-•-
Aku dan Kaira masih berjalan kaki menuju rumah kami, kami kalo main sampai lupa waktu, kadang kami bisa pulang lebih cepat atau malah pulang terlambat.
"Kai, kamu tidak apa-apa?"
Aku bertanya seperti itu, karena melihat wajah Kaira Berubah Menjadi cemas.
"Astaga kartik, bentar lagi kan, mama ku pulang" ujarnya panik dan cemas sambil menatap kearah ku.
"Kalo begitu ayo kita lari aja, mungkin akan lebih cepat sampai" usul ku. Aku mengajaknya seperti itu agar kami bisa cepat sampai rumah tepat waktu.
Kaira menganggukan kepalanya antusias, "Ayo siapa takut" balasnya semangat.
Aku menggelengkan kepalaku melihat tingkah Kaira, "Kai, aku tidak mengajak lomba ya" ucapku karena niat ku bukan untuk mengajaknya lomba maraton.
"Ayolah kar, kita taruhan jika aku yang sampai duluan kamu akan mentraktirku es krim" rayunya sambil tersenyum lebar kepadaku, mungkin maksudnya biar aku menuruti dirinya, tapi tidak segampang itu aku bisa luluh pada apa yang kaira ucapkan.
Aku menggeleng tidak menyetujui ucapannya.
Setelah aku menjawab Kaira mengubah eksepsinya menjadi merenggut ke arahku, "Ih kar, Kenapa sih" ucapnya kesal.
Aku tersenyum smrik padanya, aku sudah lebih dulu mengambil ancang-ancang ingin berlari, "Karena aku yakin, kalo aku yang akan menang" ucap ku setelah itu aku berlari kencang mendahuluinya.
"Kartik!!" Teriak Kaira memanggil namaku dan ia ikut menyusulku berlari.
"Kau curang kartik, aku tidak terima" ucapnya tidak terima, sambil menatap kearah ku tajam.
"Kita lihat saja, siapa yang akan menang" ujarku berada berapa langkah didepannya dan Menengoknya sekilas sambil tertawa puas melihat Kaira kesal.
"Aduh kartik, kaki ku sakit!!" teriak Kaira sambil mengadu kesakitan.
Seketika Aku berhenti saat mendengar teriakkan dari Kaira, dan berbalik badan melihat Kaira yang sedang membungkuk sambil memegang lutut kakinya dengan keringat bercucuran dipelipisnya. Tanpa basa-basi aku langsung menghampirinya dengan wajah cemas.
"Astaga Kaira, kau kenapa?" tanya ku dengan raut wajah panik.
Kaira menatapku dengan tatapan tidak bisa ditebak.
Kaira mulai menegakkan tubuhnya semula, dan berlari mendahuluiku.
Aku terperangah melihat Kaira, ternyata dia menipuku, harusnya aku dari awal tau kalo dia menipuku dengan alasan seperti itu, aku terlalu bodoh untuk hal seperti itu, jika kaira sudah merasa kesakitan membuatku tidak tahan untuk menolongnya."Hahaha, kartik kau tertipu" teriak nya sambil tertawa kencang karena berhasil mengelabuhiku.
Aku menggelengkan kepalaku lagi melihat tingkah Kaira,"Kaira, awas saja dirimu, kali ini aku tidak akan melepaskanmu" ancamku.
lalu aku menyusulnya berlari hingga aku bisa berada tepat dibelakangnya, langsung saja aku menarik tangannya, hingga kita berhenti, tubuh kami bertabrakan dan kehilangan keseimbangan hingga membuat kami jatuh, aku jatuh dibawahnya dan dia tepat berada diatasku, posisi kami saat itu sangat dekat, seperti adegan yang ada dalam film-film romantis.
Deg.
Tatapan mata kita terkunci seketika, aku terpesona melihat wajah cantiknya yang bergitu dekat dengan wajahku, kecantikannya bertambah saat aku melihatnya wajahnya begitu dekat dengan diriku, hingga aku bisa merasakan deru nafasnya, aneh rasanya, jantungku saja sudah berdetak begitu cepat Saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
KARTIK |Tentang kita| [End]
Teen Fiction--- Menyembunyikan perasaan itu kepadanya adalah salah satu cara untuk mempertahankan Persahabatan kami. -Kartik- --- Benar kata orang "jika laki-laki dan perempuan itu tidak bisa murni menjalin persahabatan tanpa melibatkan perasaan" Awalnya aku b...