Chapter Thirty Eight - Ubi amor, ibi dolor.

195 20 9
                                    


..*..

      Sebastian kini akhirnya sendirian. Di tengah kemewahan tempat tinggal ia berpijak, Sebastian Renoires tidak pernah merasa sehampa ini. Seperti segala kuasa dan kekuatannya terjun bebas kedasar kakinya, hancur berantakan dan laki-laki itu merasa begitu tak berdaya.

Berbagai beberapa hari yang lalu...

    Adapun momen ketika berita penculikan dan hilangnya istri dari bos besar mereka itu akhirnya sampai kepada tujuan paling di takutkannya, maka serasa jadilah neraka telah terbongkar dan membakar mereka menjadi satu. Tim Sebastian Renoires sampai kehilangan arah dan lupa ingatan atas apa yang telah terjadi selama 24 jam pertama, setelah kabar buruk hilangnya nyonya Charlotte Renoires diterima oleh Sebastian. Semua terjadi dengan teramat cepat, mereka tidak tahu kemana Charlotte dibawa pergi, dan mengapa pada sepersekian waktu pandangan banyak mata itu bisa-bisanya terlepas begitu saja. Dari semua tim Sebastian Renoires yang ditempatkan pada skema pengawalan Charlotte dan Andrea maka tidak ada satupun yang dapat melacak maupun menjadi saksi kehadiran terakhir istri Sebastian itu. Bagaimana bisa mereka melakukan kesahalan sefatal ini dan melewatkan hal yang urgensinya paling krusial. Padahal satu-satunya penugasan utama mereka dihari itu adalah untuk melindungi Charlotte. Disaat itu tim pertahanan Sebastian hanya bisa sedikit tidaknya bersyukur, diantara kejadian yang tak mungkin di syukuri ini, mereka terbebas dari ambang kematian sampai waktu yang tidak ditentukan. Saat ini Sebastian bahkan tidak memiliki kesempatan untuk mengutuk mereka lama atas hal yang telah terjadi. Ia mengesampingkan hal lainnya untuk disimpan nanti. Laki-laki itu hanya memiliki satu tujuan utama hidupnya sekarang, yaitu menemukan istrinya.

    Dikejauhan Dante menyelidiki atasannya dan merasa bosnya itu bukan seperti dirinya sendiri sekarang. Padahal biasanya sekecil baret mengenai Charlotte saja ia sudah mencak-mencak hebat, ia teringat kejadian terakhir di pernikahan ketika nyawa Charlotte juga sempat terancam,

"Jika istriku tidak di bawa hidup-hidup ketanganku atau kembali dalam keadaan mati." Ia memperingati, "-Maka nasib setiap semua kepala, akan, berujung sama.
Begitupun juga dengan seluruh daftar orang terkasih yang kalian miliki. Terutamanya,
yang bertugas utama di areal Istriku; --nyawa
Charlotte adalah nyawa kalian."

     Suara Sebastian terdengar kembali pada kenangan kepalanya. Ia semakin heran, mendapati mengapa justru ketika istri bosnya itu benar-benar telah menghilang tanpa jejak Sebastian malah lebih banyak diam. Namun justru itu semakin mengerikan, jerinya dalam hati. Ia mengusap kepala botak plontosnya dan bertanya-tanya membuat guratan urat tebal pada lengan kekar bertatonya semakin timbul terlihat.

"Ada yang aneh dari bos." Dante tersentak mendengarnya. Ia nyaris berfikir itu adalah dirinya yang sedang berbicara sendiri, kalau bukan karena koleganya yang sedang berbicara kearahnya itu menyadarkannya.

"Yes indeed." Dante mengiyakan dengan suara yang terdengar kental oleh aksen rusianya. Ternyata ia tidak berfikir sendirian.

     Selesai mengurus rentetan keperluan mendadak dalam kurung waktu 24 jam, mereka semua kembali ke TKP. Semua tubuh yang hadir di lokasi menjadi kaku dengan ketegangan luar biasa. Bahkan pria yang tampak paling perkasa, kuasa maupun sangar dan kesatria sekalipun di hari itu tanpa tersisa merasa dingin di setiap ujung-ujung jarinya atas rasa takut. Bukan karena mereka baru saja berhasil melewatkan maut dan memenangkan pertempuran darat di waktu petang lalu, melainkan karena datangnya satu maut lagi yang baru tiba di ambang pintu restaurant yang semula kokoh kini tinggal tersisa setengah bentuknya saja. Sebagian kehancuran telah di bersihkan dalam pencarian jejak ataupun tanda yang bisa membawa mereka pada penemuan istri Sebastian, menyisakan kekosongan yang menjerit semakin keras. Tanpa disadari tepian kepala mereka mencucurkan keringat dingin kembali, jantung berdebar kencang, dan mereka hanya mampu menegak ludah yang tercekat cukup lama.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

a Letter From Heaven - Sepucuk Surat Dari SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang