Ini adalah salah satu momen Hetta ya gesss ga bakal nyambung ke chapter selanjutnya yaa
Pemanasan sebelum konflik🙂
JANGAN LUPA UNTUK FOLLOW, VOTE, DAN KOMEN
🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻ENJOY AND HAPPY READING
————————————–———————
HETTA MOMENT
CEKLEK
Ia membuka pintu kamarnya. Sekarang sudah pukul delapan malam, ia baru pulang karena keasikan bermain PS di markas. Janjinya ia pulang pukul 6 pada Retta.
Helios membuka sepatu dan kaos kakinya. Menyimpan kunci motornya diatas nakas dengan matanya sibuk menatap seisi kamar mereka. Ia perhatikan tiap sudutnya.
Kemana istrinya ini?
Ia gerakkan kakinya untuk melangkah menuju sofa didepan ranjangnya. Namun, langkahnya terhenti ketika ternyata istrinya ini tertidur dikarpet berbulu. Retta tertidur dengan posisi miring.
Helios terkekeh gemas,"Cute." gumamnya duduk disebelah Retta.
Ia terus memandangi Retta. Mulai dari alis, bulu mata, hidung, pipi, dagu, leher, serta bibir ranumnya. Kepalanya ia dekatkan dan mengecup sekilas bibir istrinya.
"Kangen seharian nggak ketemu kamu."
Helios menoel-noel pipi berisinya,"Hey, bangun, hey. Jangan tidur disini, sayang. Badan kamu sakit-sakit nanti."
Retta melenguh pelan merasa terusik dengan apa yang dilakukan Helios. Sementara Helios masih setia menoel-noel pipinya hingga akhirnya mata Retta terbuka sedikit.
Melihat Helios yang mengingkari janji untuk pulang pukul 6 itu membuat Retta menyesal telah membuka matanya. Ia dengan sekali hentakan membalikkan badannya membuat Helios sekarang berhadapan dengan punggung Retta yang terekspos serta kedua paha yang terlihat karena Retta memakai baju tidur haram dan sedikit tersingkap akibat hentakan itu.
Baju haram yang dipakai Retta
Helios berdeham melihat itu, ia mengulurkan tangannya untuk memperbaiki bawahan dari baju haram itu agar tidak memperlihatkan paha mulus Retta.
"Iya, marah ya?" Helios memajukkan kepalanya untuk melihat wajah Retta dari belakang sedangkan tangan kanannya sibuk mengelus lengan mulus Retta.
"Kesel? Hm?"
Retta menulikan pendengarannya. Ia tidak mau jawab.
"Sini, liat sini dulu."
"Nggak mauu..." cicitnya kecil.
"Iya, aku salah. Makanya liat sini dulu..."
Melihat Retta menggelengkan kepalanya, Helios pun meletakkan telapak tangan kirinya dibelakang kepala Retta dan mengangkatnya untuk duduk. Retta masih tetap tidak mau meliriknya dan tidak mau menatapnya. Tangannya terlipat didepan dada.
"Utututu, istrinya ciapa cih ini? Kol lucu amat?" ujarnya gemas menangkup wajah Retta.
Melihat Retta yang masih kesal, Helios pun menarik Retta ke pangkuannya. Kedua tangannya dengan lancang menyusup masuk ke dalam baju tidur haram itu dan meletakkan kedua tangannya dipantat gadis itu.
Ia mengelus, menepuk-nepuk pelan. "Maaf, aku udah ingkar janji. Aku keasikan main PS tadi di markas. Nggak liat jam aku. Maaf, ya? Kamu nunggu?"
"Nggak tuh!" bantahnya berbohong. Padahal ia menunggu Helios sampai tertidur dikarpet itu.
"Boong, pasti kamu nungguin, kan? Udah deh aku tau kamu."
Retta mendengus kesal,"Kamu lama pulangnya! Aku nunggu dua jam! Kamu pasti lagi sama Lidya Danira itu, kan, mas?! JAWAB!"
Helios menatap istrinya jengah. Lidya Danira, Mas Aris, dan Kinan benar-benar tidak leoas dari pikiran Retta. Seharusnya dia yabg terus dipikirkan. Ini kok si Layangan Kusut itu.
"Turun udah turun. Males aku kalo kamu udah mulai nggak jelas."
Helios hendak menurunkan Retta dari pangkuannya, tapi Retta malah memeluk leher Helios erat.
"Iya-iya, enggak. Ahahahahha!! Kamu lucu kalau aku udah bawa-bawa mereka."
"Cium dulu sini."
Helios mendekatkan wajahnya pada wajah istrinya. Tangan kanannya sudah berlabuh ditengkuk Retta dan yang satu lagi sudah merambat semakin naik memegang pinggang Retta.
Saat tinggal satu centi lagi, tiba-tiba Retta memundurkan wajahnya ingin mengerjai Helios yang terlihat sudah tidak tahan. Helios menatap manik gadisnya sedikit tajam.
"Iya, aku bercanda. Jangan serius-serius gini kenapa sih."
Retta mendekatkan wajahnya sendiri dan mencium Helios duluan. Helios tersenyum kemudian membalas ciuman itu juga. Melumatnya pelan penuh cinta membuat dada mereka menghangat dan berdebar disaat bersamaan. Retta semakin merapatkan tubuhnya dengan Helios.
"I love you." ujar Retta disela-sela ciuman mereka.
"I love you more." balas Helios.
Mereka saling menatap dan tersenyum hangat. Helios menarik Retta, didekapnya erat. Ia elus punggung yang halus dan lebih kecil darinya itu.
"Kamu deg-degan ya?" tanya Retta bisa merasakan dentuman dari jantungnya Helios.
"Enggak."
"Boong! Orang kerasa."
"Halu kali. Orang aku biasa aja." sangkalnya lagi sembari menenggelamkan wajahnya pada rambut-rambut Retta.
Helios mengecup leher istrinya,"I'm so fucking lucky that I have you in my life. You're not just my wife but you have become part of my world. I mean you are my whole world. Karena itu aku bakal jaga kamu karena sekalinya kamu hancur, itu artinya aku juga ngancurin hidup aku. Sekalinya kamu sedih, aku sedih. Dan sekalinya kamu happy, aku juga akan selalu happy. Bahkan lebih happy dari kamu," ujarnya berbisik.
Mereka selalu berdoa bersama setiap malam saat sebelum tertidur. Selain mengucapkan syukur, mereka juga selalu berharap semoga keluarga kecil mereka yang akan mereka bangun ke depannya akan semakin baik dan harmonis. Masalah yang akan datang akan mereka hadapi dengan dewasa dan tidak kekanakan. Mereka percaya bahwa apapun masalah yang akan datang tidak akan pernah melebihi kemampuan mereka.
*****
Pengen nggak sih kalian dijadiin seluruh dunia buat dia? Kamu jadi dunianya dia baper banget nggak sihhhh aaaaa
Tapi, kalo dia punya banyak dunianya yaaaa hmmmm
BTW
Ditunggu yaaaa chapter selanjutnyaaa
Makasih banget banget banget buat yang udah bacaaa, vote, follow, dan komennn
SAYA SENANG DAN BIKIN AKU TAMBAH SEMANGAT BUAT BIKIN CERITA INI SEMAKIN BAGUSSSS!!
SEE YOU DI NEXT CHAPTER!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan Mantan (TERBIT)
Teen FictionTELAH DITERBITKAN ************* mengandung unsur 17+ ( kata-kata kasar, violance, skinship, kiss ) Bagaimana jika ternyata orang yang dijodohkan denganmu itu adalah mantanmu yang pernah menyelingkuhimu? Ya, ini dialami oleh gadis cantik yang berna...