8. Marah

1.4K 72 0
                                    

Happy Reading 💙🐯

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy Reading 💙🐯

PLAKKKKKKKKK

suara tamparan menggema diruangan tersebut, Nabilla hanya bisa memegang pipinya yang terasa panas dan ujung bibir yang mengeluarkan darah.

Nabilla tidak menangis, ia menahan rasa sakit yang amat luar biasa.

Tangan itu hanya bisa meremas baju demi menyalurkan rasa sakit,
Rara yang mendengar suara tamparan segera menghampiri mereka.

"ayah apa apaan sih?" ucap Rara - bunda Nabila, ia langsung menarik tangan Nabilla kedalam pelukannya.

Beginilah suaminya jika sedang marah, tak segan segan menyakiti bahkan bermain tangan.

"bunda gak usah ikut campur, ayah mau kasih pelajaran buat anak gak tau diri ini. Gak pulang semalaman dan gak ada kabar sama sekali" sarkas sang ayah, mengambil tangan Nabilla dan menyeretnya keruang kerja dan langsung mengunci pintu itu.

"A-ayah maafin B-billa" Nabilla terbatas bata menahan tangisnya.

"mau jadi jalang kamu, pulang pagi dan semalaman gak ada kabar" amarah ayah menggebu dan langsung  mengambil cambuk.

"j-jangan yahhh... N-Nabilla minta maaf" pinta Nabilla dengan mata yang memerah.

"ayahhhh..... Bunda mohon jangan sakitin Billa yahhh" teriak Rara dari luar dengan air mata.

Ctarss

Ctarss

Ctarss

suara cambukan dan teriakan seorang gadis terdengar sangat pilu dan menyakitkan, hukuman itu berlangsung selama 20 menit.

Ayah keluar dari ruangannya dengan mata yang merah menahan tangisnya, Nabilla terbujur kaku dengan bekas cambukan di tubuhnya.

Membuat kulit seputih susu berubah menjadi merah, Rara merengkuh tubuh Nabilla dengan derai air mata.

Ia segera membatu Nabilla menuju kamarnya.

Rara mengkompres luka luka Nabilla dengan sangat hati hati, putri kecilnya tak pernah sedikit pun menangis.

Nabilla melihat Rara menangis pun segera duduk dan tersenyum, tangannya terulur menghapus air mata sang bunda.

"bunda jelek banget kalo nangis, mana ingusnya keluar lagi" kekeh Nabilla.

"kamu tu ya bikin bunda Gemes aja, Gimana masih sakit luka ya?" tanya Rara.

"ini mah gak seberapa kok bun" Nabilla tersenyum palsu untuk mengelabui Rara.

Bunda hanya mengangguk sambil mengelus kepala Nabilla dengan lembut.


💙💙💙

"nona telah sampai dengan selamat tuan" lapor Doni.

"hm" sahut Reyhan.

"tapi tuan..." Doni menggantung ucapannya.

"tapi apa don ?" tanya Reyhan sambil melihat kearah luar jendela dengan tangan memegang segelas wine.

"saya mendengar kegaduhan dirumah nona"

"segera kamu selediki!?"

"Akan segera saya selediki tuan" pamit Doni meninggalkan ruangan Reyhan.

"gadis nakal" gumam Reyhan dengan senyum smirk membayangkan wajah manis dari Nabilla.

💙💙💙

Setelah kejadian satu hari yang lalu, membuat Nabilla enggan keluar kamar.

Ia hanya berdiam diri saja, tapi hari ini harus memaksakan diri untuk masuk kuliah di karenakan masih menjalankan hukuman dari Reyhan.

"sayang... Bunda mau cerita sesuatu boleh?" Rara berucap sedikit ragu.

"cerita aja bun" sahut Nabilla sambil bersiap akan berangkat kuliah

"kalo bunda bilang, kamu bukan anak bunda. Kamu percaya?" tanya Rara.

"hahahhahhaha.....percaya kok bun. Tapi boong" jawab Nabilla dengan tertawa keras.

"bunda serius Bill" ucap Rara penuh penekanan.

"bunda becandanya lucu banget, mana kameranya. Pasti bunda prank Nabilla kan? Iya kan?" Nabilla masih tertawa.

"kamu bukan anak bunda Billa, kamu anak angkat bunda" Rara menatap dengan keseriusan dan itu sangat terlihat dimata Nabilla.

"bunda udah dong becandanya, Billa pengen nangis nih" dengan air mata yang keluar.

Rara meraih Nabilla membawa sang putri Kedalam pelukan hangatnya.

"maafin bunda sayang, walau bukan bunda yang lahirin kamu. Tapi sumpah demi allah bunda sayang kamu seperti darah daging bunda sendiri" ucap Rara dengan tangisan.

"bunda..... Kok bilang gitu. Kalo Billa bukan anak bunda, masa iya Billa anak ayah. Kan ayah gak bisa lahirin anak bun, bisanyakan bikin doang" habis sudah drama sedihnya.

"kamu bunda temuin didekat kuburan nak, orang tua kandung kamu telah meninggal dunia" ungkap Rara.

"mereka meninggalkan kamu tepat di makan ibu dan ayah mu"

"kalo mereka gak menginginkan Nabilla, kenapa gak bunuh Nabilla aja. Kenapa harus bunda yang dapati Nabilla, Nabilla mau bunda yang jadi ibu kandung Nabilla" tangis Nabilla pecah dengan sesegukan.

"Nabilla tetap anak bunda sama ayah, bunda sama ayah sayang banget sama Billa" Rara mencium kedua pipi Nabilla.

Sang ayah yang mendengar percakapan itu pun merasa tersayat.

Putri yang ia besaran, sekarang tau identitas ya. Ia mengusap kedua matanya yang menangis.

Walau ia menyakiti Nabilla, jujur ia juga sangat menyayangi malaikat kecilnya itu, hanya saja ia tak bisa mengendalikan emosi jika sedang marah.

"bunda sama ayah jahat....tapi Nabilla gak bisa benci sama bunda dan ayah" dengan tangisan yang semakin kencang.




































Thaks udah baca yahhh gengs, maaf banget kalo Masih banyak kesalahan dalam penulisan gue, jujur gue bikin sambil ngehalu gpp kali ye

Jangan lupa LIKE 👍 , COMENT 💬, VOTE dan SARAN yahh. Makasih udah mampir dan mau baca cerita yang gw buat

Jangan lupa mampir dicerita terbaru aku juga ya...

I love you gaessss ❤️❤️❤️❤️❤️

REBILLA [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang