-•-
Sore ini aku berada di restoran milik ayahku, aku sedang membersihkan restoran di bantu oleh berapa karyawan, pengunjung restoran, pukul lima sore memang biasanya sepi.
Jam segini aku sudah mulai mengantuk, aku sesekali menguap.
Samar-samar aku dengar, suara sepatu dan langkah kaki yang aku kenali datang dari arah belakangku. Aku tau dan aku yakin itu adalah Kaira dia datang dengan mengendap-endap dari belakangkuAku bisa menebaknya mungkin dia ingin Mengejutkan diriku.
"DOR!!"-ucapnya sedikit teriak sambil menepuk pundak ku.
Dan tebakanku benar, ternyata dia berniat mengejutkan diriku namun aku tidak terkejut karena aku sudah tahu bahwa itu Kaira.
Aku menengok kebelakang dan benar itu Kaira, dia merengut kesal aku menatapnya bingung.
"Kenapa mukamu begitu?"-Tanyaku bingung melihat mukanya yang masam.
"Yahh, kau ini kenapa tidak terkejut tadi sih, padahalkan tadi aku berusaha tidak ketahuan olehmu"-balasnya dengan dengan menenkuk mukanya menjadi cemberut.
Aku terkekeh kecil melihat tingkah kaira yang mengemaskan menurutku.
"Karena aku tau dan mengenali suara sepatu dan langkah kaki mu itu"-ucapku, Aku sudah mengenal Kaira sangat lama, bahkan aku mengenali suara sepatu dan langkah kakinya.
"Aku harus apa, biar gak ketahuan olehmu"-Tanyanya kepadaku sambil menatap wajahku dengan lesu.
Aku menaikkan bahuku acuh dan berkata "Entahlah, mungkin kau harus berusaha lagi"
Dia menatapku dengan mengentak-hentakan kakinya ke lantai keramik restoran sambil menunjukkan wajah cemberutnya.
"Ayolah Kai, sudahlah sini kita duduk tidak capek kah dirimu berdiri terus, daripada mukamu cemberut terus begitu, nanti tambah jelek bagimana."-Kataku, menggoda dirinya.
"Dih, aku tidak jelek ya"-elaknya dengan wajah masam.
Aku tertawa kecil melihatnya, aku tidak mau menunggu lama aku langsung meraih tangannya, dan mengandengnya menuju ketempat duduk, Lalu kami berdua memutuskan untuk duduk.
"Malam ini apakah, kau ada rencana"-tanyanya padaku.
"Kurasa malam ini, aku akan belajar untuk ujian kelulusan"-jawabku.
"Baiklah, kau tidak ingkar janji kan untuk mengajariku"-ucapnya, mungkin Kaira berniat mengingatkanku tentang mengajarinya.
"Tidak, kapan aku mengingakri janjiku padamu"-Balasku.
Aku tidak pernah membuatnya kecewa atau apapun yang membuat dirinya sedih aku berusaha sebisa mungkin menepati janji-janjiku padanya.
Dia menatapku dan berkata "aku percaya kepadamu kar"
Setelah itu tidak ada pembicaraan diantara kami, dia dan aku sibuk dengan pikiran kami masing-masing.
"Permisi"-ucap seorang pemuda.
Kami mendongak, melihat seorang pemuda berkulit putih, memakai Hoodie hitam, sedang berdiri didepan pintu masuk restoran.
Kaira mengernyitkan alisnya, lalu menunjukan wajah terkejutnya, saat melihat pemuda itu begitu pula dengan diriku yang tidak bisa menyembunyikan wajah terkejutku saat melihat pemuda itu.
Lalu kami berdua berpandangan sejenak lalu menatap pemuda itu dan kami berdiri menuju kearah pemuda yang baru masuk ke restoran ini.
"Keano, kenapa kau bisa kesini"-tanya Kaira ke Keano.
KAMU SEDANG MEMBACA
KARTIK |Tentang kita| [End]
Teen Fiction--- Menyembunyikan perasaan itu kepadanya adalah salah satu cara untuk mempertahankan Persahabatan kami. -Kartik- --- Benar kata orang "jika laki-laki dan perempuan itu tidak bisa murni menjalin persahabatan tanpa melibatkan perasaan" Awalnya aku b...