Part 24

83 6 0
                                    

Sore itu Jimin pulang dan melihat Yeonmi sedang memasak sambil menghindari gigitan kecil dari si kucing kesayangan yang kini sudah pandai bermain.

"Aku pulang..."
Suara Jimin yang begitu hangat membuat Yeonmi sedikit kaget karena kedatangannya yang lebih cepat dari biasanya.

"Jim ? Kau pulang lebih cepat ?? Bahkan aku belum selesai memasak.."
Yeonmi melihat sang suami mendatangi dan memeluknya dari belakang.

"Tidak apa, sayang..
aku akan mandi dan mempersiapkan berkas untuk pergi ke Canada. Lusa aku akan pergi Yomi-ya..."
Jimin masih betah menaruh dagunya di bahu Yeonmi.

Sontak perkataan Jimin membuat Yeonmi berhenti mengaduk sup rumput laut di atas kompor.
Ia membalikan tubuhnya dan sedikit menjauhkan Jimin agar bisa bertatapan wajah dengan Si Tuan yang akan ke Canada.

"Canada? Kenapa tiba tiba sekali ? Apa ada tugas dari sekolah?"
Yeonmi menatap wajah Jimin yang tampaknya sedikit lelah. Entah, antara lelah dan kurang tidur sama sekali tidak bisa di bedakan.

Jimin menjauhkan lingkar tangannya dari pinggan Yeonmi. Beralih meraih kedua tangan Yeonmi dan mengelusnya halus.

"Aku akan pergi bersama Jeena.
Dia membutuhkan penerjemah untuk acara Fashion shownya disana.
Karena dia akan di wawancara oleh media dunia. Dan besok aku langsung mengajukan cuti ke sekolah. Besok aku akan mengurus semuanya...
tidak apa apa kan??"
Perkataan dan pernyataan Jimin memang sangat halus, tidak ada perkataan kasar dan menuntut disana. Tapi nada bicaranya sangat mendominasi.
Seolah Yeonmi tidak punya pilihan lain selain mengiyakan semuanya.

"Kenapa sangat tiba tiba sekali? Apa kalian akan pergi berdua saja?"
Yeonmi mendorong sedikit tubuh Jimin agar menjauh. Ia ingin mematikan kompor dan menyiapkan makanan untuk mereka berdua.

Jimin pun menjauh dari Yeonmi, hendak melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan diri, Jikjn menghentikan langkahnya. Memilih untuk menjawab pertanyaan sang istri lebih dulu.

"Lusa aku pergi berdua saja dengan Jeena, karena timnya sudah berada di Canada..
aku akan mandi..."
Jimin menjawab dengan sedikit dingin dan langsung berlalu menuju kamar untuk menaruh semua barangnya. Lalu bergegas membasahi seluruh tubuhnya dengan aliran air yang ia harapkan akan melunturkan semua kemelutnya hari ini.

~~~

Makan malam hari ini sangat dingin.
Bukan makanannya, tapi suasananya.
Jimin memilih banyak diam dan fokus menyantap masakan istrinya.

Sedangkan sang juru masak pun memilih diam.
Jujur saja, ini pertama kalinya Jimin bersikap dingin seperti ini setelah jawabannya sebelum mandi tadi membuat Yeonmi agak terkejut dengan nada bicara Jimin yang tidak terlalu hangat.

Sepele memang, tapi itu hal besar bagi keduanya.
Karena biasanya kehangatan dalam berbicara saja sudah menjadi khas Jimin.

"Jim..."

"Hm? Ada apa ?"
Jimin tidak menatap Yeonmi, nada bicaranya masih tidak berubah. Ia sibuk dengan makanannya.
Entah sibuk atau sok sibuk.

"Hmmm... apakah aku boleh bekerja lagi?
Maaf menanyakanmu tentang hal ini lagi padamu, Jim.. aku tidak bermaksud.........."

"Iya, boleh.."

Jawaban Jimin memotong kalimat Yeonmi yang mengandung ketidakenakan di dalamnya.
Itu membuat Yeonmi sedikit kaget.
Karena perubahan sikap dan nada bicara Jimin yang berubah drastis.

"Benarkah? Apa kau baik baik saja??
Apa kau marah padaku Jim???"
Yeonmi memberanikan diri memegang dan membuat tangan Jimin tertahan ketika hendak mengambil lauk.

Ephemeral • PJM •ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang