..*..
Charlotte memandang berbagai rona emosi yang terpancar dan melewatinya. Tawa dan senyum orang-orang yang berlalu lalang. Setiapnya memberikan warna-warna yang berbeda. Setiap warna memiliki keindahan tersendirinya, melengkapi satu sama lain sehingga terlukis sebuah pemandangan yang indah dalam satu kanvas.
Melukis diantara waktu. Sama seperti sebuah sungai atas momen yang terlalui: dan kekuatan adalah arusnya. Tidak lama, hal yang dibawa oleh mata ke pandangan kemudian disapu dan yang lain akan mengambil tempatnya.
Charlotte memandangnya lagi,
dan ini juga akan hanyut, ikut tersapu dan berangsur pergi.Diantara keramaian pejalan kaki malam di kota New York, Charlotte menemukan wajah tampan pria yang mengisi hatinya itu kian mendekat. Charlotte tersenyum kepadanya melambaikan tangan, menemukan kedua mata perak yang tengah mencarinya itu.
Diantara kerumunan begitu banyaknya orang, tidak sulit untuk menemukan laki-laki itu.
Sebastian ikut tersenyum, dengan langkah jenjang yang cepat ia mendekati istrinya yang tengah menunggu kedatangannya.
"Apa aku lama? apa ada yang mencoba menganggumu selama aku pergi amoureux?"
Suara dalamnya tak pernah gagal untuk memerangkapnya, batin gadis itu sendu.
"Kau cukup cepat Sebastian, dan tidak semuanya aman, aku baik-baik saja."
"Syukurlah," Sebastian berkata sebentar. Ia kemudian meraih hal yang dibelinya itu dari bungkusan plastik yang dibawanya.
"I got you this, kau bisa pake ini." Sebastian menunduk meletakkan barang itu di depan kaki Charlotte.
"Aku harap kau tidak keberatan dengan yang ini. Hanya ini yang bisa ku dapatkan di toko terdekat."
"Aku sampai tidak bisa bernafas disana ramai sekali, dan aku juga tidak bisa pergi terlalu jauh mencari yang lain tanpa harus mencemaskanmu."
Laki-laki ini..,
Apa ia tidak bisa lebih beruntung lagi? pikir Charlotte."Is this okay Charlotte?" Sebastian menggaruk punggung kepalanya, "Kalau kau tidak suka aku bisa cari yang lain." ujarnya tidak yakin.
Senyum lebar mengambang di wajah gadis itu, ia memandangi suaminya penuh cinta.
Hanya pada momen-momen istimewa seperti ini, Charlotte seakan bisa menemukan Sebastian pada masa mudanya. Suatu masa yang pernah ia lewatkan. Sisi sebastian yang memperlihatkan bagian normalnya seperti manusia biasanya. Memiliki ketidak percayaan diri, gugup, dan mungkin sedikit malu-malu. Sebuah aura boy-ish yang manis dan terlihat tidak berbahaya. Seperti sepuluh tahun lebih muda, it was really nice to see him like this. Melihat Sebastian sebelum dunia gelap menarik dan mecengkramnya keras dalam kejam sinarnya.
Charlotte mengamati sepasang sandal yang telah dibeli Sebastian untuknya itu. Tampak seperti sandal tidur yang empuk. Dengan dasar bewarna hitam dan memiki hiasan melintang dari bulu-bulu halus bewarna maroon.
Gadis itu perlahan membuka sepasang high heels di kakinya dan mencoba sandal barunya. Akhirnya ia dapat membuang nafas lega merebahkan kakinya diatas lembut dan empuk dasar sandal itu. Terasa nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
a Letter From Heaven - Sepucuk Surat Dari Surga
Romance"Aku mencintaimu hari ini. Aku mencintaimu esok hari. Aku mencintaimu selalu. Karena ketika kita ber-reinkarnasi dan terlahir kembali, aku akan jatuh cinta kepadamu lagi, lagi, dan lagi." Charlotte tak pernah menyangka pada saat ulang tahun ke se...