Chapter 16

22K 2.2K 233
                                    

Rencana awal Kanaya yang akan diantar oleh Mami menuju hotel tempat training mendadak batal, setelah Kaliandra menawarkan diri usai mendapat perintah dari Mami yang harus mengurus mobilnya. Setibanya Kanaya di hotel, ia menyempatkan diri untuk menaruh kopernya di dalam kamar terlebih dahulu. Setelah itu, Kanaya bergegas menuju meeting room yang ternyata sudah ramai dengan barisan orang mengantre.

BDPB: kamu udah sampai hotel?

Tidak lama kemudian, ada sebuah pesan masuk dari Bayu. Kanaya lantas segera mengambil gambar dari situasi di hadapannya, sebagai balasan pesan tersebut.

[Photo]
[Photo]
Belum lama sampai.
Lagi ambil keperluan training.

BDPB: Aku juga baru check in.

Kanaya mengerut bingung—Bayu juga memiliki acara lain—sempat mengira pria itu tengah bersantai lantaran bisa membalas pesannya begitu cepat.

Check in di mana?
Kamu juga lagi ada acara?

Kanaya tidak memikirkan apapun saat ini. Toh, Bayu yang menginap atau tinggal sejenak di hotel tidak ada sangkut pautnya dengan Kanaya, yang tengah mempersiapkan diri untuk pelatihan nanti.

Tidak ada lagi pesan masuk, Kanaya yang belum lama ikut mengantre mendadak tidak sabar untuk segera merebahkan diri di kamar. Namun tiba-tiba handphonenya bergetar—Bayu meneleponnya.

"Kanaya ...." Bayu memanggilnya.

"Iya, kenapa?"

"Aku baru masuk room-nya."

"Acaranya di mana?" tanya Kanaya penasaran.

"Di hotel tempat kamu training."

Kanaya tertawa tertahan, saat mengetahui Bayu benar-benar menyusulnya ke sini. Setengah hati dan pikirannya bahkan belum bisa percaya. "Kamu serius? Check in di sini juga?"

"Iya, Kanaya." Bayu terdengar menghela napas panjang seakan menahan gemas.

Kali ini, Kanaya meloloskan tawa sumbang. Entah apa yang dirinya tertawakan. Setelah sempat mengira Bayu tidak akan menghubungi sampai pelatihannya selesai—merelakan waktu mereka untuk bertemu—kenyataannya Bayu tidak menyerah dengan kekosongan begitu saja.

"Kenapa? Nggak percaya? Nanti ketemu di lobby, ya."

Bayu seakan bisa membaca pikiran Kanaya yang masih tidak percaya akan kehadirannya. "Udah dulu, ya. Sebentar lagi giliran aku."

"Nay—"

Kanaya langsung memutuskan panggilan telepon tersebut, tanpa berminat mendengarkan ucapan lanjutan dari Bayu. Bahkan ia sedikit berbohong, padahal masih ada tiga orang di depannya tengah antre. Bukan bermaksud menghindari Bayu, ia pasti akan menemuinya nanti. Namun, setelah memutuskan untuk menuruti keinginan Mami, perasaan sekaligus pikiran Kanaya menjadi tak sejalan. Ada rasa senang ketika Bayu sampai berusaha menyusulnya, tetapi rasa khawatirnya lebih menekan.

Nggak jadi di lobby. Aku tunggu di depan meeting room aja.

Bayu kembali mengirimkan pesan. Setelah membaca pesan tersebut, Kanaya memasukkan handphone ke dalam tas.

Setelah menunggu antrean tiga orang tadi, akhirnya Kanaya mendapatkan kartu identitas peserta training, beserta sebuah tote bag berisikan beberapa perlengkapan alat tulis hingga flashdisk. Setelah memastikan tidak ada yang terlewat ataupun tertinggal, Kanaya bergegas ke luar dari ruang pertemuan.

Benar saja, ketika Kanaya sudah melewati pintu ruangan, Bayu telah berdiri menunggunya. Ia tampak lebih muda dengan pakaian casual. Seakan tidak ingin membuang waktu, Bayu seketika tersenyum lebar, sebelum akhirnya melangkah menghampiri Kanaya.

Falling for You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang