Part 5

158 21 0
                                    

"Yya!!! Benarkah Yeonmi hamil???
Waahhh aku ikut bahagia, Jimin-ssi ....
Selamat yaa.."
Jieun yang pagi itu membawakan kopi untuk Jimin dan Heoseok terkejut bukan main, setelah 'calon ayah' itu berbagi kebahagiaan dengan beberapa staff di sekolah.

"Ya, Noona..
Semalam aku harus pulang cepat karena Yeonmi pingsan, dan kamipun memutuskan untuk segera ke dokter. hasilnya memang sungguh diluar dugaan.. ahh.. semoga saja Yeonmi dan anakku akan selalu sehat...
Maafkan aku hyung karena semalam tidak bisa hadir..."
Pandangan Jimin menerawang ke luar jendela besar di ruangan itu. Ia berdiri membelakangi Heoseok dan Jieun yang tengah duduk.

"Ah, tidak apa apa Jimin-ah ..
Aku yakin kau akan menjadi ayah yang baik,
bukan begitu, Jieun Noona  ??"
Heoseok mengangkat alisnya pada Jieun yang duduk tepat di belakang Jimin yang masih saja mempertahankan posisi berdirinya di dekat jendela.

"Tentu saja... kau harus banyak belajar dan membaca tentang kehamilan seorang istri. Karena yang ku dengar ketika seorang wanita sedang hamil, keinginannya sangat tidak bisa di prediksi.
Bahkan perasaannya pun lebih sensitif, bahkan melebihi sensitif ketika sedang datang bulan..."
Jieun menjelaskan yang ia tau dari beberapa temannya.

"Hmmm benarkah begitu?? Ahh baiklah..
Aku akan lebih giat untuk mencari tau tentang semuanya.. aku pasti akan memperlakukan Yeonmi dengan baik. Demi anak kami berdua.."
Jimin menyeruput kopinya, sebelum mereka bertiga harus mengajar dan menyebar ke kelas masing masing.

~~

"Ne?? Apa kau perlu sesuatu? Atau kau ingin makan selain samgyetang? Aku sedang dalam perjalanan pulang.." Jimin berbicara dengan Yeonmi melalui telepon.

"Mwo?? Benarkah?? Ahh sukurlah...
Ibu memang bilang padaku akan datang dari Busan dan menjagamu beberapa hari..
Baiklah.. tunggu aku ya.."
Jimin menutup sambungan teleponnya.

Lagi dan lagi ia bertemu dengan nenek tua yang mengganggunya dan Jieun saat itu.

"Sepertinya kau memang pria yang baik..
ku doakan kau selalu bahagia bersama keluargamu, nak.."
Sambil berlalu dan turun di pemberhentian, nenek itu bahkan berbicara tanpa menoleh sedikitpun pada Jimin.

Jimin pun terheran heran, tapi ia sempat untuk sedikit berdiri dan menyapa nenek itu dengan sopan.

Ada ada saja

~

Ketika Jimin tiba di apartemen, ia langsung menyapa ibu yang sedang membuat telur gulung kesukaan Yeonmi dan juga Jimin.

"Lihatlah istrimu.. dia menanyakanmu terus sedari tadi.."
Ibu menyuruh Jimin segera bergegas ke kamar.

Dilihatnya sang istri sedang memejamkan mata.
Jimin mendekat dan sedikit menyentuh lengan Yeonmi untuk memastikan wanita hamil muda ini tertidur atau hanya beristirahat saja.

Yeonmi terusik karena sentuhan khas Jimin yang mengenai lengannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Yeonmi terusik karena sentuhan khas Jimin yang mengenai lengannya.

"Hm? Jimin? Kemarilah.. aku rindu..."
Jimin ikut berbaring di samping Yeonmi yang masih mengeluh sedikit pusing.

Ephemeral • PJM •ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang