Happy Reading!
Keesokan paginya, Abhita berjalan memasuki area sekolah. Ketika ia hendak berjalan di koridor, terdengar suara dari belakang tubuhnya memanggil namanya.
"ABHITA!"
Abhita menghentikan langkahnya, dan membalikan tubuhnya ke arah suara tersebut.
"Ka Ravish?"
Ravish berlari menyusul Abhita yang sudah berada di depan kelasnya.
"Ngapain si lo, ka. Masih pagi udah lari-larian?" tanya Abhita.
"Lo udah dikasih tau sama teman-teman lo?" tanya Ravish dengan nada yang terbata-bata.
Abhita mengerutkan keningnya, seolah bingung. Entah apa yang dimaksud manusia dihadapannya ini.
"Kasih tau? Apa si ka, maksud lo?"
"Itu. Soal..."
"Selamat pagi sahabatku yang cantik nan gagah perkasa." sambut Tarani yang tiba-tiba muncul ditengah-tengah mereka.
Abhita memandang sinis Tarani yang sedang berusaha untuk memujinya.
"Lo ngapain ada disini, ka??" tanya Tarani pada Ravish.
Ravish tak membalas pertanyaan Tarani dan segera berpamitan untuk menuju kelasnya. "Gapapa. Kalo gitu, gue duluan ke kelas ya. Bye."
"Kenapa si tuh orang, aneh banget." kata Abhita dengan pandangan yang tak lepas dari langkah Ravish.
"Udah gak usah dipikirin. Masuk yuk." ajak Tarani.
***
Kring...! Kring...! Kring..!
Bunyi bel itu menandakan waktu istirahat telah tiba. Semua siswa dan siswi SMA Swatantra siap meramaikan kantin.
Abhita dan Safana mengunjungi stand bertuliskan "Sedia : Soto ayam + Nasi 15k". Entah kenapa, safana tiba-tiba mengajak Abhita untuk mencicipi menu ini.
"Bu. Mau soto sama nasinya dua ya." pinta Safana kepada ibu yang mengenakan apron.
"Oh, iya neng. Sebentar ya."
"Oke, bu."
Disisi lain Andiena dan Tarani menghampiri stand siomay legend yang terkenal di sekolah itu dan segera memesannya juga.
Sedangkan Aleka, ia pergi untuk membeli salad buah kesukaannya, di tempat stand jus dan minuman lainnya.
Ketika makanan dan minuman yang mereka pesan sudah berada ditangan mereka masing-masing, kini waktunya mereka untuk mencari kursi kosong di tengah padatnya siswa dan siswi SMA Swatantra
"Gila. Gak ada yang kosong." ujar Tarani sambil menggerakan kepalanya, kekanan dan kekiri.
"Padahal pas banget bel bunyi, kita langsung keluar lho." balas Aleka.
Ketiga temannya tak angkat bicara. Namun Abhita tak sengaja melihat kursi kosong hanya disudut pojok kantin, yang berarti itu adalah singgasana Black Eagle.
Entah kemana perginya kelima lelaki so jagoan itu, namun keberadaannya tak nampak dihadapan Abhita saat ini.
"Nah. Itu kosong tuh." tunjuk Aleka menggunakan bibirnya, sebab kedua tangannya dipenuhi oleh salad buah dan lecy tea kesukaannya.
Tarani, Safana, Andiena, dan juga Abhita melihat ke arah yang ditunjuk Aleka. Dan benar saja, maksud Aleka itu singgasana Black Eagle.
"Waduh. Kayanya gak mungkin deh kalo kita duduk disitu." kata Tarani.
KAMU SEDANG MEMBACA
A QUADRAT [END]
Fiksi RemajaArgani Bamantara, biasa di panggil Arga. Pria yang manjadi incaran setiap wanita. Dengan pribadi yang sederhana, tegas, cuek dan berwibawa, menjadikan ia salah satu pria yang paling di segani di sekolah. Siapa yang tidak mengenalnya, ia juga memimpi...