(Author's Notes and Warning:
Chapter dibawah ini mengandung unsur mengenai Self Harming dan kekerasan yang ditakutkan dapat menjadi Trigger dan tidak untuk di contoh. Apabila anda adalah seseorang yang sensitive terhadap topik itu semua dengan sepenuh hati saya menghimbau agar mohon untuk tidak membaca.)..*..
Gelap adalah aku,
Rapuh, merana, kelabu.
Mencari pergi berlari,
kiasan kabut menyayat hatiku.Aku yang beku,
bengis biadap, darah menetes.
Hancur, lebur gemeletak,
membara terbakar amarah.Sedih, sendu dan duka.
Kecamuk, beradu memalu.
Binggung, aku binggung,
Kemana aku harus bersua mengadu?Melihat kebelakang bagi gadis itu bisa di ibaratkan dengan menyentuh nyalang api seribu tahun lamanya. Semenyiksa itu hingga seberapapun ia mencoba menghapus kasarnya masa lalu maka itu tetap akan tinggal sebagai tajam pisau yang menancap dalam.
Ia terlahir tanpa ibu dan ayahnya bukanlah sesuatu yang bisa ia panggil dengan sebutan kata ayah. Ayahnya bukan figur kebanggaan yang bisa Charlotte pamerkan kepada teman-temannya dimasa kecil. Ia tidak pernah mengambil perannya sebagai seorang ayah. Jika saja ada yang bisa lebih menyedihkan daripada itu? seringkali gadis itu menanyakannya.
"Kau adalah anak pembawa sial!" mungkin adalah kata manis yang paling sering Peter ucapkan kepada Charlotte.
Kata-katanya amat kasar, Charlotte kecil menahan tangis.
"Seharusnya kau mati saja." terkadang ia bahkan akan meludahkan kalimatnya seperti racun.
Gadis itu hanya dapat diam pada tempatnya, menitihkan buliran air mata yang tidak ia mengerti mengapa itu harus terjatuh ketika ia tak lagi kuasa untuk menahannya. Apakah mungkin karena kasar teriakan ayahnya? atau tamparan yang sering kali menghuyungkan tubuh kurusnya ke dasar lantai? atau pada posisi ini memang seharusnya ia perlu menangis? entahlah. Dingin dan kebas, gadis itu tidak dapat lagi berfikir atau menerjemahkan. Untuk usianya yang kala itu masih sangat belia ia bahkan tidak mengerti alasan mengapa ia diberi kata-kata kejam yang terus menghujam pada dirinya itu. Ia tidak mengerti atas apa kesalahan yang telah ia perbuat? apa yang membuat Peter ayahnya sendiri begitu membencinya dan apa yang lantas membuatnya pantas menerima ini semua.
Tahun-tahun terlewati, Perlahan Charlotte mulai menjadi mengerti.
Kebenarannya, ia terpaksa harus mencoba untuk mengerti,
Bahwa kedatangannya di dunia ini tidak pernah diharapkan. Ia adalah pembunuh. Anak pembawa sial dan seseorang yang telah membunuh ibunya sendiri. Charlotte mengerti Peter menyalahkan dirinya atas kematian istri tercintanya itu. Kematian yang tidak pernah bisa ia terima.
Dirinya sendiri mempercayai itu. Bahwa ialah yang pantas untuk disalahkan atas itu semua.
"Kau mengambilnya dariku!" ayahnya akan berteriak juga diantara siksa, "Kenapa harus kau yang hidup! kenapa bukan kau saja yang mati..," ayahnya juga akan ikut menangis. Tersandung diantara keras mabuk dan kondisi setengah tidak sadarnya.
Charlotte akan mengesampingkan apa yang baru saja ia dengarkan itu. Bagaikan kabut yang berlalu, melewatinya begitu saja. Ia akan menghapus jika ada air mata yang jatuh pada wajahnya dengan tangan kecilnya gemetaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
a Letter From Heaven - Sepucuk Surat Dari Surga
Romance"Aku mencintaimu hari ini. Aku mencintaimu esok hari. Aku mencintaimu selalu. Karena ketika kita ber-reinkarnasi dan terlahir kembali, aku akan jatuh cinta kepadamu lagi, lagi, dan lagi." Charlotte tak pernah menyangka pada saat ulang tahun ke se...