~ Masalah sebenarnya ~

53 36 16
                                    

Malam ini masih sama, aku masih gelisah memikirkan kaira, khawatir padanya, kaira tidak seperti biasanya jika mendapat masalah kaira akan menjadi gadis kuat untuk menghadapi masalah itu, namun hari ini aku melihat kaira yang begitu lemah untuk menghadapi masalah yang menimpanya.

Aku sangat dan begitu yakin jika masalah ini sangat besar dan berpengaruh padanya, hingga membuat kaira seperti ini.

Aku menatap kesal kearah ponselku, dari tadi aku menghubungi kaira, namun no kaira tidak bisa dihubungi, seperti nya ponsel kaira di matikan, kaira seperti sengaja ingin menghindar, agar tidak ada yang menanyakan tentang masalahnya.

Aku menelpon juga mengirimkan berapa pesan pada Revina, namun Sama aja, Revina juga sepertinya sedang mematikan ponselnya itu mungkin kaira yang menyuruhnya.

Aku menghempaskan tubuhku disandaran kursi, lalu menatap langit-langit kamarku dan menyilangkan tangan ku didada.

"Kau sebenarnya kenapa kai, sepertinya, kau ingin sekali menghindar dari masalah ini" ucapku.

Aku melirik jam dinding, malam ini menunjukkan pukul 19.00, mengambil jaket dan memakai sepatu berjalan keluar kamar lalu menuruni satu persatu tangga rumahku menuju lantai dasar.

"Kau ingin kemana malam-malam begini?" Tanya ayahku dengan nada tegas, membuatku menghentikan langkah.

Aku berbalik Badan menatap ayah, "hm pergi keluar sebentar yah, ingin ke rumah teman" jawabku.

"Ke rumah kaira?, tidak boleh malam-malam pemuda ke rumah gadis" ucap ayah, membuat ku menggelengkan kepalaku dengan cepat.

"Bukan kerumah kaira yah, aku ingin ke rumah Varo" balasku bohong pada ayah, hanya ini satu-satunya cara agar aku bisa ke rumah Revina dan bertemu dengan Kaira.

Ayahku mengangguk, "oh ya sudah, kau harus pulang jam sembilan tepat tidak boleh lebih" ujar tegas ayahku.

Aku mengangguk bersalaman dengan beliau lalu pergi keluar rumah.

Aku telah memasan ojek online terlebih dulu, setelah ojek itu datang aku langsung naik dan menyuruh ojek itu melaju ke tempat tujuan ku, yaitu Rumah Revina.

Aku berharap kaira belum tidur setelah aku sampai disana, sungguh aku khawatir jika kaira tidak bercerita tentang masalahnya padaku, aku tau, aku hanya sahabatnya namun aku bisa lebih dari itu, aku bahkan bisa menjadi kakak laki-lakinya.

Aku sudah sampai di depan rumah mewah bergaya modern milik Revina.

Aku menghembuskan nafasku sebelum melangkah menuju rumah itu dan menekan tombol bel.

Berkali-kali aku membunyikannya namun tidak ada orang yang membukakan pintu, aku mencoba lagi dan lagi, sampai seorang membukakan pintu untuk ku.

"Maaf ingin bertemu siapa?" Tanya seseorang yang baru saja membuka pintu rumah Revina.

"Aku ingin bertemu dengan Revina ada" jawabku.

"Nona Revina tadi sedang keluar bersama temannya" ujar Orang itu memberi tahu.

"Keluar kemana jika boleh tau?" Tanyaku.

"Tadi katanya mau ke taman" jawab orang itu.

Aku mengangguk, "baik, terima kasih, saya akan langsung pergi" ucapku.

"Iya" balas orang itu lalu masuk kedalam rumah.

Aku langsung pergi, berjalan mencari taman yang sedang kaira dan Revina kunjungi malam-malam begini.

Aku tau ini pasti kaira yang mengajak ke taman, kebiasaan kaira jika dia sedang berada dalam masalah pasti selalu pergi ke taman untuk menenangkan dirinya.

KARTIK |Tentang kita| [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang