Jimin dan Yeonmi menyatukan genggaman tangan mereka, ketika sang dokter kandungan sedang memeriksa bagian perut Yeonmi dengan alat pendeteksi.
Jimin harap harap cemas.
Tapi ia tidak menunnjukkan wajah berharapnya pada sang istri.Karena ia tau jika terlalu berharap hasilnya akan sama saja seperti yang sudah lalu.
"Jadi sudah berapa lama merasakan gejala mual dan pusing??"
Kata sang dokter wanita paruh baya itu memecah keheningan. Masih dengan alatnya yang berjalan kesana kemari di permukaan perut Yeonmi."Hmmm aku merasakannya dua tiga hari terakhir ini. Dan hari ini yang terburuk, hingga aku jatuh pingsan.. aku pikir aku hanya kelelahan dan terlambat makan saja..."
Yeonmi meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia hanya sakit biasa. Ia benar benar sudah terbiasa dengan jawaban 'negatif' dari dokter ataupun dari puluhan alat test kehamilan.Jimin hanya bisa diam dan fokus pada monitor yang memperlihatkan isi perut Yeonmi.
Ada doa terselip di kefokusan Jimin."Kau bilang tadi sudah terlambat datang bulan selama dua minggu.. apa benar begitu???"
Tanya dokter lagi pada Yeonmi yang menjawabnya dengan anggukan.Sang dokter berhenti di satu titik di bagian perut Yeonmi.
Wanita paruh baya dengan jas putih panjang itu menghela nafas panjang.
Sepertinya akan mengatakan sesuatu."Kalian tau ini apa ??"
Dokter menoleh pada pasangan suami istri yang saling tatap karena bingung.
Ia menunjuk satu titik hitam seukuran ujung kelingking di monitor itu."Tidak... kami tidak paham apa itu dok...
Bisakah kau menjelaskannya???"
Jimin makin penasaran dan tidak karuan.Ia sama sekali tidak paham dengan hal seperti ini.
Jimin hanya khawatir jika terjadi sesuatu yang buruk pada istri tercintanya.Dokter itu mengulas senyum di wajahnya.
Yeonmi gelisah, ia makin erat menggenggam tangan Jimin yang mulai basah karena keringat."Ini calon anak kalian...
usianya sudah hampir tiga minggu atau sekitar satu bulan. Mungkin kau lupa tepatnya kapan kau terakhir datang bulan.
Tapi perkiraan usianya memang sudah hampir satu bulan, terlihat dari ukurannya..
Selamat ya..."
Dokter itu mengakhiri pemeriksaan USG dengan seumringah, dan kembali ke kursinya untuk menuliskan beberapa resep vitamin bagi Yeonmi.Jimin dan Yeonmi benar benar tak bergerak sedikitpun. Dokter itu sengaja memberikan waktu kepada mereka berdua.
Mereka saling tatap, bahkan ada air mata mengalir di pelupuk mata Yeonmi dengan wajah pucat pasinya.
"Jimin.. aku hamil..."
Kata kata Yeonmi yang terbata itu membuat Jimin menunduk dan menaruh genggaman tangan mereka di wajahnya.Air mata Jimin benar benar tidak tertahan.
Ia tak peduli pada dokter di ruangan itu.
Isakannya bahkan membuat tubuhnya gemetar."Yomi-ya... kita berhasil...
Dua tahun dirasa cukup untuk kita menunggu hadiah ini dari Tuhan.."
Jimin mencium tangan Yeonmi berkali kali."Dua tahun? Wahhh.. kalian sungguh luar biasa..
Ini memang sudah waktunya...
Sekali lagi selamat atas kehamilan ini.."
Dokter kembali memberikan ucapan selamat dengan senyuman terbaiknya.Jimin membantu Yeonmi yang mengenakan jaket bulu tebal berwarna biru untuk duduk dan turun dari tempat tidur.
Kebahagiaan benar benar terpancar dari wajah kedua orang itu.
"Aku akan memberikan vitamin dan penguat janin. Juga ada obat untuk mengurangi rasa mual. Minumlah ketika terasa mual saja ya..
ini resepnya..
Semoga kau dan bayimu selalu sehat.
Ingat, jangan terlalu lelah di tiga bulan pertama kehamilanmu.
Jangan memakai riasan yang tidak perlu.
Dan juga biasakan untuk tidak memaksakan memakai sepatu atau sendal tinggi mulai dari sekarang.."
Dokter menjelaskan panjang lebar pada Jimin dan Yeonmi yang mendengarkan dengan seksama.~~
"Kau tidak usah bekerja lagi.
Biar aku saja yang bekerja.."
Jimin menaruh tad jinjing Yeonmi di nakas sebelah tempat tidur mereka sepulang dari dokter malam itu."Tapi.. bagaimana dengan kebutuhan kita nantinya??"
Yeonmi yang mulai khawatir dengan hal itu menunjukkan bahwa ia tidak ingin memberatkan Jimin.Jimin mendekati Yeonmi yang duduk di bibir tempat tidur itu. Mengaitkan rambut hitam Yeonmi ke telinga, seperti biasa.
"Sayang.. sedari dulu, sebelum kau bekerja, aku tetap bisa memenuhi semua kebutuhan kita.
Termasuk tabungan.
Sekarang aku hanya perlu bekerja lebih keras lagi.
Tidak usah khawatir, ini sudah menjadi kewajibanku.
Tugasmu hanya menjaga buah hati kita dan kaupun harus selalu sehat..
Kau mengerti??"
Jimin memang type pria yang lembut tapi mendominasi secara tidak langsung.
Dan itu di terima baik oleh Yeonm karena semuanya demi kebaikan sang buah hati.Yeonmi mengangguk pelan dan mengelus pipi Jimin.
"Yeobo... jangan terlalu memaksakan dirimu..
Cukup bekerja seperti biasa..
Aku tidak ingin kau terlalu memaksakan dirimu sampai kau kelelahan.
Anakmu juga butuh ayahnya yang selalu sehat.."
Ucapan Yeonmi membuat hati Jimin merasa sejuk sekaligus haru.Jimin memeluk dan mencium tengkuk Yeonmi dengan aroma khasnya.
Itu memang spot kesukaan Jimin."Jimin-ssi... aku ingin menanyakan sesuatu.."
Jimin melonggarkan pelukannya, sekarang ia memegang kedua tangan istrinya sambil tersenyum manis dengan matanya yang tampak segaris itu.
"Hm?? Tanyakan saja.."
Wajah gemas Jimin memang tidak bisa di elakkan oleh siapapun."Hmmmmm.. apa kau sudah memesan ayam pedas yang kuminta tadi ketika kita di perjalanan??"
Tanya Yeonmi sedikit mengangkat sebelah alisnya, seolah mengingatkan hal yang terlupakan oleh Jimin."Astaga! Maafkan aku... aku lupa..
Tunggulah sebentar.. aku akan memesannya sekarang..
Sabar yaa anak ayah.. ayah akan memesan ayam pedasnya sekarang.."
Jimin mengelus dan berbicara pada perut Yeonmi.
Membuat Yeonmi tertawa geli melihat tingkah Jimin yang tidak bisa menutupi kebahagiaannya itu.Melihat Jimin beranjak keluar kamar, Yeonmi menyadari bahwa sosok Jimin memang sudah pasti akan menjadi ayah yang baik.
Karena selama ini ia sudah menjadi suami yang nyaris sempurna.Tapi ada sedikit raut kesedihan di wajah Yeonmi.
Entah apa yang mengganggunya.
Tapi itu sangat jelas bahwa Yeonmi merasa sesuatu yang sangat mengganjal menaungi pikirannya.Aku tidak ingin membebankan dirimu, Jimin..
Kau sudah terlalu lelah bekerja dan mengurusku..
Setidaknya izinkan aku untuk melepaskan sedikit bebanmu..~bersambung~
KAMU SEDANG MEMBACA
Ephemeral • PJM •ON GOING
RomanceBicara tentang rumah tangga?? Park Jimin ahlinya.. Dengan kesederhanaan yang ia dan istrinya miliki, Park Yeonmi. Membuat mereka saling melengkapi dan nyaris selalu merasa jatuh cinta setiap hari. Meskipun belum bisa merasakan kehadiran buah hati...