34. Pemaksaan

7.5K 347 7
                                    

UPDATE ZEYENK!!!

Harusnya update besok tapi pengennya sekarang

Jadi baca ya plis 🙂🙏🏻

JANGAN LUPA UNTUK FOLLOW, VOTE, DAN KOMEN
🙏🏻🙏🏻

⚠️ slight 17+

Kalo mau gas ngeng ya tanggung aja ya

ENJOY AND HAPPY READING
❤❤❤

------------------

34. Pemaksaan


.


Maudy semakin memukul-mukul kepalanya saat pandangannya mulai kabur dan berputar hebat. Hingga akhirnya, ia melihat motor yang berjalan ke arahnya dari depan. Hal itu membuatnya secara otomatis membanting stirnya ke arah kiri. Hingga akhirnya, mobil yang berwarna putih itu berhasil menabrak tiang listrik dengan kencang sampai mengeluarkan asap.

Sang pengendara motor itu pun sama terkejutnya hingga ia mengerem motornya sampai terjatuh. Para warga yang menyaksikan itu terkejut dan langsung mengerubuni mobil serta motor itu. Maudy meringis saat kepalanya terasa semakin sakit. Untung saja kejadian tidak jauh dari rumah sakit membuat para warga dengan cepat masuk dan memberitahu bahwa terjadi kecelakaan.

Pengendara motor itu membangunkan motornya yang sempat tergeletak dijalan. Ia hendak pergi ke dalam sendiri namun ada bapak-bapak yang mencegahnya ingin membantu. Bapak-bapak itu membawa motor Alfie ke parkiran rumah sakit. Sementara Alfie, dia masih bergeming ditempatnya memperhatikan warga yang membantu perempuan itu keluar.

"Mobilnya...Kok kayak pernah liat?" gumamnya pada diri sendiri sembari berjalan mendekati mobil itu.

"Ohh, perempuannn..." gumam Alfie.

Alfie membulatkan matanya melihat perempuan yang merupakan adik kelasnya itu digotong keluar dari mobil. "Pantes kayak pernah liat, njir..."

Alfie dengan langkah seribu langsung merebut Maudy dari bapak-bapak itu. "Biar saya aja yang bawa, Pak. Makasih, ya." ujarnya pergi meninggalkan warga yang tadi membantu Maudy.

"Hih, kesempatan dalam kesempitan si bapak." gumamnya kemudian menatap Maudy yang berada digendongannya. "Banyak banget darahnya buset." Alfie sedikit berlari karena darah itu terus keluar hingga baju putihnya ternodai.

Dia khawatir akan kondisi Maudy, bahkan sampai tidak sadar bahwa dirinya pun terluka walaupun memang tidak separah Maudy.

Alfie menunggu Maudy didepan ruang rawatnya karena dokter sedang memeriksanya. Alfie bingung, kalau dilihat-lihat kecelakaannya seharusnya tidak mengakibatkan luka yang sebegitu parahya. Apa mungkin kepalanya terkena hal lain?

Pikirannya buyar saat pintu ruang rawat Maudy terbuka. Alfie berdiri menghampiri dokternya.

"Maaf, disini ada keluarga pasien?" tanya dokter.

"N-nggak ada, mas- EH! Dokter maksud saya. Nggak ada, dok. Saya temennya."

/Bego

Dokter itu mengangguk mengerti. "Pasien tidak apa-apa. Hanya saja terdapat luka kecil namun cukup dalam membuat kepalanya terus mengeluarkan darah. Namun, untungnya tidak sampai kekurangan darah. Untuk saat ini pasien bernama Maudy belum sadar. Beberapa saat kemudian dia akan sadar."

Perjodohan Mantan (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang