27. Puncak

9.6K 397 3
                                    

YUHUUUU

UPDATE NICH

RAMEIN BOLEH KALI!!

Bantu untuk vote dan follow yaa

JANGAN LUPA UNTUK FOLLOW, VOTE, DAN KOMEN!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

JANGAN LUPA UNTUK FOLLOW, VOTE, DAN KOMEN!!

YANG NGGAK KOMEN PARAH SIH KALIAN

Enjoy and Happy Reading!!!

-------------------------------------

27. Puncak

KRING... KRING... KRING...

Alarm yang sudah berbunyi dari pukul tujuh pagi itu masih saja berbunyi namun suaranya yang kencang itu tidak mampu membangunkan kedua insan yang masih bergelung selimut menutupi tubuh keduanya yang tidak dibalut sehelai kain pun. Mereka justru semakin pulas dalam dekapan masing-masing.

Ranjang itu kusut, bantal yang sudah terlempar kemana-mana juga ujung seprai yang sudah keluar-keluar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ranjang itu kusut, bantal yang sudah terlempar kemana-mana juga ujung seprai yang sudah keluar-keluar. Nampak kacau setelah kegiatan mereka yang baru saja selesai pukul 5 subuh tadi jadi wajar jika alarm itu tidak mempan.

Retta sudah meminta Helios berhenti namun laki-laki itu tidak mendengarkan. Retta berpikir apa laki-laki ini tidak lelah? Dirinya saja sudah kacau bukan main. Badannya seperti diremuk-remuk. Tapi, dia tidak mau munafik. Dia pun menikmatinya dengan sangat. Rasanya candu.

KRING... KRING... KRING...

Alarm itu berbunyi lagi untuk yang entah sudah keberapa kali.

Retta melenguh dalam tidurnya merasa terusik dengan bunyi alarm dari ponselnya. Ia mengulurkan tangannya ke nakas dan dengan segera mematikan alarm itu dalam keadaan mata yang tertutup. Ia menguap sembari mengerjapkan matanya berusaha memperjelas pandangannya. Netra indah itu melirik ke sebelah kiri dimana terdapat suaminya yang masih tertidur puIas.

Perjodohan Mantan (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang