Part 35

264 10 3
                                    

"Jeena...
sepertinya Jieun sengaja meninggalkan kita berdua disini.. jika kau tidak nyaman, aku akan mengantarmu pulang.."

Rupanya setelah dari cafe, Jieun mengajak Jeena dan juga Jimin untuk pergi ke suatu tempat yang lebih tenang dan tidak terlalu banyak hiruk pikuk.

Mereka berdua kini berada di sebuah galeri seni di sisi kota dengan nuansa eropa klasik.

Berjalan pelan mereka sembari melihat lihat pameran lukisan dan juga patung patung buatan tangan yang maha elok.
Canggung itu sangat terasa diantara keduanya.

Kini mereka menepi di suatu sudut ruangan berjendela yang memperlihatkan suasana di luar sana.
Jauh berbeda dengan dahulu kala.
Itu pikiran keduanya.
Dan tentu saja kini mereka saling berhadapan tanpa sepatah kata.

"Jeena-ssi..
kau baik baik saja??"

Jeena hanya diam.
Memandang ke arah luar hanya karena berusaha menghindari tatapan Jimin yang ia rindukan.

"Aku tidak tau harus memulai darimana untuk bicara padamu..
Tapi ini semua benar benar diluar dugaanku.
Aku tidak menyangka akan bertemu denganmu lagi.. Dan jika kau tidak nyaman aku akan pergi.."

Jeena masih tidak berani menatap Jimin.
Ia begitu fokus untuk mengumpulkan nyali demi untuk sepatah kata sapaan.

Jimin memandang semu wanitanya itu.
Bukan, kini Jeeena bukan wanitanya lagi.
Ia hanya bisa memandang penuh rindu sekaligus kagum yang tak bisa di sangkal.
Wajah halus Jeena yang tetap memukau begitu mengundang untuk Jimin sentuh.

"Oppa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Oppa.. aku...."
Belum sempat meneruskan kalimat pertamanya, Jimin menarik Jeena masuk kedalam pelukannya.
Entah apa yang dipikirkan Jimin.
Tapi ia benar benar ingin memeluknya.
Tak peduli jika Jeena memberontak dan mencoba melepaskan eratnya itu.

Ternyata tidak, suara tangis Jeena membuncah di pelukan Jimin.
Membasahi pakaiannya hingga tembus menuju dada.
Ia menikmati rembesan air mata sang wanitanya.

"Aku tak tau apa yang kau lewati selama ini tanpaku..
maafkan aku..
Ini salahku karena sudah melibatkanmu terlalu jauh.
Tapi Jeena, Izinkan aku menjagamu kembali..
Kumohon.."
Jimin merasakan Jeena membalas pelukannya.
Jeena melingkarkan tangan di pinggang Jimin.
Pelukan yang begitu mereka rindukan selama ini.

Tanpa saling bertanya apa yang di alami selama tak bersapa dan sua.
Mereka hanya ingin bersama mulai detik ini.

Dari kejauhan ada senyum terbingkai di sudut bibir yang pernah merasa bersalah.

Jieun merasa sedikit lega karena keduanya telah bertemu kembali setelah selama ini saling menyiksa diri karena emosinya.
Ia tak bermaksud apa apa.
Ia hanya menghindari luka untuk keduanya.
Dan juga ia hanya melakukan yang seharusnya.

~~~

"Aku tidak menyangka kita akan melakukan double date seperti ini dan mengunjungi ibumu Jim.."

Ephemeral • PJM •ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang