6. Resepsi

20.7K 937 16
                                    

Chapter 6 update nihhhh! Ramein kuyyy!

Gimana perasaan kalian kalau baca cerita ini?

Semoga seneng ya, jangan lupa share-sharein ya ke temen-temen kalian

Thankyouuuu

Now enjoy and happy reading!!( ˘ ³˘)♥

*****

Retta segera merebahkan tubuhnya di kasur yang empuk itu meninggalkan Helios dengan kedua kopernya di depan pintu. Satu miliknya, satu lagi milik si kebo Retta.

Helios menutup pintu dan memasuki kamar. Kepalanya seketika dibuat menggelengkan ketika melihat Retta sudah tertidur padahal baru saja merebahkan dirinya.

"Ta, bangun dulu. Ganti baju dulu, yuk," Retta hanya menggeliat kemudian kembali tertidur.

Helios mencoba beberapa kali dengan berbagai cara tetapi tak kunjung bangun. Dengan terpaksa dia melakukannya dengan cara ini.

"Ta, bangun! Ta! Tsunami, Ta! Retta!!" Retta seketika terlonjak bahkan sampai jatuh ke lantai.

Retta berdiri diikuti dengan ringisan yang keluar dari mulutnya karena merasakan pantatnya nyeri. Retta menatap tajam Helios, "KURANG AJAR LO KETEK BABI! SINI LO!" teriaknya membuat Helios terkejut dan segera berlari menjauh ketika Retta berlari mendekat.

"AMPUN, TA!" serunya sembari berlari mengitari sofa dengan Retta dibelakangnya.

"UPIL BABI LO!" Retta berteriak sebelum dirinya lompat dan menangkap Helios dari belakang, membuat keseimbangan mereka goyah dan jatuh dengan Helios dibawahnya.

"AMPUN, KUTIL!"

"MASIH BERANI YA LO NGATAIN GUE?!"

"Ya berani lah! Lo pikir gue apaan takut sama cewek?!"

Retta membenarkan posisinya menjadi duduk diatas perut berotot milik Helios kemudian menjambak rambutnya.

"Berani-beraninya lo kerjain gue! Lo pikir gue bodoh percaya aja sama omongan lo itu?!"

"Awshhh! Sakit, Ta!"

"MANTAN LAKNAT!"

"Istri nggak boleh ngomong gitu ke suami. Dosa, nanti sama Tuhan dihukum mau?"

"Tuhan pasti ngertiin gue kalau suaminya kayak lo! Tuhan aja geleng-geleng kepala ngeliat kelakuan umat-Nya yang satu ini!" ujarnya sembari bersedekap.

"Iya deh, maaf. Abis lo tidur mulu! Gue bangunin berkali-kali tetap nggak bangun. Stress gue punya istri kebo kayak lo. Belum juga sehari!"

"Yakan gue cape! Pake gaun segede gaban lo pikir nggak pegel apa?!"

"Maksud gue itu lo ganti baju dulu, sayanggg. Jangan pake jeans begini mana nyaman sih?"

"Sayang sayang pala lo peang!"

"Bilang aja lo baper susah amat," ujarnya penuh percaya diri sampai-sampai Retta membuat ekspresi seakan-akan dirinya muntah.

Helios tersenyum miris kemudian menepuk paha istrinya dua kali,"Ganti baju dulu sana baru tidur lagi. Masih ada waktu sebelum siap-siap buat resepsi."

"Gendong," pinta Retta membuat Helios melebarkan matanya.

"Lo makin agresif gue liat-liat. Duduk di perut gue seenak pantat lo, sekarang minta gendong."

"Bodo! Ayo gendong!"

"Dulu pacaran nggak gini amat," gumamnya pelan agar tidak didengar oleh Retta.

Perjodohan Mantan (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang