Sinar mentari pagi menyapaku melalui celah-celah jendelaku, membuatku yang sedang asik tertidur harus terbangun.
Aku meregangkan otot-otot tubuhku diatas kasur, lalu menyingkirkan selimut yang membungkus tubuhku berdiri dan berjalan menuju kamar mandi.
Hari baru telah dimulai, aku berharap hari ini seperti hari kemarin bisa aku laluhi bersama kaira lagi.
Menghabiskan waktu bersama itu menyenangkan, membuat diriku bahagia.
Aku selesai bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah, memakai baju seragam dengan rapi dan benar, aku memang tidak seperti laki-laki kebanyakan diluar sana yang jika pergi ke sekolah tidak rapi, aku harus rapi seperti ini jika tidak kaira akan marah padaku.
Setelah itu aku pergi ke lantai bawah untuk sarapan bersama keluargaku.
"Pagi Bun" sapaku pada bunda ku yang sedang sibuk menyiapkan sarapan di meja makan.
"Pagi juga sayang" balas bundaku yang masih sibuk menyiapkan sarapan pagi untuk kami, aku turut membantunya menyiapkan sarapan.
"Kemana kak fanya Bun, biasanya pagi dia sudah ada disini" tanyaku sambil menata satu persatu piring di meja.
Bunda menatapku sekilas, "kakakmu ada perkejaan pagi ini"
Aku hanya menganggukkan kepalaku.
"Pagi yah" sapaku saat Melihat ayah berjalan kearah kami.
"Pagi kar" balas ayahku lalu duduk di kursinya.
Diikuti oleh aku dan bunda yang duduk di kursi masing-masing.
"Mana Riko?" Tanya ku menatap bunda.
"Itu dia" ucap bunda sambil menunjuk bocah yang sedang berjalan kearah meja makan menggunakan seragam sekolah Dasarnya.
"Pagi ayah bunda" sapa Riko lalu duduk di kursi sampingku.
"Pagi juga" balas ayah dan bunda kompak.
"Pagi kak" sapanya padaku.
"Pagi" jawabku singkat tanpa menatapnya, aku hanya sibuk menyantap makananku.
"Oh iya Kartik, setahu bunda sekolahmu setelah ujian kelulusan ada acara studythur, itu benar" tanya bunda padaku.
"Iya" jawabku sambil mengangguk menatapnya.
"Kau akan ikut?" Tanya bunda padaku.
Aku menatap bundaku, "jika bunda mengizinkan, aku akan ikut"
"Bunda izinkanlah" jawab bunda.
Aku mengangguk.
"Ujian ini kau harus belajar lebih giat, agar bisa masuk ke universitas terbaik" ujar ayahku.
"Iya yah" balas ku menatap ayah.
Aku meneguk segelas air putih hingga tandas, lalu berdiri bersalaman dengan ayah serta bundaku, berpamitan dengan mereka untuk berangkat sekolah.
"Kartik berangkat dulu ya" pamit ku pada mereka.
"Iya hati-hati" ujar bunda.
Aku mengangguk dan berjalan keluar rumah, menaiki sepedaku mengayuhnya hingga berhenti didepan rumah kaira.
Seperti bisa aku menunggunya, hanya dua menit aku menunggunya, kaira datang ke arahku sambil mengayuh sepeda.
"Hai Kartik" sapa nya.
"Hai juga" balasku.
Setelah itu kami sama-sama mengayuh sepeda menuju sekolah, tidak ada percakapan antara kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
KARTIK |Tentang kita| [End]
Teen Fiction--- Menyembunyikan perasaan itu kepadanya adalah salah satu cara untuk mempertahankan Persahabatan kami. -Kartik- --- Benar kata orang "jika laki-laki dan perempuan itu tidak bisa murni menjalin persahabatan tanpa melibatkan perasaan" Awalnya aku b...