16 - SEKOLAH

630 26 0
                                    

Hi, frend! Enjoy this story :)

***

Black eagle tengah kumpul di parkiran sekolahnya. Memang sudah menjadi tradisi, selain basecamp dan bengkel Eric, kini lahan parkirpun menjadi tempat berkumpulnya siswa nakal dan penguasa sekolah itu.

"Good morningg... Orang tampan datang!!!" Teriak Jivan sambil meletakkan motornya di samping motor Eric.

"Tampan kaya orang utan, maksud lo?" Tanya Harel.

"Nih orang emang ngeselin banget ya! Gak bisa lihat gue seneng, bentar aja gitu?!"

"Hahaha, iya-iya maaf babang Jivan yang tamvan."

Jivan dan Harel memang tak bisa di satukan layaknya supporter persija dan persib, adu mulut udah menjadi asupan mereka setiap hari. Sampai-sampai anggota black eagle lainnya lelah melerai mereka.

Jivan mulai berjalan menghampiri keempat temannya itu, "Gimana bro semalam? mantap gak?" Tanyanya.

"Mantap-mantap! emang abis ngapain dongo?" Tanya Eric.

"Lo kali Van, yang abis check in sama Tarani," ucap Ravish pada Jivan.

"Dih, maksud gue tuh gimana perasaan lo pada pas abis nganterin mereka, Udah ngeres duluan si otak lo berdua!"

"LO AJA BAHASANYA GAK JELAS, IDIOT!" Seru Ravish.

Jivan hanya tertawa melihat Ravish kesal.

"Eh, tapi ternyata Tarani orangnya asik ege."

Eric menatap serius wajah Jivan, "Yah, inimah udah fix si." Katanya.

"Fix apaan tai?"

"FIX JATUH CINTA"

Jivan tertawa kegirangan mendengar perkataan Eric barusan, "So tau lo!" Serunya.

"Yaelah, kegep kali nyet." Ucap Ravish.

"Makanya Van, jangan ribut mulu. Kalo udah jatuh cintakan ribet ngatur strateginya karena kegedean gengsi." Ucap Harel sambil melirik Arga.

"Lah, guemah kalo udah demen gak ada gengsi-gengsian. Gas aja udah," balas Jivan.

Selain untuk menasehati Jivan, Argapun merasa perkataan Harel tadi juga untuknya.

"Jadi benar nih gas terus?" Tanya Eric.

"Benarlah! Mulai detik ini, gue bakal berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan cintanya. Asekkk!!!" Ucap Jivan sambil mengangkat tangan kanannya, dengan jari yang terkepal, layaknya seorang mahasiswa yang sedang melaksanakan aksi demo.

Eric tiba-tiba merangkul Jivan yang sedang berdiri di hadapannya. "Gue dukung lo!" Ucapnya.

"Gokil, nih baru kawan gue!" Balas Jivan membalas rangkulan Eric.

"Alah! Bilang aja, kalo lo juga suka sama Andiena," kata Harel.

"Hahaha, tau aja. Harel si peka,"

Kring! Kring! Kring!

Mendengar bel masuk telah berbunyi, merekapun mulai memasuki kelasnya.

A QUADRAT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang