Scene demi scene dari tayangan yang telah dipilih atas kesepakatan bersama, silih berganti dengan sia-sia. Film tersebut, hanya bertahan pada menit awal, menemani Kanaya dan Bayu sepulang dari kantor. Menurut mereka, tayangan itu menjadi tidak menarik dan membosankan. Akhirnya, Bayu dan Kanaya memutuskan untuk saling mengobrol.
Terlebih, beberapa waktu terakhir, Bayu hanya mengantar Kanaya pulang ke apartemen, itupun mengedrop sampai di lobby saja. Sejak mereka berdua memulai komitmen, Bayu tidak pernah lagi untuk sekedar singgah sejenak ataupun menginap. Seperti malam ini, jika Kanaya tidak terlebih dulu memaksa Bayu untuk mampir, Bayu tidak akan berani meminta hal tersebut.
Entah sudah berapa lama, obrolan Kanaya dan Bayu terhenti, kini Kanaya lebih tertarik berada di pangkuan Bayu. Keduanya saling dekap. Bibir mereka memagut dan mencecap satu sama lain. Meski tidak ada hasrat untuk melakukan lebih, tangan Bayu masih terjaga-hanya membelai di sepanjang tengkuk hingga mendekap pinggang Kanaya supaya lebih erat. Seakan membuang kesempatan untuk bisa menjelajah lebih jauh. Biasanya Bayu langsung menggenggam tanpa ragu, kemudian mengerat perlahan mengikuti bentuk tubuh Kanaya yang membusung-merupakan bagian favoritnya dari balik pakaian. Bayu yang secara tidak langsung mengingat hal itu, lantas menggeram frustrasi. Ia semakin menginvasi mulut Kanaya, membuat Kanaya meleguh kecil dalam membalas di setiap pagutan serta sesapannya.
Kanaya mulai meremang, makin berhasrat untuk lebih mendekat dan melekatkan diri pada tubuh Bayu. Berharap pula agar Bayu segera menuntaskan kegiatan ini, atau mengajaknya berpindah ke tempat yang lebih layak. Namun, pria itu masih saja betah berlama-lama menciumnya di atas sofa.
Keduanya semakin tenggelam dalam hasrat masing-masing tanpa bisa dihindari. Akan tetapi, belum juga ada yang menyudahi. Sementara Bayu tetap tidak ingin melakukan tindakan yang lebih jauh. Ia benar-benar menghormati Kanaya kali ini, mengingat pula belum lama hubungan mereka kembali membaik. Bayu hanya akan mengikuti keinginan Kanaya, tak ingin merusak suasana sedikitpun. Namun, tetap ada kebimbangan saat merasakan Kanaya yang sama larut terbawa suasana seperti dirinya, Bayu takut jika tidak dapat menahan gejolak. Semua usaha Kanaya yang baru saja dilakukan untuk meredam hasrat Bayu, akan sia-sia.
Ketika Kanaya baru saja membalas dan lebih membebaskan akses Bayu yang masih menginvasi, handphonenya tiba-tiba berdering.
Kanaya menggeram tertahan. Begitu enggan menghentikan, ia bahkan masih sempat melanjutkan sesapannya sesekali. Dering yang masih berlanjut, membuat Kanaya dengan berat hati melepaskan pagutannya. Segera memisahkan diri. Perlahan menahan Bayu yang semula masih menghimpitnya. Kanaya seketika terkesiap mengetahui Mami yang tengah menghubungi sekaligus mengajaknya untuk panggilan video.
"Mami!" seru Kanaya panik, seraya merapikan pakaian, lantas menjauh dari pangkuan Bayu. "Aduh, gimana, nih!" Tidak bisa menutupi kebingungan, karena tak mungkin dirinya menolak panggilan tersebut.
Berbeda dengan Bayu yang masih bisa mengontrol kegugupannya, segera merapikan rambut Kanaya. Lalu mengusap lembut bibir Kanaya yang tampak lembab karena ulahnya.
"Oh God!" Kanaya baru tersadar, jika bentuk bibirnya pasti aneh saat ini.
Bayu terkekeh lucu melihat kekasihnya yang teramat panik. "Tenang, Kanaya." Berpesan seraya menggapai handphone Kanaya yang tergeletak tidak jauh dari posisi mereka, kemudian memberikan kepada kekasihnya. Namun, panggilan video call dari Mami telah berlalu. Membuat keduanya bisa bernapas lega.
"Eh, kamu mau ngapain?" Kanaya bingung seraya menahan Bayu yang sudah bangkit berdiri.
"Mau pinjam toilet kamu, boleh?" balas Bayu sambil merapikan celananya. Menarik menutup zipper yang telah terbuka, kemudian kembali memasang leather belt-nya, membenahi bukti kelakuan Kanaya yang telah memberikannya hadiah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling for You
RomancePeringatan! Cerita ini mengandung unsur dewasa, Pembaca diharap bijak. "Makanya jangan kebanyakan ngobrol! Apalagi sampai nginap. Sarapan bareng juga nggak boleh. Semua bukan tanpa alasan, nanti takutnya jadi sayang." Kenyataannya, Kanaya mengabai...