27 - KABAR BAIK

467 17 0
                                    

Hai.. hai.. apa kabs?
Sebelum baca tinggalin
Comment dan votenya dulu dong, ditunggu ya.

Happy Reading!

Mentari pagi telah menyinari bumi. Semua kendaraan berlomba-lomba untuk mencapai tujuan, termasuk Eric dan Ravish.

Sesampainya di kelas, mereka disambut oleh Jivan dan Harel yang sudah lebih dulu datang.

"Keasikan pacaran si, untung gak telat." gerutu Jivan.

Kelas yang semula sejuk kini mendadak berubah menjadi panas.

"Maksud lo apa, ngomong begitu?" tanya Eric menanggapi celotehan Jivan.

"Ya, lo pikir aja sendiri! Otak lo masih berfungsikan?" jawab Harel membela Jivan.

Eric tak bisa menahan amarahnya mendengar ucapan Harel. Ia melayangkan pukulannya tepat di wajah pria tampan itu.

Bug..!

Wajahnya memerah, membuat ia semakin brutal menghabisi sahabatnya, "Bangsat!"

"Udah, udah stop!" ujar Ravish yang kesulitan menahan aksi Eric.

Disisi lain Harel tak membalas pukulan panglima tempur itu dengan pukulan juga, melainkan dengan kalimat yang membuat Ravish juga ikut naik pitam.

"Kenapa marah, hah? Emang benerkan, kalian lagi asik pacaran, sampai lupa teman sendiri?!" ucap Harel sambil mendekati wajahnya tepat dihadapan Eric.

Lagi-lagi Eric tak bisa menahan emosinya. Kini nafasnya tak beraturan, kedua alisnya seperti dipersatukan, dan tangan kanannya terkepal kuat seolah siap memukul wajah Harel untuk kedua kalinya.

Ravish menyingkirkan Eric dari hadapan Harel. Kini ia yang berhadapan dengan pria cool itu, "Kita gak pernah ngelupain teman, apalagi Arga!"

"Halah, Basi!" geram Jivan.

"Gue tau kita salah, kita gak nepatin rencana awal kita," kata Ravish sambil melirik Eric, "Oke. Kita benar-benar minta maaf soal ini."

Harel menunjukan senyum tawarnya, "Apa lo bilang? minta maaf?"

"Soal penyerangan ini, biar gua sama Harel yang urus. Lo sama Eric cukup urus perempuan itu aja. Selesaikan?" tegas Jivan.

Berbeda dengan Eric yang sudah hampir mendaratkan pukulannya di wajah Jivan, Ravish lebih tenang menghadapi ketiga sahabatnya ini.

"Gak usah bawa-bawa mereka." pinta Ravish.

"Lo berduakan yang bikin mereka kebawa-bawa?" balas Jivan.

Ravish menarik nafasnya panjang, berusaha agar dirinya tidak melukai badut Black Eagle itu, "Yaudah, oke. Sekali lagi gue sama Eric say sorry banget sama kalian. Gua janji setelah pulang sekolah ini, kita serang mereka."

Jivan dan Harel tidak menghiraukan perkataan Ravish barusan. Mereka berdua membalikan tubuhnya membelakangi Ravish dan Eric, layaknya tak peduli.

"Kalo emang lo berdua gak mau ikut, biar gue sama Eric yang jalan." tegas Ravish yang juga membalikan tubuhnya dan meletakkan bokongnya di kursi miliknya.

Kring..!

Bunyi bel masuk telah berbunyi, hal itu juga yang menandakan telah berakhir pula perdebatan mereka berempat. Kini seluruh Siswa dan siswi SMA Swantantra akan melangsungkan pelajaran di jam pertamanya.

Suasananya kini sedikit berbeda. Eric yang masih menahan amarahnya, Ravish dan Harel yang berusaha fokus pada guru yang berada dihadapannya, dan Jivan yang sesekali memandangi kursi kosong milik ketua gengnya, yang tepat disampingnya.

A QUADRAT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang