"Jim, kau bilang Yeonmi mengalami kontraksi palsu semalam?"
Tanya Jieun siang itu ketika mereka berada di ruangan besar yang bersekat, dimana mereka bekerja setiap harinya."Iya.. kata dokter jika kehamilannya sudah menginjak 8 bulan seperti ini, akan rentan dengan kontraksi palsu. Jadi kami harus selalu waspada..."
Ya, ini sudah bulan ke delapan kehamilan Yeonmi.
Tidak terasa bagi yang lain, tapi bagi Jimin??
Iya melewati hari demi hari, minggu demi minggu, dan bulan demi bulan yang bisa di katakan mencekam bagi dirinya sendiri.Ia hampir sepuluh kali bahkan lebih, melihat hal yang sama dengan yang pertama kali lihat, bahkan makin kesini apa yang dilihatnya bertambah dramatis seolah sudah tersusun rapi.
Entah dari skenario milik siapa.
Jimin melihat hal yang membuat dirinya terus terusan menggunakan topeng terbaiknya di hadapan semua orang.
Terutama istrinya.
Ia sebisa mungkin menahan segala gejolak dan radang emosi yang sudah menumpuk.
Demi apa? Demi sang buah hati, dan demi istrinya pula..
Kini tempat ternyaman baginya memang hanya dengan istri dan calon buah hatinya yang sebentar lagi akan lahir ke dunia.
Tidak ada tempat lain baginya untuk mengadu.
Tidak ada..
Bahkan dirinya sendiri..~
"Jimin-ssi! Ayo kita karaoke bersama..
ini farewell Seokjin hyung!"
Hoseok menggantungkan lengannya di bahu Jimin yang sore itu sudah bersiap untuk pulang."Sudahlah, jangan kau paksa..
Dia khawatir pada Yeonmi yang sudah hamil besar.."
Jieun dan beberapa staff lain bersiap keluar bersama mereka sore itu untuk merayakan pesta perpisahan Seokjin yang akan melanjutkan pendidikannya di Jerman."Ayolah, Jim... ini hari terakhirku bekerja.
Hanya satu sampai dua jam saja, dan kau bisa pulang.. hargailah aku sebagai hyung-mu!"
Seokjin pun ikut membujuk Jimin dengan gaya khasnya yang eksentrik dan selalu bersemangat.Jimin sebenarnya memang ingin pergi dengan mereka.
Tapi ia begitu mengkhawatirkan istrinya.Selama ini, kehidupan Jimin hanya bekerja dan bekerja. Selebihnya ia menemani Yeonmi.
Bahkan ia mengambil kelas les dari Jieun untuk menambah pundi-pundinya.Tentu saja Yeonmi awalnya keberatan, karena Jimin harus pergi kerumah Jieun dua minggu sekali untuk menggantikan Jieun mengajar les.
Jieun memang membiarkan Jimin menggantikannya.
Selain ia harus pergi dengan beberapa urusan, ia pikir itu bisa membantu Jimin untuk mendapatkan penghasilam tambahan.Tapi Jimin memberikan pengertian baik pada Yeonmi, bahwa dia hanya bekerja saja.
Tidak lebih.Yeonmi memang sangat cemburu pada Jieun dari dulu.
Tapi ketika mereka bertemu, Yeonmi berusaha bersikap baik dan tidak memasang wajah esnya disana.
Setidaknya ia masih menurut pada wejangan Jimin untuk selalu baik pada siapapun termasuk Jieun."Hmm.. baiklah.. aku akan ikut.
Aku akan menghubungi Yeonmi dulu.."
Jimin pun melihat Seokjin, Hoseok dan staff lain bahkan bersorak karena Jimin akan ikut pesta karaoke untuk pertama kalinya setelah beberapa bulan."Jim, jangan memaksakan dirimu.
Bagaimana dengan Yeonmi?"
Tampakanya Jieun lebih khawatir, karena ia tau Jimin adalah sosok yang selalu memprioritaskan orang lain di bandingkan dirinya sendiri."Ah tidak apa Noona..
Lagipula kita akan karaoke di dekat apartemenku, akan mudah untukku agar biaa segera pulang jika terjadi apa apa pada Yeonmi..
Aku juga butuh sedikit hiburan, bukan?"
Jimin tersenyum dengan mata segarisnya yang membuat Jieun merasa gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ephemeral • PJM •ON GOING
RomanceBicara tentang rumah tangga?? Park Jimin ahlinya.. Dengan kesederhanaan yang ia dan istrinya miliki, Park Yeonmi. Membuat mereka saling melengkapi dan nyaris selalu merasa jatuh cinta setiap hari. Meskipun belum bisa merasakan kehadiran buah hati...