Masih dihari yang sama, hari di mana penuh Kejutan bagi kehidupan ku, hari yang menguak satu kebenaran tentang hubungan ku dan Kaira selama ini.
Aku masih memikirkan bagaimana keadaan Kaira, aku yakin jika dirinya saat ini kecewa dengan apa yang terjadi tadi.
Aku berusaha menghubunginya namun, sama hasilnya nihil, dia sama sekali tidak menjawab telepon atau pesan dariku, entah aku khawatir dengan keadaannya.
Aku tahu pasti Kaira sangat kecewa dengan apa yang terjadi, kami berdua sama-sama tahu, jika kami tidak bisa menentang perintah Kedua orangtua tua kami.
Aku sungguh tidak ingin memaksakan Kaira untuk menerima hubungan ini, aku hanya ingin kaira bisa menerima hubungan ini dengan tulus dari hati nya tanpa keterpaksaan dari siapa-siapa.
Aku duduk di tepi kasurku, dan daritadi hanya memandang layar ponsel ku.
Terhitung sudah cukup lama aku duduk dan hanya melamun saja.
Aku berdiri, dan berjalan menuju balkon, membuka pintu balkon dan memandang kearah balkon yang berada tetap di depan balkon kamarku. Balkon kamar kaira, kamar kaira masih terang, orang nya entah ada di dalam Sana sedang apa, aku begitu ingin mengetahuinya.
Aku berharap Kaira akan keluar Balkon, dan melihat ku berada disini, dengan melihat kaira saja, rasanya hati ku bisa tenang.
Aku samar-samar melihat kegiatan kaira di balik korden jendela nya itu, Gadis itu sepertinya ingin keluar rumahnya, karena aku melihat samar-samar gadis itu berpakaian rapi.
Tanpa berpikir panjang, aku langsung masuk kedalam kamar ku, mengambil Hoodie dan memakainya, lalu pergi keluar kamar, menuruni satu persatu tangga rumahku, dan aku pergi keluar rumah tanpa berpamitan pada siapapun.
Dan ya ternyata tebakan ku benar, Kaira ingin pergi keluar rumah, Gadis itu berjalan sendiri menyusuri jalan komplek perumahan kami, aku mengikuti dengan mengendap-endap dari belakang nya yang lumayan jauh, agar tidak ketahuan.
Aku sudah tahu kemana arah jalan ini, Arah jalan ini menuju taman, dimana aku dan kaira pertama kali memulai persahabatan kami, taman yang menjadi saksi persahabatan kami, dan suka serta duka kaira, Jika kaira ada masalah pasti dirinya akan pergi ke taman untuk menenangkan dirinya.
Aku masih mengikuti gadis berhoodie purple itu, Hingga dia masuk ke dalam taman itu, dan duduk di salah satu kuris yang terletak tepat di depan, danau kecil yang berada ditengah-tengah taman ini.
Aku mengamati dirinya, dari balik pohon yang menjadi tempat persembunyianku, kaira seperti nya Sangat kecewa dengan ini semua.
Aku mendengar suara isakan dalam kesunyian taman ini, suara itu berasal dari gadis itu, Kaira menangis, dan itu paling tidak bisa ku biarkan.
Apa segitu tidak maunya kaira hidup bersama dengan ku untuk selamanya?, Hingga membuat dirinya bersedih seperti ini.
Aku tanpa basa-basi lagi, Langsung menghampirinya yang sedang duduk sambil menangis di sana.
Aku berjongkok dihadapannya, Kaira terkejut melihat ku, dia langsung menghapus air mata, dan seperti biasa menampilkan senyum palsunya, seolah-olah bersikap biasa saja.
"Kartik" ucap kaira memanggil namaku, dirinya masih terkejut dengan kehadiran ku yang secara tiba-tiba di taman ini.
"Hmm" guman ku, aku duduk disebelahnya, kaira menatapku, namun aku mengalihkan tatapku ke arah danau didepanku.
"Kau kenapa ke sini?" Tanya nya, yang masih menatapku.
Aku hanya menaikan bahuku, lalu menatap nya, "sedangkan kau sendiri kenapa ke sini?" Bukannya menjawab aku malah berbalik tanya Padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KARTIK |Tentang kita| [End]
Teen Fiction--- Menyembunyikan perasaan itu kepadanya adalah salah satu cara untuk mempertahankan Persahabatan kami. -Kartik- --- Benar kata orang "jika laki-laki dan perempuan itu tidak bisa murni menjalin persahabatan tanpa melibatkan perasaan" Awalnya aku b...