bekal dari rumah. Dan saat jam istirahat tiba, mereka semua mulai menyantap bekal yang telah dibawa.

"Guys, nanti malam kalian sibuk gak?" Tanya Abhita sambil mengunyah roti yang di olesi selai kacang itu.

Dengan semangat Tarani menjawab "Nggak ko-nggak ko, mau kemana nih kita?".

"Woi! Telen dulu napa tuh nasi, jijay banget gue!" Cetus Safana.

"Bawel lo!"

Abhita hanya tersenyum melihat mulut Tarani yang dipenuhi oleh nasi, hingga ia kesulitan untuk berbicara, "Niatnya si gue mau ngajak kalian night ride gitu, tapi kalo gak pada sibuk aja."

"Gue setuju banget sama niat lo, gila!" Balas Tarani heboh.

"Iya, gue juga. Udah lama banget gue gak nr," ujar Andiena.

Abhita terkejut oleh respon keempat temannya itu. Padahal baru seminggu mereka kenal, namun sudah akrab melebihi persahabatan yang berusia dua tahunan.

"Kumpul dimana?" Tanya Abhita seperti leader dari mereka.

"Rumah lo aja." Balas Andiena.

"Oke, gue tunggu jam tujuh ya."

"Oke siap bos!!!"

Tak heran jika mereka sangat antusias soal night ride, apalagi motor. Salah satu alasan kenapa mereka bisa sedekat ini juga karena hobi yang sama, yaitu motor. 

Walapun gaya berpakaian mereka seperti laki-laki jika sedang di jalanan, namun mereka juga seperti perempuan pada umumnya, membutuhkan sosok pendamping hehe.

Dan kebetulan memang mereka berlima belum ada yang memiliki pendamping, "Eh kita tujuannya kemana Bhit? kalo bisa yang banyak cogan ya hehe," ujar Aleka si biang caper.

"YE DASAR CAPER LO!" Seru Tarani.

"BOMAT!"

***

Matahari perlahan mulai terbenam dan lampu-lampu terlihat menyala menerangi jalan. Hari semakin malam, Abhita yang tengah bersiap-siap mendengar suara dari depan gerbang rumahnya.

"Abhita.."

Suara perempuan memanggil namanya, ia bergegas menuruni anak tangga yang ada dirumahnya itu dan segera menghampiri suara tersebut.

Melihat seorang perempuan mengenakan helm full face sambil tertawa pelan, membuat Abhita mengenalinya lewat motor yang ia tunggangi itu. "Buset! baru jam segini, udah dateng aja lo."

"Hehe, tadi di daerah rumah gue udah gerimis." Balasnya.

"Yaudah, masuk dulu sini. Sambil nunggu anak-anak."

Perempuan tersebut mulai mengindupkan mesin motornya dan meletakkannya di garasi rumah Abhita. 

"Gapapa nih gue masuk Bhit?" 

"Iya Aleka, nyantai aja kali." Balas Abhita sambil berjalan memasuki rumahnya.

***

Setelah puas mengelilingi kota jakarta pada malam hari, mereka tiba di suatu tempat makan ditepi jalan. Diawali Abhita yang meletakkan motornya di bibir jalan dan di lanjutkan oleh keempat temannya. Kini kuda besi mereka terlihat gagah, dengan gaya berbaris rapi di tepi jalan kota.

Terdengar suara lapar dari perut Safana, yang membuat keempat temannya itu menertawakannya, "Guys mau pesan apa? gue udah laper banget nih."

"HAHA.. gue nasi goreng aja," saut Tarani.

"Gue sate taichan," kata Aleka.

"Lo apa Bhit, Dien?" Tanya Safana sambil mencatat pesannya.

"Gue kopi aja," ujar Abhita

"Gue matcha ya." Balas Safana.

"Lo kopi apa Bhit?" Tanyanya lagi.

Abhita dengan santai menjawab "Brown sugar." Sambil melepaskan sarung tangannya.

"Oke."

Safana mulai berjalan membawa kertas bertuliskan pesanan mereka, ke arah penjual.

Tak butuh waktu lama, pesanan pun tiba di hadapan mereka. Dan Safana mulai membagikan sesuai apa yang telah mereka pesan tadi.

Setelah mereka selesai menyantap makanan tersebut dan membayarnya, tiba-tiba terlihat dari kejauhan seorang laki-laki yang sedang berjalan menghampiri mereka, dengan mengenakan  jaket hitam dan kalung rante berinisial 'A' yang melingkar dilehernya, membuat Andiena teringat sesuatu.

"Hai cantik, apa kabar?" Tanya laki-laki bersuara berat.

"Apaan si lo!"

Laki-laki tersebut semakin mendekatkan wajahnya tepat didepan wajah Andiena, dan berbisik "Sekarang, lo gak bakal bisa lolos lagi dari gue."

"STOP GANGGU HIDUP GUE LAGI!"

"Hidup lo akan selamanya jadi milik gue, ngerti?" Ancam laki-laki itu seperti orang yang sedang mabuk.

Buk!

Suara pukulan Abhita dari belakang yang mengenai punggung laki-laki kurang hajar itu. Tak hanya Abhita, Taranipun ikut memukulinya. Ditambah Aleka yang menarik rambut gondrongnya dan Safana yang sengaja menyiram sisa matcha tepat di wajah laki-laki itu.

Setelah mereka melakukan aksi yang tak terduga, mereka bergegas meninggalkan laki-laki itu dan menjadi sorotan banyak orang.

Ternyata aksi mereka tak membuatnya kapok, laki-laki itu mulai bangkit dan mengejar mereka menggunakan motor, bersama ketiga temannya yang sedari tadi menunggu di ujung jalan.

Kini Abhita, Andiena, Aleka, Safana, dan Tarani beradu kecepatan di jalan, bersama keempat laki-laki brengsek itu.

"Ikutin gue, ke jalan pintas," ucap Abhita kepada keempat temannya.

***

Untuk next part boleh vote dan spam comment yak, biar biilah tambah semangat lagi nulisnya.

Oiya biilah juga mau kasih tau nih, kalo sekarang Black Eagle juga punya official account lho. Jangan lupa follow ya!

Intagram :
@_____blackeagle1
@wattpadbiilah

A QUADRAT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang