Chapter Nineteen - Sisi Lainnya

1.4K 96 29
                                    

..*..

Bermain diantara dunia gelap bukanlah hal yang baru untuk Sebastian. Mesin pembunuh dan gemuruh nyaring suaranya yang bergema mungkin akan menggentarkan hati dari kepala para yang berkesempatan bertemu dengannya. Sebastian tak akan menyangkal rasa takut setiap manusia yang berada pada jurang kematian, ia juga adalah manusia biasa bukan sebuah baja dan rangkaian mesin tak bernyawa. Tetesan darah pekat yang mengalir deras menyiratkan rasa sakit yang luar biasa. Laki-laki itu bisa memikirkan berbagai penyiksaan lebih dahsyat dari itu, ia bisa menemukan beribu macam jenis dari skala 1 hingga 10. Tetapi ini, untuk berdiri disini Sebastian pikir tidak ada rasa sakit seperti ini, tidak ada yang bisa mengalahkan ini. Rasa sakit yang tak akan bisa ia raih, tak akan bisa ia sembuhkan. Rasa sakit yang tak bernama, tanpa obat, tanpa lokasi, tanpa perkiraan kapan berakhirnya. Rasa sakit yang menggerogotinya perlahan secara brutal. Rasa sakit yang membuatnya hampir setengah gila dan nyaris kehilangan akal sehatnya. Sebastian menatap nisan dihadapannya dingin kaku tenggelam dalam di antara ruang rasa sakit itu dan berperang dalam dirinya untuk memperjuangkan kewarasannya atas makna pertahanan diri. Bau segar dari rumput yang masih basah terkena derai hujan ia hirup sebagai dosis kecil untuk sebuah penenang. Entahlah tetesan air hujan memang selalu menenangkan. Tarian kecil dan nyanyian merdu dari daun kering yang berdendang seakan sedang melantunkan dan berbisik rangkaian kata kepadanya untuk tetap tinggal. Angin sejuk berhembus tenang mengalun lembut selaras dengan sahutan burung gagak dan lagu-lagu burung kecil. Bunyi tetesan air kecil sisa-sisa hujan ikut serta ditarik oleh gravitasi jatuh mengisi gambaran hari itu. Sesekali Sebastian tertawa sinis dalam seraya menyapu rambut lebat kelamnya yang diterpa angin. Hujan di musim gugur, sebuah pemandangan indah luar biasa dengan orange yang mendominasi terekam siksa di antara mata peraknya. Sebuah surga bagi para tubuh yang terlelap panjang dibawah sana yang di pijaknya. Betapa anehnya keindahan ini ketika pada nyatanya semua sedang sekarat dan bergerak menuju kematian. Daun-daun yang mengering dan seluruhnya tampak begitu indah, tapi bukankah mereka sedang berjatuhan mati?

   Dalam diam Charlotte memandang punggung Sebastian yang sedang berdiri kelabu menatap gedung-gedung tinggi serta susunan gemerlap kota diantara cakrawala langit malam yang berkerlap layaknya lautan dari ratusan bintang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dalam diam Charlotte memandang punggung Sebastian yang sedang berdiri kelabu menatap gedung-gedung tinggi serta susunan gemerlap kota diantara cakrawala langit malam yang berkerlap layaknya lautan dari ratusan bintang. Siluet tubuhnya dapat terlihat dari sisa cahaya remang yang lolos menerobos masuk. Meski diluar tidak sedang hujan tetapi suasana laki-laki itu sudah terlewat mendung. Untuk ratusan kalinya pemandangan ini meremuk hati gadis itu untuk alasan yang tidak ia ketahui pasti. Ini bukan sekedar rasa kasihan ataupun iba, kejujurannya bahkan Charlotte dapat merasakan siksa kerap kali ia melihat Sebastian seperti ini. Sudah sekitar dua hari sejak pertama kali ia membuka matanya kembali setelah kejadian itu. Kasus yang masih dalam proses penyelidikan dan kesemuanya masih di sembunyikan darinya. Bagai lelucon pikirnya, ketika sudah menjadi hak dan urusannya lah ini untuk ia ketahui. Tetapi atas posisi apa ia berani menuntut itu? Seberapa banyak ia memikirkan hal itu, untuk mengetahui perihal tentang ada yang menginginkan kematian atas dirinya.., setiap kali itu terjadi ia tak dapat berhenti melainkan merasakan merinding di sekujur tubuhnya. Meski masih menghantuinya gadis itu telah berusaha menerimanya seutuhnya. Ia tak akan lagi menanyakan alasan untuk sebuah pertanyaan terkait hal yang menimpanya ketika tidak akan terjawab. Gadis itu mengerti bahwa terkadang ada hal yang di dunia ini hanya terjadi, ya sekedar terjadi tanpa perlu alasan dan tak ada jawaban. Ia juga harus terus berhati-hati atas kata-katanya. Sedikit ia menyinggung masalah itu dan mengingatkan Sebastian, laki-laki itu akan kembali membara dan naik emosinya. Sesuatu gelap mengerikan diantaranya, Charlotte tak ingin memancing hal itu terjadi.

a Letter From Heaven - Sepucuk Surat Dari SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang