"Jim, hentikan.. kau sudah terlalu banyak minum.."
Jieun berusaha menghentikan Jimin yang terus terusan minum alkohol di ruangan karaoke yang ramai itu.Jimin hampir tidak pernah minum sebanyak itu.
Ia memang sesekali minum alkohol.
Tapi itu ia lakukan hanya saat ia dirumah, atau ketika ada perayaan bersama temannya.
Itupun ia hanya meminum satu tegukan saja untuk menghargai si empunya acara."Noona.. aku tidak pernah melihat Jimin seperti ini. Sebenarnya dia kenapa??"
Hoseok dan Seokjin terheran heran melihat Jimin yang memang sudah mabuk itu.Jimin bahkan ikut berbaur dengan teman teman yang sedang bernyanyi dan berjingkrak layaknya remaja yang melepas penat setelah menjalani ujian.
"Jieun-ssi.. sepertinya kau harus segera mengatarkannya pulang.. ini tidak akan berakhir baik jika ia terus berlama lama disini.."
kata Seokjin memegang bahu Jieun yang sedari tadi merasa khawatir pada Jimin yang ia lihat begitu hancur.Apalagi Jieun sudah mendengar cerita garis besar tentang masalah Jimin dan Yeonmi.
"Jim, Ponselmu berdering. Ini Istrimu!"
Ryujin yang sedang berdekatan dengan Hoseok memberitahu Jimin yang masih saja berusaha berjingkrak walaupun tubuhnya sudah tidak bisa ia kendalikan."Aku sedang bersenang senang!"
Jimin berteriak pada dua sejoli yang sedang di mabuk asmara itu. Ryujin dan Hoseok.Mereka berdua bertatapan, lalu menatap Jieun yang bingung dengan tingkah Jimin.
"Biar aku yang menjawabnya.."
Jieun mengambil ponsel Jimin dan bergegas keluar ruangan karaoke yang sangat berisik itu."Yeoboseyo Yeonmi... ini Jieun.."
Jieun memberanikan diri mengangkat telepon dari Yeonmi."Eoh? Jieun Noona ? Mana Jimin?
Kenapa kau yang mengangkat telponnya?"
Suara Yeonmi tampak khawatir sekaligus curiga."Ah.. mian Yeonmi-ya.. kurasa Jimin sudah terlalu banyak minum. Jadi ia sedikit mabuk dan pergi ke toilet..
Dia akan segera pulang.
Hoseok akan mengantarkannya.
Sekali lagi maafkan aku sudah lancang mengangkat telpon darimu.."
Jieun begitu sopan mengatakannya karena ia merasa bersalah dan lancang.Yeonmi hening sejenak.
Terdengar tarikan nafas disana.".... tidak ada yang terjadi kan di antara kalian?
Maaf.."
Suara Jieun begitu lirih."Ah.. Aniyo.. jangan khawatir.
Disini bukan hanya aku dan Jimin saja.
Tapi semua staff guru ikut hadir..
Hoseok akan segera mengantarkannya pulang.."
Jieun sedikit berbohong tentang kehadiran semua staff guru.Padahal hanya sebagian saja yang hadir.
Tapi setidaknya ia jujur, bahwa bukan hanya ia dan Jimin saja yang berada disana.Tidak terdengar kata apapun lagi dari Yeonmi diseberang sana.
Tak lama, Yeonmi memutuskan sambungan telepon itu secara sepihak.Jieun tau benar apa yang Yeonmi rasakan.
Ia pasti khawatir pada Jimin.
Juga merasa cemburu karena Jieun mengangkat telpon darinya.Hmmm apakah kau masih punya rasa cemburu padaku setelah apa yang kau lakukan pada Jimin?
Batin Jieun.Iapun kembali masuk ke dalam ruangan karaoke. Betapa kagetnya Jieun ketika ia membuka pintu, Jimin ambruk ke arahnya.
"Noona... kenapa hatiku begitu sakit??"
Suara Jimin mulai tidak terdengar baik.
Ia sedikit membuka matanya memastikan yang menjadi penumpu tubuhnya adalah Jieun.Hoseok dan beberapa orang lainnya membantu Jimin dan Jieun agar bisa duduk di sofa panjang itu.
"Noona.. omongan Jimin sudah meracau.. sebaiknya kau cepat mengantarkannya pulang.."
Hoseok tampak cemas setelah mendengar ocehan Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ephemeral • PJM •ON GOING
RomanceBicara tentang rumah tangga?? Park Jimin ahlinya.. Dengan kesederhanaan yang ia dan istrinya miliki, Park Yeonmi. Membuat mereka saling melengkapi dan nyaris selalu merasa jatuh cinta setiap hari. Meskipun belum bisa merasakan kehadiran buah hati...