33 - HAMPIR

273 11 0
                                    

Selamat Membaca
Jangan lupa vote yak 🤍

Matahari menenggelamkan dirinya dengan cantik sore ini. Semua yang berada di Base camp pun terpukau melihat keindahannya.

Kini sudah ada anggota Black Eagle, Monarch, Corvus, Orion, dan beberapa geng motor lainnya yang turut andil dalam agenda tahunan ini. Tak lupa juga dengan Abhita dan keempat sahabatnya yang akan ikut serta untuk memeriahkan acara.

"Jadi, gimana konsep kita tahun ini, Ga? tanya Aksal, ketua geng motor Corvus.

"Ga. Coba lo jelasin." pinta om Fikar.

Bukan Arga namanya kalo gak bisa mimpin. Dengan gagahnya ia segera berdiri di tengah-tengah anggota yang hadir malam ini, untuk menjelaskan konsep yang sudah ia buat bersama anggota inti Black Eagle, berserta om Fikar.

"Selamat malam semua. Sebelumnya saya ingin berterimakasih kepada Om Fikar dan om-om lainnya, yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu namanya, namun tidak mengurangi rasa hormat saya kepada mereka semua." ucap Arga dengan pandangan yang tertuju pada beberapa seniornya.

"Tujuan saya berdiri di sini, saya ingin memberitahukan prihal konsep untuk acara kita nanti." lanjutnya.

Setelah Arga selesai memaparkan konsep yang sudah di rancang itu, Om Fikar segera bangkit dari kursinya dan menghampiri Arga yang masih berdiri.

"Oke semuanya, mungkin Arga lupa. Jadi pada acara kita tahun ini, kita kedatangan tamu spesial yang siap ikut serta membantu serta memeriahkan acara ini. Please welcome, Abhita." sambut panutan ketua Black Eagle itu.

Mendengar namanya di panggil oleh orang paling berpengaruh diantara mereka yang hadir malam ini, Abhita pun memberanikan dirinya untuk menghampiri Om Fikar yang tengah berdiri di samping kanan Arga.

Prok! Prok!

Tepuk tangan dari mereka yang hadir, mengiringi langkah Abhita.

"Kenalin, ini Abhita. Dia bersama keempat sahabatnya yang akan membantu kita. Dan Abhita ini, wakilnya Arga." ujar Om Fikar lagi.

Mendengar perkataan itu Abhita dan Arga saling memandang satu sama lain, dengan durasi yang cukup singkat.

"Silahkan Abhita, perkenalkan dirinya." kata Om Fikar sambil melangkahkan menuju kursi semula.

Kini tersisa Arga dan Abhita yang sedang berdiri menghadap puluhan orang dihadapannya.

"Oke. Perkenalkan nama saya Abhita Nareswari, panggil aja Abhita. Untuk acara nanti saya dipilih sebagai wakil ketua dari ka Arga. Terimakasih." jelas Abhita sambil tersenyum manis.

"Ko manggilnya kakak si?"

"Namanya indah, kaya orangnya."

Itulah jeritan laki-laki usil yang siap menggoda Abhita.

Disisi lain, Arga yang tampak kesal mendengarnya, namun secara profesional ia mempersilahkan Abhita untuk melanjutkan pembahasan malam hari ini hingga tuntas.

"Lo aja yang ngejelasin." bisik Arga sambil memberi secarik kertas putih kepadanya.

"T-tapi ka, gue.."

"Bisa! Gue percaya sama lo."

Abhita memang termasuk perempuan pemberani dalam banyak hal, namun tidak dengan berdiri di depan banyak orang, apalagi harus berbicara layaknya guru.

Namun apa boleh buat? ketua yang sudah memerintahkan dirinya.

Tanpa berlama-lama lagi, Abhita mulai memposisikan dirinya senyaman mungkin, untuk berbicara.

A QUADRAT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang