31. Pelakor

8.9K 376 6
                                    

JANGAN LUPA UNTUK FOLLOW, VOTE, DAN KOMEN YAAA

kalo ada typo maap2 aje yeee

ENJOY AND HAPPY READING!!!
❤❤❤

————————————————————


31. Pelakor 

Retta duduk dikursi penumpang dengan tangan terlipat didada, bibir bawahnya melengkung. Ia kesal karena sudah satu jam perjalanan menuju pulang, Helios masih belum mau memaafkannya. Bahkan berbicara saja hanya singkat dan dingin.

Helios yang selalu menyimpan tangan kiri dipahanya sekarang tidak. Tangan kiri itu sibuk ikut menyetir, padahal biasanya tidak pernah dipakai. Ia bingung harus dengan cara apa agar Heliosnya ini kembali seperti biasa.

"El, udahan kali marahnya.. Nggak cape apa pura-pura diem gini?"

Helios menghela napasnya,"Diem. Ngomong mulu udah tau lagi nyetir."

"HALAHHH!! Orang biasanya juga kita ngomong terus! Kamu aja selalu cium-cium aku sambil nyetir! Sok-sokan lo!"

Helios mendelik tajam,"Lagi kerasukan setan itu gue!"

"Lha? Setan masuk ke badan setan lain? Bisa gitu?"

Helios mencebik, memajukkan kedua bibirnya,"Nyebelin."

Retta terkekeh. Ia mengulurkan tangan kanannya dan menangkup dagu Helios seraya mengelusnya pelan. "Bercanda. Udahan ya, marahnya? Kamu sebenernya udah gatel, kan mau meluk, cium, main tangan, yakan? Yuyur aja sama aku yuyur."

"Bahasa lo alay banget."

"Kamu." koreksi Retta memperingatkan Helios agar memakai aku-kamu.

Helios menepis tangan Retta yang berada didagunya,"Males aku lama-lama, kamu tuh susah banget dikasih tau. Heran deh."

"Abisnya tadi masih penge-"

"Tapi tau kondisi kali. Kamu kalau ada badai salju bakal tetep mau jalan-jalan keluar rumah? Enggak, kan? Karena itu bahaya." sela Helios.

"Iya-iya, udah ahhhh!!"

"Dih, malah desah!"

Retta memukul lengan Helios,"Jorok!"

Helios menarik Retta untuk ia rangkul,"Jorok juga kamu suka, kan?" bisiknya ditelinga Retta.

"Hmm, sukanya kasar tapi."

Helios menoyor dahi Retta mendorongnya menjauh,"Jauh-jauh sana! Takut diperkakas gue sama lo!"

Retta tidak peduli, Ia mendekatkan dirinya dan memeluk Helios. Menyerukkan wajahnya ke leher Helios yang menurutnya adalah tempat ternyaman. "Udah nggak marah?"

"Kapan sih aku bisa marah sama kamu lama-lama?"

Retta mengerutkan dahinya berpikir,"Nggak pernah. Kita kalau marahan nggak pernah bisa lama."

"Nah, itu. Tapi, jangan gara-gara itu kamu jadi seenaknya bikin salah mulu."

Retta mengangguk mengerti.

"Tapi, kira-kira siapa orangnya ya, El?" Retta kembali bersuara setelah beberapa menit.

"Have no idea. Tapi, kamu harus inget. Selama ada aku, kamu aman. Aku bakal berusaha buat jaga kamu dalam keadaan apapun, oke?" Helios mengelus rambut panjang nan halus Retta.

Retta mengangguk,"Aku juga bisa jaga diri sendiri."

"Tadi aja hampir mati. Itu namanya bisa jaga diri?"

Perjodohan Mantan (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang