Chapter 25

20.6K 2.4K 121
                                    

"Ada artikel Arkanu sama ceweknya ramai banget, nih." Karen terus menggulir layar PC-nya sejak tadi, sesekali bergumam membacakan setiap judul berita milik Aktor tersebut.

Kanaya tertawa melihat tingkah laku Karen. "Heh, kerja!" Berujar mengingatkan, mereka bahkan sekarang baru menunjukkan pukul sepuluh pagi. "Ketahuan Damar nanti lo kena omel."

"Kerjaan masih bisa diajak lembur," gerutu Karen berdecak kecil, tidak mengurangi keseruannya membaca berjudul-judul artikel Arkanu yang baru saja dirilis beberapa media. Pandangannya kembali fokus melihat foto-foto dari pasangan aktor dan aktris tersebut. "Pacarnya Arkanu cantik juga, ya."

Kanaya menoleh sejenak, juga melihat foto-foto tersebut. "Pacarnya masih jadi artis, 'kan?" Kali ini ikut menanggapi. "Tapi mukanya nggak ramah," ujarnya menilai.

"She is pretty, smart, and rich, ya, nggak masalah kalau sombong juga," timpal Karen setuju dengan penilaian Kanaya. "Kamu cantik, hidup kamu lima puluh persen lebih mudah. Apalagi juga kaya, pasti nggak pernah merasa susah."

"Banyak banget privilege yang dia punya." Kanaya menghela napas panjang. Setengah hatinya bahkan iri.

Tak heran jika artikel Arkanu dengan kekasihnya masih menggemparkan berbagai media. Meskipun Arkanu sendiri telah mengumumkan rehat dari dunia keartisan beberapa tahun lalu. Hal tersebut seakan bukan menjadi penghalang baginya untuk tetap bersinar.

"Lo kenal juga sama pacarnya Arkanu?" tanya Karen tiba-tiba.

Kanaya mendengkus geli sambil menggeleng samar. "Siapa gue bisa kenal sama Selina." Ia tertawa kering teringat perkenalannya dengan Arkanu terjadi secara tak sengaja tanpa rencana. "Even dari tempat belanja dia sama gue nggak bakalan ketemu, jauh—"

"Buktinya lo kenal sama Arkanu," sahut Karen masih tidak menyangka, lagi-lagi membahas hal yang sudah terlewat.

"Ketemu karena waktu itu jemput Bayu," bisik Kanaya mengulangi penjelasannya kepada Karen.

Karen mengatupkan bibirnya gemas. "Asli, ya! Kalau aja kemarin gue bisa teriak ...." Berdecak penuh kekaguman membayangkan kembali sosok Arkanu yang berdiri persis di hadapannya. "Gue bakalan teriak kencang, deh, di depan orangnya. Dia ganteng banget kalau dilihat langsung. Terus minta foto."

"Naksir lo?" Kanaya mengerling malas. Namun juga mengakui ketampanan seorang Arkanu.

"Iya, naksir walaupun mustahil," gerutu Karen seraya mengerucutkan bibir. "Duh, ya, gue kalau punya modal tampang cakepan dikit, mau deh kenalan sama Arkanu—" Karen menghentikan sejenak ucapannya. "Dia lumayan terkenal suka staycation gitu, sama beberapa Artis sampai Model, lho," lanjutnya bergosip.

"Ah, tahu dari mana?" Kanaya tidak lantas percaya. Berhubung sikap Arkanu kepadanya teramat sopan.

"Tahu dari insider." Karen tersenyum jumawa. Seakan pengetahuannya lebih unggul dibandingkan Kanaya. "Lumayan parah sebelum dia declare hubungan sama Selina, makanya waktu itu banyak yang nggak nyangka mereka jadian."

"Gue baru tahu lo ngikutin infotaiment," ujar Kanaya seraya mengerjakan lembar pekerjaannya.

"Jangankan info artis, info temen kayak lo aja gue ikutin! Tapi sekarang nggak tahu Arkanu masih begitu atau enggak, ya ...." Karen mengedikan bahu, lalu mengutip menggunakan jemari. "Lo lihat aja sendiri kelakuan temannya kayak gimana," sambungnya menyinyir, mendadak menyangkut-pautkan kepada Bayu.

Kanaya tertawa tertahan mendengar tuduhan Karen. "Tapi lo masih mau juga sama Arkanu," sahutnya kembali mengingatkan lantaran tabiat kedua pria itu beda tipis.

Karen mendesis gemas. "Sekarang nyari cowok lempeng itu susah banget, Nay. Lebih gampang cari yang mapan. Gue sih nggak masalah sama masa lalunya, selama dia bisa komitmen. Berhubung ini menyangkut investasi masa depan. Gue tetap enggak bakalan nolak, sih, kalau yang ngajak Arkanu. Repotnya nanti kalau udah mau serius harus—wajib banget—medical check up sebelum menikah."

Falling for You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang