23 - PERTEMUAN PERTAMA

479 16 0
                                    

Happy Reading!

Kantin sekolah terasa sesak akibat Shieta yang lagi-lagi berulah.

"Gak ada bosen-bosen tuh cewek." kata Safana pada keempat temannya.

"Iya, ko ada ya cewek kaya iblis gitu?" tanya Aleka.

"Adalah. Itu buktinya dia!" balas Tarani masih dendam.

Abhita dan Andiena memandangi Shieta dengan sinis, sambil mengaduk kuah bakso dihadapannya.

Black Eagle yang baru saja datang langsung menduduki singgasananya di sudut kantin.

Mereka hanya memandangi Shieta dari kejauhan, tanpa ikut campur sedikitpun.

"Shieta.. Shieta... Tuh cewek hatinya terbuat dari apa ya?" tanya Jivan pada keempat temannya.

"Dari Api." jawab Harel singkat.

"Setan dong?" balas Jivan lagi.

Eric yang semula tidak mau ikut berdebatan kedua temannya itu, kini justru menjawab pertanyaan Jivan. "Nah. Tuh lo tau!"

"Ah, tapi masa setan cantik?" ujar Jivan sambil menggaruk dagunya, seolah bingung.

Arga sangat muak dengan julukan 'cantik' yang diberikan oleh Jivan untuk Shieta, hal itu membuat dirinya bangkit dari kursi dan segera memesan minuman favoritnya yaitu ice americano.

Arga memang sangat menyukai minuman yang berbahan dasar kopi. Bahkan ia sangat paham cara mengelolanya, mulai dari biji kopi hingga menjadi minuman yang sering ia sajikan.

"Eh! Yang bilang Shieta cantik tuh cuma lo doang kunyuk!" jawab Harel dengan nada tingginya.

"Nah itulah. Seleranya aja modelan begitu, gimana mau dapatin Tarani?" kata Ravish tiba-tiba menggodanya.

Jivan dengan sigap menoleh ke arah Tarani yang sedang tertawa kecil bersama keempat temannya.

"Masya allah, bidadari surgaku." katanya sambil memeluk tubuhnya sendiri.

Eric, Harel, dan Ravish hanya menggelengkan kepalanya mendengar itu. Sedangkan Arga yang sudah kembali bersama mereka, langsung menuangkan air milik Harel ke tangannya dan membuangnya tepat di wajah Jivan.

Cuih!

"Apa-apaan si lo, Ga?" kata Jivan tak terima.

"Itu biar lo cepet sadar! Jangan halu terus." balas Eric sambil menertawakannya.

Disisi lain Aleka yang melihat keberadaan anggota Black Eagle di tengah-tengah keramaian kantin, segera menghampiri mereka.

"Bentar ya guys." katanya pada keempat temannya.

Langkah Aleka saat berjalan menuju geng penguasa sekolah itu, disadari oleh Ravish.

"Hai kak, sorry kalo gue ganggu."

"Ngga ko. Gak ganggu." jawab Ravish sambil merapihkan rambut, yang awalnya berantakan.

"Gak usah caper kali bro." kata Harel tiba-tiba berbicara.

Arga yang tengah asik mengaduk minuman sambil memainkan ponselnya, seolah tak peduli akan kehadiran Aleka dihadapannya.

"Ya, ada apa Aleka..?" tanya Jivan lembut, seolah ingin membuat Ravish cemburu padanya.

"Gini ka. Soal motor gue sama teman-teman gue, jadinya gimana ya?"

Ravish melempar pertanyaan itu kepada mekanik mereka, yang tepat berada disampingnya. "Bagaimana bos Eric?"

"Oh, soal itu. Kayanya baru jadi nanti sore deh. Karena anak buah gue juga keteter banget samalam ngerjainnya. Kan lo tau sendiri banyak banget kerusakan dimotor itu." jawabnya.

A QUADRAT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang