Part 14

100 12 0
                                    

"Jangan bercanda, Jim.. ini tidak lucu!!"
Yeonmi mendorong tubuh Jimin yang tengah mendekapnya.

"Yomi-ya.. dengarkan aku dulu...
Aku memang menginap di Villa Jieun noona.
Tapi aku tidak bersamanya.
Aku bersama supir pribadinya, Min ahjussi.
Yang pernah mengantarkan kita dulu.
Aku bersumpah demi apapun.
Kau bisa menanyakan langsung pada Jieun.."
Jimin berusaha membujuk Yeonmi yang tersengal karena marah. Ketika ia mengetahui bahwa suaminya tidak menginap di tempat Hoseok.

"Tentu saja dia akan bilang kalian tidak bersama,
kalian pasti sudah merencanakannya.
Aku akan menghubungi Hoseok oppa.."
Yeonmi turun dari ranjang berukuran sedang itu dan meraih ponselnya yang berada di meja rias dekat dengan pintu kamar mandi mereka.

"Ya!! Kenapa kau berbohong padaku, oppa ??
Jimin bilang dia tidak menginap di tempatmu!
Katakan padaku!!
Apa Semalam Jimin bersama wanita itu ???"
Yeonmi murka dan memarahi Hoseok melalui telepon.

"Aniii.. Yeonmi.. maaf.. aku memang berbohong.
Tapi aku bersumpah Jimin tidak bersama dengan Jieun.
Aku akan mengirimkan bukti bahwa semalaman Jieun menginap di tempat Ryujin, kekasihku.."

Tak lama sambungan itu terputus, ponsel Yeonmi berbunyi. Pesan dari Hoseok yaitu berupa foto dengan waktu dan tanggal tertera disana sesuai dengan pengaturan ponselnya.

Ryujin sepertinya mengirimkan foto itu pada Hoseok.
Guna memberitahu sang kekasih bahwa Jieun menginap di tempatnya dan langsung tertidur karena sedikit mabuk setelah minum soju bersama di apartemen Ryujin.

Ada nafas lega terasa di dada Yeonmi.

Jimin memandang istrinya yang masih memunggungi dirinya dan berdiri depan meja rias.

Bahu itu sudah terlihat lebih tenang di bandingkan beberapa menit yang lalu.

Jimin terlalu lelah untuk bangkit dan menghampiri istrinya yang masih kaku berdiri meminta untuk di hampiri.

"Sayang..."
Suara pelan Jimin membuyarkan pikiran Yeonmi yang daritadi entah kemana.

Wanita dengan perut besar itu berbalik perlahan, ia takut Jimin akan marah karena memarahi Hoseok hyung. Tapi ia masih gengsi dengan perasaan marahnya.

Diliriknya sang suami yang masih duduk bersandar di tempat peraduan mereka setiap malam.

Jimin memberi isyarat dengan lambaian tangannya agar Yeonmi segera menghampirinya.
Perlahan Yeonmi berjalan menuju tempat tidur itu.
Duduk di dekat kaki Jimin yang memanjang ke batas akhir tempat tidur.

Tubuh yang kini sedikit gempal yang berperut besar itu di peluk Jimin dari samping.

"Kau percaya padaku kan??"
Jimin mengecup bahu Yeonmi yang begitu menggoda dengan aroma khasnya.

"Jangan membuatku khawatir lagi.
Kau tau aku sedang hamil besar, Jim..
Aku tidak tau kapan anak kita akan lahir.
Jadi ku harap kau jangan membuatku terlalu banyak pikiran.."
Yeonmi menggoyangkan kedua kakinya yang menggantung di samping tempat tidur.

Jimin meraih kaki Yeonmi yang  mulai membengkak,
di angkatnya perlahan ke atas tempat tidur.
Membuat Yeonmi menjadi bertumpu dengan kedua tangannya di belakang tubuh guna menahan beban berat yang dirasa di sekujur tubuhnya yang memberat.

Kakinya yang membentang ke arah Jimin di depan sana, membuatnya memasrahkan tubuhnya yang lelah.
Yeonmi tau kakinya akan di pijat oleh sang suami.
Itu yang Yeonmi rindukan jika malam tiba.

Jimin memulai pijatan lembutnya di sekitar pergelangan kaki.

"Begini lebih baik bukan??"
Jimin tidak menggubris perkataan Yeonmi sebelumnya. Ia hanya khawatir jika istrinya terlalu banyak pikiran dan membuatnya menjadi lelah.

Ephemeral • PJM •ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang