16. Penggoda

1.3K 52 2
                                    

Happy Reading 💙🐯

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy Reading 💙🐯



BRAKKKKKK

Suara pintu terbuka dengan kasar, disana berdiri seseorang pria dengan wajah merah padam dan tangan mengepal kuat.

Ya siapa lagi kalo bukan ayahnya sendiri yakni Arkan, ia menyeret kasar Nabilla dan mendorongnya hingga membentur meja.

Senyuman terbit diwajah Nabilla ketika darah mengalir dipelipisnya.

"apa yang kamu lakukan pada Stella " bentak Arkan.

Nabilla tak bergeming, ia diam seribu bahasa tak menjawab.

Kemudian berdiri menatap Arkan dengan datar.

"JAWABBBB...... Apa yang kamu lakukan pada Stella hingga terluka" bentak Arkan semakin menjadi jadi.

"tanyakan pada Stella, bukan Nabilla"

PLAKKKKK

Arkan mendaratkan tamparan di pipi Nabilla, sampai sudut bibirnya mengeluarkan darah.

"KURANG AJAR, DASAR JALANG!!!" teriak Arkan.

"sudah puas, atau masih ada lagi?" tanya Nabilla dengan wajah datar.

Arkan menarik Nabilla menuju dapur, ia mengambil air panas dan menyiram pada bahu Nabilla.

Hingga Nabilla meringis menahan panas, pedih, dan terbakar.

"sudah ku katakan jangan menyakiti Stella atau kamu merasakan akibatnya" Arkan mencengkram kedua pipi Nabilla dengan kuat.

"jangan berharap terlalu banyak, karena kamu istri ku tiada. Karena kehadiranmu juga Rara kehilangan anak dikandungannya, demi mengurus bocah sialan sepertimu" sarkas Arkan, sudah cukup hati Nabilla telah remuk.

Bukan karena siksaan tapi karena ucapan kasar yang Arkan lontarkan.

" Nabilla tau, Nabilla selalu salah dimata ayah. Tapi Nabilla selalu berusaha yang terbaik untuk ayah, apakah Nabilla salah menginginkan perhatian ayah " tutur Nabilla.

"awalnya aku menyayangi mu tapi ternyata kamu hanya pembawa kesialan didalam keluargaku"

"Nabilla gak pernah menuntut apapun sama ayah. Nabilla hanya meminta perhatian ayah apa sebegitu susahnya."

Arkan melepas cengkraman dengan kasar dan menginjak tubuh Nabilla. Setelah puas menyiksa Nabilla, Arkan meninggalkannya seorang diri didapur.

"tuhan aku tak pernah memohon lebih kepada mu, aku kuat dalam fisik namun hatiku amat lemah dan kelu terhadap cobaan mu" batin Nabilla.

Nabilla menahan sakit hatinya dan mengabaikan sakit pada tubuhnya. Dari kejauhan Stella tersenyum puas melihat Nabilla menderita.

"Itu pantas kamu terima" ucap Stella kemudian melenggang pergi menuju kamarnya.

REBILLA [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang