Pagi ini aku berangkat sekolah sendiri tanpa kaira, karena kaira menginap dan berangkat bersama Revina.
Aku berjalan di koridor sekolah sendiri, banyak siswa-siswi yang menyapaku, aku menjawabnya sapa mereka singkat dan tersenyum ramah.
Aku tersenyum kecil dalam hati Jika kaira melihat ku begini, pasti kaira akan ngambek dan cemburu lagi.
"Hai Kartik" sapa keano baru datang dan sedang berjalan di samping ku.
"Hai juga" balasku.
"Kaira tidak bersamamu?"
Aku menggeleng, "tidak semalam dia menginap di rumah Revina, dia akan berangkat bersama Revina nanti"
Keano mengangguk.
Kami berdua berjalan kearah kelas.
"Kaira!" Panggil kami berdua pada gadis yang ingin masuk kedalam kelas, begitu namanya di panggil gadis itu langsung berbalik mencari orang yang memanggilnya.
Gadis itu adalah kaira, dia sedang melambaikan tangannya kearah kami dengan senyuman yang terukir diwajahnya, aku dan keano segera menghampirinya.
"Hai kai" sapa kami berdua bersamaan dan jangan lupakan senyuman yang terukir diwajah aku dan keano untuk kaira.
"Hai juga kar, ke" balasnya sambil tersenyum.
Sekejam aku melihat kaira yang bisanya, bukan kaira yang dari kemarin murung terus.
"Ayo masuk" ajakku kepada mereka untuk masuk kedalam kelas.
Kami duduk di bangku masing-masing, dan pelajaran hari ini dimulai.
Kaira masih sama seperti biasanya, kaira berusaha sebisa mungkin untuk menjadi kaira yang bisanya, aku tau jika dia masih sedih dengan masalahnya kemarin namun dia berusaha untuk menutupinya.
Aku menengok kearahnya, dirinya sedang fokus menatap papan tulis didepan.
Aku menggenggam tangannya yang ada diatas meja, membuat fokus kaira teralihkan padaku.
Aku tersenyum ketika dia melihat kearahku, dia juga membalas senyuman ku dan mengangguk, dalam hatinya pasti berkata jika semuanya baik-baik saja, kaira pasti juga tau maksudku, jadi dia mengangguk.
Dan kami sama-sama menatap kearah papan tulis disitu ada guru sedang menjelaskan mapel pelajaran hari ini, dengan tangannya yang masih aku genggam.
Tangan kaira Begitu pas berada dalam genggaman tanganku, seperti ukuran tangan Kaira itu telah diciptakan untuk aku genggam selalu.
Pelajaran sekolah hari ini telah berakhir, kami bertiga berjalan keluar kelas dengan aku dan keano mendorong sepeda kami.
"Kau ingin langsung pulang ke rumah atau ke rumah Revina?" Tanyaku sambil menatap kaira yang berbeda di tengah-tengah aku dan keano.
Kaira menatapku, "ke rumah Revina untuk menggambil barang-barangku, disana"
"Oke, kami akan menemani mu sampai Revina datang ke sini" ujar keano.
"Tidak usah" tolak kaira sambil menggelengkan kepalanya.
"Tidak ada penolakan kaira" ucap kami berdua kompak Tidak ada bantahan.
Kaira menatap kami sambil mengembuskan napasnya pasrah.
Kami menemani kaira menunggu Revina sampai datang.
"Hai semua maaf lama, aku tadi ada tugas dari guru bentar" ujar Revina baru datang.
Kami menggelang, "Tidak apa-apa re" jawab Kaira.
KAMU SEDANG MEMBACA
KARTIK |Tentang kita| [End]
Fiksi Remaja--- Menyembunyikan perasaan itu kepadanya adalah salah satu cara untuk mempertahankan Persahabatan kami. -Kartik- --- Benar kata orang "jika laki-laki dan perempuan itu tidak bisa murni menjalin persahabatan tanpa melibatkan perasaan" Awalnya aku b...