29. Incident

9.3K 348 2
                                    

HAI HAI SEMUA!!

AKHIRNYA BISA UPDATE CHAPTER INI

Chat-chat bkal tetep ada kok buat nemenin kaliannn

BETEWE

JANGAN LUPA UNTUK FOLLOW, VOTE, DAN KOMEN YAAAAA
🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻

Enjoy and Happy Reading!!!


---------------


29. Incident

07.00

Seorang perempuan dengan rambut yang sudah kacau, bibir yang merah dan bengkak, serta tubuh yang sudah dipenuhi bercak merah keunguan itu melenguh pelan merasa terganggu dengan dinginnya udara. Ia mengeratkan pelukannya pada pinggang seorang laki-laki yang sudah membuka matanya terlebih dahulu sejak lima belas menit yang lalu.

Laki-laki dengan rambutnya yang berantakan itu mengelus sayang punggung polos istrinya didalam selimut berusaha memberi ketenangan. Matanya menatap teduh wajah istrinya tanpa merasa jenuh.

Tatapannya jatuh pada bibir merah istrinya membuatnya teringat akan kebrutalannya yang baru ia selesaikan tiga jam tadi. Rasa senang itu muncul namun rasa bersalahnya lebih besar. Kasihan sekali istrinya ini. Ia benar-benar menyiksanya tanpa memberi ampun, tanpa memberi jeda.

"I'm sorry... Pasti kecapean, ya? Aku terlalu kasar? Aku minta maaf..." Helios memajukan bibir bawahnya merasa sedih. Hanya karena ia tidak bisa menahan gairahnya, istrinya harus menjadi korban.

Retta yang ternyata hanya menutup matanya seraya mendengarkan pun sontak membuka matanya. Hal pertama yang ia lihat adalah wajah Helios yang sudah memerah, matanya berkaca-kaca, bibirnya yang sudah mengerucut.

Retta segera membawa kepala Helios ke dadanya, didekap sembari dielus sayang.

"Kaget." ujar Helios lucu mengeratkan pelukannya.

"Baru juga aku buka mata masa yang aku liat kamu yang mau nangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Baru juga aku buka mata masa yang aku liat kamu yang mau nangis. Kenapa? Nggak suka ya sama yang kita lakuin?" tanya Retta sengaja menjahili Helios.

"Suka, kata siapa enggak suka? Mana mungkin juga aku nggak suka?" jawabnya menggelengkan kepalanya cepat didada Retta tidak mau dituduh seperti itu.

"Terus ini kenapa murung pagi-pagi?"

"Kamunya kecapean. Terus pasti sakit-sakit semua badannya," jawabnya lesu.

Retta menggigit bibirnya gemas mendengar Helios yang seperti anak kecil. Sepertinya memang benar dugaannya bahwa pria ini memiliki beberapa kepribadian.

"Kan aku juga yang mancing kamu kemarin. Aku nggak apa-apa kecapean karena aku suka capenya."

Helios mendelik menatap Retta dari bawah,"Mesum."

Perjodohan Mantan (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang