Part 21

95 9 3
                                    

"Hyung???" Jimin dan Yeonmi sontak melihat ke arah tirai yang terbuka.

"Hoseok oppa??"
Yeonmi memang heran, karena ia ingat sekali menghubungi Hoseok sebelum akhirnya di larikan kerumah sakit. Dan pria yang bersama Ryujin itu tidak mengatakan apapun tentang Jimin.

"Jimin sebenarnya bersamaku..
Mian Yeonmi-ya.. dia mabuk dan ku biarkan tidur di tempatku. Sedangkan aku menginap di apartemen Ryujin.."
Hoseok seolah tau apa yang harus ia lakukan di kala genting seperti ini.

Yeonmi melihat Jimin yang membulatkan matanya pada Hoseok.
"Ah.. hmm..
Maafkan aku... aku menyuruh Hoseok hyung untuk tidak memberitahu siapa siapa termasuk kau.
Maafkan aku Yomi-ya..."
Jimin tidak menatap Yeonmi langsung.
Dan sang istri jelas tahu ada yang mengganjal, tapi ia memilih untuk percaya pada Jimin yang tidak pernah berniat untuk menyakitinya.

"Jim, tolong panggilkan dokter.. perutku sakit..."

Jimin segera menekan tombol darurat yang berada di atas bangkar Yeonmi.

Tak lama ada dua perawat datang.

"Maaf Tuan.. silahkan menunggu diluar saja.
Karena dokter akan langsung memeriksa pasien dan juga bayinya..."
Perawat itu langsung fokus pada Yeonmi yang merasakan sakit luar biasa di perutnya.

Sebelum Jimin keluar, ia melihat darah mengalir di kaki Yeonmi yang membasahi bangkar berwarna putih itu.

Hoseok buru buru menarik Jimin dari sana.

Diluar masih ada Jieun dan Jeena yang tengah duduk bersama Junki.
Tak ada tatapan maupun sapaan pada Junki dari Jimin.

Ryujin baru saja tiba dan membawa minuman bagi semua yang ada disana.

"Bagaimana Jim??!"
Jieun berdiri dan mengajak Jimin yang terlihat kacau untuk duduk.

Pria kusut itu menggeleng lemas, menutup wajah dengan kedua tangannya. Lalu menunduk lunglai.

"Aku tidak tau Noona... aku hanya berharap Yeonmi dan bayi kami baik baik saja.."
Jimin mengangkat kepalanya ketika Hoseok menepuk pundaknya dan memberikan minum.

"Ku fikir dia pasti akan baik baik saja....
Yeonmi dan bayimu sangat kuat..."
Suara Junki akhirnya terdengar dan membuat semua yang ada disitu menoleh padanya.

Membuat kesan canggung diantara mereka, Junki pun pergi ke ujung lorong untuk mengangkat telepon.

Ketika Junki pergi, akhirnya Hoseok buka suara.

"Jim, aku sengaja mengatakan hal tadi pada Yeonmi.
Jieun Noona yang menyuruhku. Karena dia tau kau akan mengatakan yang sebenarnya pada Yeonmi bahwa kau menginap di villa Jieun Noona..
Bukan saatnya untuk jujur, Jim..
Simpanlah ketika kau memang harus mengatakannya.. aku tau kau tidak melakukan hal tidak tidak dan hanya menenangkan dirimu.."
Hoseok melihat Jimin dengan raut sedih, khawatir dan sebagainya.

Ia tak pernah melihat Jimin sesedih ini.
Dan ini semua sudah pasti menyangkut Yeonmi.

Tak lama kemudian dokter yang tadi memeriksa Yeonmi pun keluar dengan tergesa gesa.

"Suami Pasien Park Yeonmi???"
Suara dokter itu begitu menegangkan karena terlihat raut tidak baik dari wanita paruh baya yang memakai setelah putih itu.

"Saya dok!! Bagaimana istri saya???"
Jimin berdiri tepat di depan dokter itu.
Yang lain hanya berdiri di belakang Jimin turut mendengarkan penjelasan dokter dan berharap semua baik baik saja.

"Kami sudah berusaha semaksimal mungkin Tuan Park. Tapi sepertinya kami tidak bisa menolong bayi yang di kandung istri anda. Bayinya sudah terkena racun dari Preklamsia yang di derita istri anda.
Dan juga ketika kami akan mengoperasi untuk menyelematkan sang bayi, tekanan darah istri anda tidak kunjung turun. Dan membuat bayinya terlalu lama di perut dengan kondisi air ketuban sudah pecah....

Ephemeral • PJM •ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang