Aku memasuki kamar ku, langsung menghempaskan tubuhku di atas kasur tanpa mengganti pakaian terlebih dahulu, Entah kenapa hari ini aku sangat lelah.
Aku mengembuskan napasku, Sambil menatap langit-langit kamarku, memikirkan sebenarnya apa yang terjadi diantara aku dan Kaira, Jika Kaira mencintai ku dirinya akan mengungkapkan perasaannya padaku, karena Kaira adalah tipe orang yang tidak bisa memendam perasaannya, apa selama ini Kaira tidak mencintaiku?, Apa aku hanya terlalu berharap padanya, Tapi aku juga yang salah, Karena tidak memiliki keberanian untuk mengungkapkan perasaanku, aku sungguh sangat tersiksa dengan ini semua, tapi aku tidak ingin mengambil resiko untuk merusak persahabatan kami.
Pengecut, satu kata untuk ku yang sama sekali tidak berani mengungkapkannya perasaan ini pada Kaira.
Aku merubah posisi ku menjadi duduk di atas ranjang ku, diam menatap sebuah album foto yang sengaja aku letakkan diatas meja belajarku.
Foto diriku dan Kaira, foto itu kami ambil saat liburan musim panas tahun lalu.
Kami selalu menghabiskan waktu bersama berdua dulu, apa selama itu dirinya sama sekali tidak memiliki perasaan untukku?.
Tok... Tok...
Suara pintu kamar ku di ketuk dua kali.
"Kartik, turunlah nak, dibawah ada Kaira dia menunggu mu" ucap ibunda ku dari balik pintu kamarku.
"Baik Bun" jawab ku.
"Cepat turun kasihan Kaira" uajd ibuku lagi.
"Iya Bun" balas ku.
Aku langsung bergegas berganti pakaian dan turun ke bawah dengan tergesa-gesa, sungguh tadi aku benar-benar lupa jika ada janji ingin menemani Kaira bertemu dengan Revina.
Aku menuruni satu persatu tangga, aku sudah melihat Kaira duduk di sofa ruang tamu berbincang-bincang dengan Fanya kakakku.
"Nah itu yang kau tunggu dari tadi" ucap Fanya sambil menunjuk diriku yang baru saja datang menghampiri mereka berdua yang sedang asik mengobrol.
Sontak Kaira menatap kearah yang di tunjuk oleh Fanya.
Kaira tersenyum padaku, aku membalas senyumannya dengan canggung.
"Maaf ya kai, aku lama" ucapku tidak enak padanya.
Kaira menggelengkan kepalanya, "tidak masalah kar, Karena kau lama aku bisa berbincang dengan kak Fanya, aku sungguh merindukan berbicara dengan kak Fanya" ucapnya.
"Wah ternyata kau merindukanku Kaira" ujar Fanya.
Kaira mengangguk menatap Fanya, "iya semenjak kakak, sibuk dengan pekerjaan baru Kakak, kita jarang berbicara"
Fanya mengangguk, "iya juga ya"
Fanya menatap Kaira, "Bisa dong kapan-kapan kalo ada waktu luang kita bisa berbincang lebih lama" ajak Fanya.
"Tentu saja kak" balas Kaira.
"Ekhm" aku berdemeng membuat dua perempuan yang sedang asik berbicara itu menatapku.
"Sudah ya kak, Kaira ingin pergi bersamaku" ucapku sambil menarik pelan tangan kaira hingga dia berdiri disamping ku.
"Ish!!, Menyebalkan kau ini kartik" renggut Fanya.
"baiklah silahkan kalian pergi, hati-hati ya" ujar Fanya pada kami.
Aku dan Kaira kompak menganggukan kepalanya kami, "iya kak" ucapku lalu berjalan pergi kearah pintu rumah ku bersama Kaira.
"Kaira kapan-kapan kita berbicara lagi ya, tapi jangan mengajak Kartik dia penganggu!!" Teriak Fanya.
Sontak aku dan Kaira memberhentikan langkah kami sebentar, aku menggeleng-gelengkan kepalaku, lalu menutup kedua telinga Kaira menggunakan tanganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
KARTIK |Tentang kita| [End]
Teen Fiction--- Menyembunyikan perasaan itu kepadanya adalah salah satu cara untuk mempertahankan Persahabatan kami. -Kartik- --- Benar kata orang "jika laki-laki dan perempuan itu tidak bisa murni menjalin persahabatan tanpa melibatkan perasaan" Awalnya aku b...