18. Luna

9.9K 442 7
                                    

Selamat malammm!!

Chapter 18 update nihhh

Kuy rameinnn

Jangan lupa vote, follow, dan komen yaaaa, makasi semuaa

Enjoy and Happy Reading!!❤❤❤

*****

"Sshhh, aaaahhhh..."

"Tahan, Ta."

"Sakit, El. Lo gila apa kasar gitu? Pelan-pelan dong. Sakit ini."

Helios menghela napasnya,"Ini udah pelan-pelan bege. Mau sepelan apalagi? Sepelan siput? Kapan selesainya kalo gitu? Tahan bentar jangan menye-menye."

Retta mencebik kesal sebelum dirinya mengaduh kesakitan padahal kapas yang terdapat obat merah itu saja belum menyentuh kulitnya yang luka itu.

Mendengar itu Helios menatap Retta terkejut sebelum tawanya pecah,"Apaan sih lo? Kapasnya aja belom kena anjir! Lo udah aw aw aw aja! Lebay tau nggak!" serunya sembari tertawa keras.

"Bukan lebay tau! Tapi emang reflek aja! Makanya, cepetan, El!"

Helios menetralkan tawanya agar mereda,"Iya, iya, bawelll... Makanya jangan banyak aw aw aw! Kapan selesainya?" omel Helios sebelum kembali melanjutkan kegiatan yang seharusnya sudah selesai dari tadi.

Retta akhirnya bisa bernapas lega setelah Helios selesai mengobati jari-jarinya. Helios mengangkat wajahnya, tatapannya bertabrakan dengan manik istrinya. Kemudian mereka tiba-tiba tertawa terbahak-bahak.

Sering terjadi di kota-kota besar apalagi ketika bersama bestie :")

Helios terduduk di lantai masih tertawa,"Kenapa sih, Ta? Receh banget dah!"

"Ya nda tau, kok tanya saya?" jawabnya menirukan seseorang di Indonesia :")

Helios menatapnya tidak percaya kepalanya,"Nanti ketauan sama ajudan-ajudannya terus dilaporin polisi gimana?"

"Mana berani sih? Kan berduit gue. Tinggal suap and beres!" jawabnya yang langsung mendapat sentilan di bibirnya. Tentu saja pelakunya Helios.

"Heh! Kalo salah tuh ya udah lakuin hukumannya. Nggak usah pake segala suap-suap! Lo ini mendukung ketidakadilan di Indonesia semakin menjadi apa?"

Retta menyengir dengan kedua jarinya terangkat berbentuk angka 2,"Peace! Bercanda elah serius amat hidup lo!"

Helios menghela napasnya sembari menggelengkan kepalanya tidak habis pikir dengan Retta. Ia menarik tangan Retta pelan dan mengamati lukanya. "Mendingan nggak?" tanya Helios yang diangguki Retta.

"Makasih, El," ujarnya memperhatikan jarinya. Helios tersenyum kemudian mengambil satu tangannya lagi. Retta tertegun. Jantungnya berdetak bukan main hebatnya saat merasakan Helios mengecup jari-jarinya satu per satu.

"Dah, sembuhnya cepet ini kalo udah dicium gue."

Retta berdeham sebelum menoyor pelan pelipis Helios, "Halah! Bisa aja lo!"

Helios terkekeh kemudian megambil kaosnya untuk dipakai karena sejak ia keluar dari kamar mandi ia langsung mengobati jari-jari Retta yang luka sampai ia lupa untuk memakai kaosnya.

"Udah mandi?" tanya Helios.

"Udah dong! Di kamar sebelah tadi biar cepet," jawab Retta sembari beranjak dari ranjangnya.
Berjalan ke arah tas sekolahnya yang masih tergeletak di lantai. Ia mengambil buku paket matematika, buku catatannya serta kotak pensilnya.

Perjodohan Mantan (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang