Part 31

109 8 0
                                    

"Apa ibu tidak merepotkan kalian jika tinggal disini??"
Siang itu Ibu baru saja tiba dari Busan membawa sebagian pakaiannya.
Ibu memutuskan untuk tinggal beberapa lama bersama Jimin di Seoul.

Dan mereka berjanji dalam satu bulan akan selalu mengunjungi Busan dan tinggal beberapa hari disana.

"Jangan sungkan, bu..
aku malah lebih tenang jika ibu disini.. kamar ibu agak kecil dan sempit, tapi sudah aku rapikan. Semoga bisa membuat ibu nyaman."

Jimin memang sudah merapikan satu kamar yang ia dan Yeonmi biasa gunakan untuk menaruh lipatan pakaian mereka.

"Biarkan Jimin yang menaruh barang ibu, aku sudah menyiapkan makanan..
Ayo kita makan bu.."
Ajak Yeonmi setelah di iyakan oleh Jimin untuk menaruh barang di kamar.

"Kau tidak makan nak?"
Tanya Ibu pada Jimin.

"Sudah bu.. aku akan kembali bekerja sekarang.."
Jimin memeluk Ibu hangat dan sedikit tersenyum pada Yeonmi sebelum ia meninggalkan apartemennya.

Akan menjadi sulit untuk berpisah dengan Yeonmi jika Ibu mengetahuinya.

~~~

Dering ponsel Jimin sedikit mengagetkannya ketika ia sedang mengajar kelas terakhir sore itu.
Membuat para muridnya sedikit terkejut juga dengan nada dering ponsel Jimin yang menggaungkan lagu Ephiphany milik Kim Seokjin BTS itu.

Jimin mematikan dering itu tanpa melihat siapa yang menghubunginya.
Dan segera melanjutkan kembali kegiatan mengajarnya yang hanya sisa lima belas menit saja.

Setelah jam mengajar selesai, sambil ia berjalan menuju ruang guru, ia melihat ponselnya.
Rupanya Jeena yang menghubungi.

Iapun segera mengirim pesan pada Jeena.
Jimin khawatir jika menelponnya, Jieun akan mendengarnya.
Seperti yang di ketahui, hubungan mereka bisa di katakan diam diam dari siapapun selain mereka berdua.

Aku tadi sedang mengajar.
Maaf tidak segera mengangkat teleponmu.
Ada apa Jee? Apa kau sudah makan?

Beberapa memit Jimin menunggu, tapi tidak ada balasan. Mungkin saja Jeena sedang sibuk.
Jimin berencana menghubunginya ketika ia pulang kerumah.

"Tidak ikut dengan kami Jim??
Sebentar saja.."
Jieun kembali menanyakan apakah Jimin akan ikut ke pesta pernikahan salah satu guru baru disana.

"Ayolah.. tidak akan lama..
Hargai dia sebagai guru baru disini.."
Hoseok ikut membujuk Jimin yang terlihat ragu.

"Hmm.. baiklah.."

Mereka pun bergegas pergi menuju salah satu gedung pernikahan di pusat kota.

Menggunakan mobil Jieun yang di kemudikan oleh Seokjin, kali ini suasana terasa lebih ramai dan ringan.
Banyak hal yang mereka bicarakan seputar pekerjaan dan juga hal lainnya.

Jimin banyak diam dan memilih pura pura tidur di kursi belakang bersama Hoseok dan Ryujin.
Ia tidak terlalu ingin terlibat pembicaraan apapun hari ini.
Isi kepalanya terlalu penat hanya untuk bersenda gurau.

~~~

"Jim... hey Jimin !"
Jieun menyadarkan lamunan Jimin yang sedari tadi memandang ke satu arah meja yang menghadirkan sosok pria yang sedang tertawa lepas tanpa beban.
Ya, itu Junki.

Ephemeral • PJM •ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang