30 - DUA JAGOAN

414 12 0
                                    

Hai.. hai.. apa kabs?
Sebelum baca tinggalin
Comment dan votenya dulu dong, ditunggu ya.

Happy Reading..!

Pagi ini tidak seperti biasanya, mentari tampak bersembunyi dibalik awan yang membuat cuacanya sedikit teduh.

Arga, Jivan, Harel, dan Eric yang sudah berada di base camp sejak pukul empat pagi dini hari, sedang menunggu kehadiran Ravish, Abhita, dan keempat temannya.

"Gerimis lagi nih." ujar Jivan sambil menadah rintikan air di luar bengkel Eric.

Arga, Harel, dan Eric mulai khawatir akan cuaca hari ini.

"Ravish kemana si?" tanya Eric resah.

"Coba telepon, van." saran Arga.

Tanpa berlama-lama lagi, Jivan segera mengambil handphone di saku celana jeansnya, dan menelepon Ravish.

Saat mereka menunggu kabar Ravish dari Jivan, terlihat dari kajauhan lampu motor yang diduga motor Ravish menghampiri mereka.

"Lah? ko lo bisa sama Aleka?" tanya Eric bingung.

Jivan mengakhiri panggilan teleponnya, dan segera mandekati Ravish, "Wah-wah, ada yang gak beres nih. Jangan-jangan kalian abis-"

Arga dengan cepat menutup bibir Jivan dengan tangan kirinya, yang membuat Jivan tak bisa berkata-kata lagi.

"Teman lo yang lainnya mana?" tanya Arga pada Aleka.

"E.. paling sebentar lagi sampe ka."

"Baguslah."

Arga melepaskan bibir Jivan dari sekapan tangannya, dan berjalan ke arah kursi kayu untuk menunggu kehadiran Abhita dan ketiga temannya.

Disisi lain Eric yang masih penasaran kenapa Ravish bisa datang bersama Aleka, terus melontarkan pertanyaan pada wakil ketua osis itu, "Ko lo bisa sama nih cewe si, vish?"

Ravish tersenyum melihat wajah sohibnya yang amat sangat penasaran, "Motor dia bermasalah, jadi gue jemput."

"Oh, gitu. Kirain." cetus Harel yang sedari tadi ikut mendengarkan perbincangan mereka.

Tak lama kemudian, motor Abhita, Andiena, Safana, dan Tarani telah mendarat mulus di samping motor anggota Black Eagle.

Keempat perempuan itu menghampiri anggota Black Eagle satu persatu untuk saling bersalaman sebelum keberangkatan.

"Lo naik sama gue ya?" pinta Eric pada Andiena.

"Pagi-pagi udah modus aja bang." cetus Jivan sambil mengenakan sarung tangan, seolah tak melihat perlakuan Eric.

"Dih, nyamber aja lo!"

Jivan hanya tertawa sambil berjalan menghampiri kuda besinya.

"Kayanya gue bawa motor sendiri aja deh ka, kaya yang lainnya. Maaf ya ka." kata Andiena sambil tersenyum.

Kini mereka berangkat dengan formasi Jivan dan Harel berada dipaling depan, Ravish, Abhita, dan ke tiga perempuan lainnya mengisi posisi tengah, sedangkan Arga dan Eric selalu siap menjaga mereka dari belakang.

***

Sesampainya mereka ditempat tujuan yaitu di sentul, Aleka bergegas mencari tempat duduk untuk para sahabatnya sekaligus anggota Black Eagle.

Kali ini Aleka tidak bisa duduk berdampingan dengan Ravish, sebab menghargai senior yang lainnya.

Andiena, Tarani, dan juga Safana sudah lebih dulu menduduki kursi pilihan Aleka. Sedangkan Abhita masih sibuk meletakan kuda besinya bersama Jivan, karena tempat tersebut terlalu ramai pengunjungnya.

A QUADRAT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang