Part 6

141 20 0
                                    

Pagi ini tidak seperti pagi-pagi sebelumnya yang selalu sibuk dan saling menyibukkan diri.

Tentu saja karena hari ini hari libur, Jimin memilih untuk bangun sedikit siang karena ingin menghilangkan rasa ngantuk karena semalaman ia merasa gelisah dalam tidurnya.

Yeonmi yang sudah bangun pun membiarkan sang suami tertidur, dan memilih pergi ke swalayan terdekat dari apartemen ketika Jimin masih tertidur.

Jam sudah menunjukkan pukul sembilan.
Bahkan matahari pun sudah terlalu terik untuk sekedar menjemur diri di balkon apartemen.

Yeonmi masuk ke dalam kamar setelah tiba dari swalayan.

Melihat sang suami sedikit menggerakkan tubuhnya, Yeonmi menghampiri dan duduk tepat di sebelah tubuh Jimin.

"Yeobo.. bangunlah.. aku sudah membeli sarapan untuk kita.."
Yeonmi menepuk nepuk pipi Jimin yang empuk bak mochi itu.

Jimin tidak menjawabnya.
Ia hanya sedikit menarik tubuh Yeonmi agar ikut berbaring di pelukannya.

Yeonmi pun paham dengan maksud dan kebiasaan Jimin, jadi ia menjatuhkan perlahan tubuhnya ke dalam pelukan sang suami yang masih memejamkan matanya.

Mencium aroma tubuh masing masing di pagi hari memang yang terbaik bagi sebagian pasangan suami istri.

"Jim... ayo bangun.. aku takut jika rasa mualku akan datang lagi dan aku tidak bisa memakan apapun..."
Yeonmi mengelus pelan lengan Jimin yang melingkar di perutnya.

"Hmm.. Arraseo..
Yomi-ya......."

"Hm? Wae Jimin-ah??"

"Apakah aku berhak menanyakan tentang siapa Kang Joon yang mengirim pesan padamu??"
Jimin bertanya datar dan tak ada emosi apa apa dalam perkatanyaannya.

Seolah ia hanya benar menanyakan tentang haknya untuk mengetahui.
Ia tak ingin menyinggung istrinya, apalagi sampai menyakiti.

Yeonmi menyadari itu adalah pertanyaan Jimin yang baru saja terlontar setelah sekian lama ia tak pernah protes tentang apapun.

Yeonmi membalikkan tubuhnya dan menghadap Jimin.
Mengelus pipi sang suami dengan lembut dan memandang wajah suaminya yang tak pernah marah untuk hal apapun.

"Jim

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jim... dia dan istrinya adalah seniorku ketika aku bekerja kemarin. Mereka sangat baik padaku.
Mereka kehilanganku ketika mengetahui aku hamil dan harus berhenti bekerja.
Dan memang, aku akui. Joon oppa yang lebih kadang melalui pesan singkat daripada istrinya.
Tapi istrinya mengetahui bahwa Joon oppa mengirim pesan padaku.
Dan seringkali istrinya yang menyuruh.
Mereka menganggap aku adiknya.
Tidak lebih.. percaya padaku, Jim..."

Yeonmi menjelaskan panjang lebar pada Jimin yang hanya mendengarkan sambil mengedipkan matanya yang begitu berat karena masih mengantuk.

Cup

Ephemeral • PJM •ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang