Malam ini Kami para murid-murid berkumpul di pondok utama perkemahan.
Agenda malam ini kami akan menyusuri belantara Hutan dengan petunjuk denah yang masing-masing kelompok mendapatkan satu. Kami juga akan berjalan menurut petunjuk yang telah panitia berikan, petunjuk itu berupa bendera atau petunjuk arah yang benar kami hanya perlu mengikutinya.Kami semua telah mendapatkan kelompok masing-masing kelompok berisi delapan orang. ini kebetulan yang luar biasa, Aku, Kaira, Keano, Revina, berada dalam satu kelompok yang sama bersama empat teman kami yang lainnya.
"Wah kebetulan yang luar bisa, kita berempat berada dalam kelompok yang sama" ujar kaira, yang daritadi merasa senang karena ini pertama kalinya kami berempat berada dalam satu kelompok yang sama.
Kami bertiga yang melihat kaira begitu bahagia hanya bisa tersenyum saja. Jika kalian mengira kami bertiga tidak bahagia seperti kaira itu salah. Kami juga bahagia sama hal nya dengan kaira.
Kami berdelapan, berserta kelompok yang lainnya berkumpul di depan Pondok utama perkemahan ini.
Didepan kami semua ada pembimbing yang sedang menjelaskan tentang alur perjalan yang akan kami tempuh. Setelah penjelasan dari pembimbing selesai, satu persatu kelompok memulai masuk kedalam hutan, secara berganti-gantian. Kelompok kami mendapatkan giliran ketiga, Aku dan keano berjalan paling depan memimpin mereka semua, sedangkan kaira, revina,dan dua perempuan lainya berada ditengah,dan dibarisan belakang ada dua lagi teman laki-laki dalam kelompok kami. Kita membuat barisan seperti ini untuk menggantisipasi terjadi hal-hal yang tidak kami inginkan, kami para laki-laki tidak ingin mengambil resiko jika para perempuan ada dibarisan belakang. Kami juga sebisa mungkin melindungi para perempuan.
Kami saat ini berjalan dengan tenang di dalam hutan, disini hanya ada kami berdelapan saja, karena jarak kelompok kami dengan kelompok lain cukup jauh. Kami berjalan dengan tenang walapun dalam hatiku ada rasa gelisah, karena disini aku yang bertanggung jawab atas kelompok kami. Saat ini aku yang terpilih menjadi ketua kelompok kami.
Hawa dingin semakin terasa, membuat kami mengeratkan jaket.
"kartik apakah masih lama lagi?" Aku tau suara siapa itu tanpa harus menoleh kebelakang.
"Lumayan" Jawabku.
huff, kaira mengembuskan nafasnya.
"kenapa?" tanyaku. Namun kaira hanya menjawab "Tidak apa-apa".
"apa kau takut?" aku bertanya seperti ini untuk mencairkan suasan diantara kami saja, agar tidak terlalu canggung dan hening seperti ini. Karena sedari tadi kami berdelapan hanya fokus berjalan tanpa mengucapkan sepatah katapun.
"Tentu saja tidak" jawabnya dengan malas, aku tau kalo dia berbohong. Aku yakin saat ini kaira pasti sedang mengecerutkan bibirnya dengan lucu, aku yang membayangkannya saja membuatku tersenyum-senyum, apalagi melihatnya langsung mungkin akan membuatku gemas sendiri.
Aku tiba-tiba berhenti berjalan, membuat mereka juga ikutan berhenti serta menatapku dengan bingung bercampur dengan raut wajah cemas.
"Kar ada apa?" Tanya Revina dengan raut wajah bingungnya.
"Apa kita tersesat kar?" Kali ini kaira yang bertanya macam-macam. Seraya melihat sekelilingnya dengan takut.
"Ish Kai jangan bicara seperti itu" tegur salah satu anggota perempuan di kelompok kami, karena merasa tidak suka dengan perkataan kaira yang menurutnya berlebihan.
Kaira menatap perempuan itu, "ish aku tidak bermaksud, tapi aku takut saja jika kita benar-benar tersesat disini gara-gara mengikuti Kartik" katanya seolah-olah menyalahkanku.
Aku yang mendengar itu hanya diam seraya diam-diam tersenyum dalam hati, sekarang aku tau kalo sedaritadi kaira diam karena takut. Aku berhenti hanya ingin mengetahui ini dari kaira langsung, karena dari tadi kami masuk kedalam hutan ini, aku merasa kaira sudah gugup bercampur rasa takut, dia juga ragu jika aku yang memimpin untuk perjalan kehutan kali ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
KARTIK |Tentang kita| [End]
Jugendliteratur--- Menyembunyikan perasaan itu kepadanya adalah salah satu cara untuk mempertahankan Persahabatan kami. -Kartik- --- Benar kata orang "jika laki-laki dan perempuan itu tidak bisa murni menjalin persahabatan tanpa melibatkan perasaan" Awalnya aku b...