Part 16

112 11 0
                                    

Jimin mengajak Yeonmi untuk pergi ke pesta peresmian butik Jeena malam itu. Awalnya Yeonmi bersikeras tidak ingin pergi karena tidak terlalu nyaman dengan pesta malam seperti itu.
Dan juga ia merasa sungkan pada Jieun perihal kejadian Jimin menginap di villa'nya kemarin.

Yang Yeonmi tidak tau, bahwa Jeena lah yang menemani. Tapi Jimin pikir Jeena tidak akan membuat suasana gaduh hanya dengan membahas masalah kemarin.

Jimin sudah siap dengan setelan jas hitamnya.
Mengenakan dalaman kemeja putih tanpa dasi membuat Jimin lebih parlente dari biasanya.
Ia berdiri di ruang tamu menunggu Yeonmi bersiap siap.

Ya, Jeena memang memberitahunya bahwa peresmian ini adalah acara yang formal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ya, Jeena memang memberitahunya bahwa peresmian ini adalah acara yang formal.
Karena akan ada orangtua Jeena yang turut hadir. Suatu kelangkaan sekali, fikir Jimin.

"Yomi-ya... apakah kau sudah siap?"
Jimin berjalan menuju kamar mereka yang tidak tertutup rapat.
Perlahan Jimin membukanya, dan mendapati Yeonmi tengah duduk di depan meja rias.

Yang Jimin tidak inginkan ternyata terjadi.
Yeonmi mengenakan gaun merah yang di temukan Jimin di kotak itu.

Berusaha menahan rasa kalutnya, Jimin turut membantu Yeonmi merapikan rambut dan berdiri di belakangnya, seraya Yeonmi masih setia menatap diri di cermin itu.

"Kau sungguh cantik sayang.."
Jimin membelai halus bahu Yeonmi dan melihat wajah istrinya di pantulan cermin.

Walaupun dengan perut besar, tapi tidak membuat kecantikannya luntur.
Bahkan jika di lihat setengah badan keatas saja,
Yeonmi tidak tampak seperti sedang hamil.
Ya kecuali jika melihat jari jari tangan dan kakinya yang membesar.

"Jim.. istri Kang Joon oppa memberiku gaun ini..
Apa kau suka?? Aku tidak mempunyai gaun yang muat dengan perut besarku ini. Jadi aku memutuskan untuk memakainya.."
Tanya Yeonmi berhati hati sambil melihat pantulan suaminya di cermin yang masih menyisir halus surai hitamnya.

Jimin melihat Yeonmi di cermin, tersenyum manis. Lalu melanjutkan kembali kegiatan merapikan rambut indah itu.

"Apapun yang kau kenakan, kau selalu tampak cantik.. aku suka gaunnya.
Membuat kulit putihmu lebih indah.
Katakan padanya bahwa dia tidak salah memilih gaun untukmu.."
Jimin mengecup puncak kepala Yeonmi yang mulai merebakkan senyumnya.

Walaupun ada raut canggung sekaligus tegang di wajah wanita yang mengenakan anting dan kalung berwarna rose gold, tapi ia sedikit merasa lega karena Jimin tidak terlalu mempermasalahkan gaun merah yang tiba tiba ia kenakan.

Dan Jimin benar benar mencoba mengabaikan semuanya.
Yang ia lihat malam ini adalah istrinya begitu anggun dan menawan.

Dengan sentuhan kilau di gaun itu, juga bagian dada yang sedikit terbuka tapi tidak terkesan mengumbar. Membuatnya memang tampak luar biasa.

Yeonmi akhirnya berdiri dan membenarkan kerah kemeja Jimin.
Tak mau menyia nyiakan moment intim seperti ini, Jimin langsung melingkarkan tangannya di pinggang Yeonmi.
Perut besarnya membuat jarak diantara mereka.
Tapi tidak mengurangi keromantisan Jimin.

Ephemeral • PJM •ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang