Chapter Two - Resah

3K 163 2
                                    

..*..

"The best way to pay for a lovely moment is to enjoy it."
-Richard Bach
___

Sesekali Charlotte mengarahkan pandanganya ke jam dinding di restaurant mewah tempat ia bekerja itu. Jam itu kini menunjukkan pukul tujuh, sudah tiga puluh menit dari waktu kerjanya usai dan untunglah belum ada tanda orang yang mencarinya. Seharusnya ia sudah bisa pulang sedari tadi, hanya saja gadis itu memang malah sengaja untuk tidak pulang seperti biasanya. Ia bahkan sudah merencanakan untuk menginap dulu malam ini di salah satu kamar karyawan Scarlett's, restaurant mewah tempat ia bekerja. Meski begitu Charlotte masih saja tetap merasa gelisah, bagaimana tidak jika hari ini adalah tepat hari ketujuh atau seminggu dari ulang tahunnya yang berarti juga bahwa hari ini akan ada yang mengetuk pintunya seperti kata almarhum ibunya di surat yang ia terima pada saat ulang tahunya itu. Ia telah menghitung mundur setiap hari sampai dengan hari ketujuh ini dengan gelisah, ia juga masih belum bisa menerima apa yang surat itu sampaikan dan semuanya masih seperti mimpi. Perjodohan? yang benar saja! pikir gadis itu. ia masih tak habis pikir apa yang ibundanya itu pikirkan saat merencanakan hal segila ini.

Charlotte menghembuskan napasnya dan menggelengkan kepalanya, sesekali ia menyapu keringat dingin yang berjatuhan dijidatnya. Pikiranya berlarian, ia terus membayangkan skenario-skenario terburuk yang dapat terjadi pada dirinya. For God sake!  dirinya baru-baru saja berusia sembilan belas tahun, yang tergolong masih sangat muda. dan ia benar benar belum siap untuk menikah sekarang, apalagi bersama orang yang belum ia kenal sama sekali.

Ini benar benar tidak masuk akal pikirnya.

"Lotty kau belum pulang?" tanya Casey, salah satu pelayan di Scarlett's sekaligus teman kerja gadis itu yang membanggukan dirinya dari lamunan di kepalannya.

"Yes, in fact i'm planning on staying."

"Why? did something happen on your apartment?" tanya Casey khawatir.

"Ohh God no! jangan sampai terjadi,"

"lalu apa.... ? aku hanya heran saja, karena kau belum pernah sebelumnya bermalam disini." tanya Casey kembali sedikit khawatir. Ia telah sedari tadi memperhatikkan raut wajah dan gerak-gerik Charlotte yang tampak muram dan gelisah, dan itu adalah hal yang termasuk sangat jarang ia temui karena biasanya Charlotte selalu tersenyum dengan gembira.

"bukan masalah besarkok tenang saja lagi pula, maka dari itu karena aku belum pernah sebelumnya bermalam di Scarlett's jadi aku memutuskan untuk mencoba bermalam kali ini dan hari ini juga kudengar Samantha akan menginap jadi aku tidak perlu sendiri." kata gadis itu sambil tersenyum dan tertawa sedikit, seketika raut muram dan gelisah itu hilang seperti memang sebelumnya tak pernah ada.

"baiklah kalau itu katamu. tapi Lott kau tak perlu membersihkan meja itu, you know? lagi pula sift mu kan sudah lama berakhir. istirahatlah sekarang aku yakin kau memerlukannya."
Gadis itu kembali tersenyum lembut menghargai perlakuan baik perempuan di depannya itu,

"Iya mungkin sebentar lagi, bisa kau lihat sekarang masih cukup ramai jadi setidaknya aku masih diperlukan yakan?" canda Charlotte,

"well... ada benarnya sih, tapi jika kau memang mau menunggu sampai restaurant ini mulai sepi, aku rasa kau masih harus menunggu sekitar tiga jam-an lagi." tutur casey seraya melipat tanganya dan menaikkan salah satu alisnya.

a Letter From Heaven - Sepucuk Surat Dari SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang