Chapter Thirty Seven - Charlotte dan Terang (Part 1)

561 30 18
                                    

..*..

    Life is fleeting, artinya hidup berlalu dengan cepat. Seperti debu yang bertebaran setelah sebentar singgah, juga musim yang berlalu. Seperti senja yang tenggelam, ataupun fajar yang kembali bangkit. Tidak ada yang tinggal untuk selamanya, hidup berlalu dengan banyak perjumpaan. Namun tak pernah setiapnya selalu sama. Menatapnya Charlotte tersenyum karena ia telah mengerti analogi itu sekarang. Luas maknanya kemudian ia pelajari ketika kehidupan memberikan dirinya satu persatu alur dari naskah yang telah tertulis.

    Tawa Andrea membuatnya ikut menghambur. Ujung matanya sampai berkerut karena lebar senyumnya. Kemarin-kemarin Charlotte kira adik Sebastian itu adalah salah satu dari banyak orang yang tidak menyukainya. Membacanya sebagai salah satu kriteria dan masuk kedalam daftar nama musuh yang ia miliki. Seiring berjalannya waktu keduanya justru menjalin hubungan keakraban yang baik. Bagi Andrea ia menemukan istri kakaknya itu cukup menyenangkan. Andrea juga tidak dapat membantah kuatnya kehadiran Charlotte telah membawa dampak positif pada kakaknya. Charlotte telah memanusiakan Sebastian Renoires. Sesuatu yang amat baik hingga perlu ia ucapkan terimakasih atasnya.

"... dan pernah sekali pula ketika aku berada di Afrika, aku ditelefon untuk ditugaskan ke suatu daerah terpencil sekitaran gurun savanah. Pelosoknya jauh tak akan kau bayangkan,"

Andrea mengidik ngeri jika mengingat itu kembali,

"Lalu?" tanya Charlotte tak sabaran.

"Kau tau, aku ditugaskan untuk melakukan pemotretan singa betina penyendiri. Aku harus berenang dikubangan lumpur penuh kotoran, menginap disana dua bulan, dan terjangkit malaria selama dua minggu!"

Gadis itu terpingkal mendengarnya,
"Oh tuhan.., itu kedengarannya mengerikan Andrea."

"Charlotte, two weeks can you imagine that? i was on my deathbed. Aku pikir aku tamat disana. Bagimu mendengarnya mengerikan? bagaimana dengan aku yang mengalaminya!" Tutup Andrea dengan tampang jenaka.

"Kupikir itu tidak terlalu buruk, ya? karena melihatmu masih bisa menertawakannya sekarang." Tanya Charlotte,

"Aku yakin kisah hidupmu jauh lebih berwarna dariku. Bisa jadi bagian seru untuk kau ceritakan nanti kepada anak-cucu mu.

The tarzanian city girl, living in jungle. Aku yang buat judul kamu yang ceritakan."

     Andrea tertawa dan memgancam gadis dihadapannya itu dengan sebuah lemparan gelas anggur di genggamannya namun hanya sebatas bercanda saja, tak sampai ia lakukan.

"Sure, sure.. kau boleh menertawaiku Charlotte, dan hey! ngomong-ngomong ya, kau menikahi kakakku saja itu sudah cukup jadi highlights di hidupmu. Aku yakin kau juga punya banyak cerita," godanya.

"Juicy, hot, passionate stuffs. and cold Stuff yeah, yeah, cold stuffs."

Charlotte terkekeh lalu meneguk champange nya dan melayangkan klik an gelas kepada Andrea. "That makes the two of us."

     Untuk sesaat tawa mereka merendam, ketika itu Charlotte menatap Andrea lamat. Kepekaan pada kedua manik matanya tidaklah sukar untuk ditemukan. Ada pengertian yang tersitat didalamnya,

"Charlotte, ada apa dengan tatapan itu?" Andrea bertanya.

"Andrea, dapatkah aku menanyakan sesuatu?"

a Letter From Heaven - Sepucuk Surat Dari SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang